Halaman
Ilmu Pengetahuan Sosial
193
Bab IV
PERUBAHAN MASYARAKAT INDONESIA
PADA MASA PENJAJAHAN DAN TUMBUHNYA
SEMANGAT KEBANGSAAN
PETA KONSEP
Kedatangan
Bangsa Barat
Semangat
Kebangsaan
Perubahan Masyarakat
Masa Penjajahan dan
Tumbuhnya Semangat
Kebangsaan
1.
Latar Belakang
2.
Proses Kedatangan
dan Reaksi Bangsa
Indonesia
1.
Monopoli
dan Adu
Domba
2.
Kerja Paksa
3.
Sewa T
anah
4.
T
anam Paksa
5.
Perlawanan
terhadap
Kolonilasme dan
Imperialisme
1.
Latar Belakang
2.
T
ekad Sumpah
Pemuda
3.
Per
gerakan nasional
Masa Pendudukan
Jepang
4.
Perubahan
Masyarakat Masa
Penjajahan
Kondisi Masyarakat
Masa Penjajahan
194 Kelas VIII SMP/MTs
Prawacana
Perhatikan gambar peta posisi Indonesia di antara negara-negara Asia dan
Australia di atas! Bandingkan luas Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
negara-negara tetangga. Indonesia adalah negara yang besar. Wilayah Indonesia
sangat luas, kekayaan melimpah, dan kaya akan berbagai budaya. Kondisi inilah
yang menjadi daya tarik bangsa-bangsa lain datang ke Indonesia. Hubungan dagang
dan interaksi budaya merupakan contoh hubungan Indonesia dengan bangsa-bangsa
asing. Hubungan dengan bangsa-bangsa asing tidak hanya berdampak positif,
tetapi juga negatif. Salah satu dampak negatif hubungan Indonesia dengan bangsa
asing adalah terjadinya penjajahan pada masa lalu. Penjajahan telah menyebabkan
perubahan dalam aspek geografi, sosial, budaya, dan politik.
Penjajahan menyebabkan penderitaan bangsa Indonesia. Rakyat di berbagai
daerah berusaha mengusir penjajah dari bumi pertiwi, tetapi seringkali gagal. Bangsa
Indonesia sadar bahwa perlawanan di berbagai daerah gagal mengusir penjajah karena
kurangnya persatuan dan kesatuan. Pada awal abad XX, bangsa Indonesia menemukan
strategi baru perjuangan kemerdekaan, yakni melalui organisasi pergerakan nasional.
Pergerakan nasional merupakan perjuangan mencapai kemerdekaan dengan
organisasi modern dan melalui berbagai cara. Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928 merupakan tonggak penting gerakan persatuan nasional. Semangat
persatuan dan tekad bangsa Indonesia untuk merdeka dikabulkan Tuhan Yang
Maha Esa. Pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaan.
http://static.vovworld.vn/w450/Uploaded/huongtra/2012_05_22/images%20(9).jpg
Gambar 4.1 Peta posisi Indonesia di antara negara-negara Asia dan Australia.
Ilmu Pengetahuan Sosial
195
Melacak perjuangan bangsa dalam menghadapi berbagai terpaan pada masa lalu
sangat penting karena menjadi cermin kehidupan sekarang dan yang akan datang.
Pada bagian ini, kalian akan mempelajari bagaimana perubahan masyarakat Indonesia
pada masa penjajahan dalam aspek geografi, ekonomi, sosial, dan politik. Bagaimana
proses perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia pada masa lalu? Uraian berikut ini
dapat membantu melacak perjuangan bangsa Indonesia mengusir penjajah.
Setelah mempelajari uraian pada bab ini, kalian diharapkan mampu:
1.
Menjelaskan
latar belakang, proses, dan reaksi bangsa Indonesia terhadap
kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia.
2.
Mendeskripsikan kondisi bangsa Indonesia akibat
monopoli dan adu domba
penjajah.
3.
Mendeskripsikan pengaruh kebijakan kerja paksa, sistem sewa tanah, dan
dan sistem
Tanam Paksa pada masa penjajahan.
4.
Menjelaskan
perjuangan rakyat Indonesia di berbagai daerah dalam
menentang kolonialisme dan imperialisme Barat.
5.
Menganalisis per
gerakan kebangsaan Indonesia dalam memperjuangkan
kemerdekaan.
6.
Mendeskripsikan perjuangan per
gerakan kebangsaan pada masa pendudukan
Jepang.
7.
Menjelaskan perubahan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan.
8.
Menyajikan
hasil analisis perubahan masyarakat Indonesia pada masa
penjajahan.
A.
Kedatangan Bangsa-Bangsa Barat ke Indonesia
Keunggulan lokasi berperan penting terhadap kegiatan ekonomi, transportasi,
dan komunikasi masyarakat Indonesia. Berbagai keunggulan yang dimiliki bangsa
Indonesia juga menjadi salah satu pendorong bangsa-bangsa asing untuk datang
ke Indonesia. Bukan hanya bangsa-bangsa Asia, tetapi bangsa-bangsa Eropa yang
letaknya ribuan kilometer dari Indonesia tertarik dan berdatangan ke Indonesia.
Kedatangan bangsa-bangsa asing ke Indonesia sempat merugikan bangsa Indonesia.
Keinginan mereka menguasai Indonesia pada masa kolonialisme dan imperialisme
Tujuan
196 Kelas VIII SMP/MTs
melahirkan dampak-dampak negatif bagi bangsa Indonesia. Uraian berikut akan
membahas dampak kedatangan bangsa-bangsa asing ke Indonesia terhadap
kolonialisme dan imperialisme di Indonesia.
Pada materi Kelas VII, kalian telah mempelajari perkembangan masyarakat
Indonesia pada masa praaksara, pengaruh Hindu Buddha, dan pengaruh Islam. Sebelum
kedatangan bangsa-bangsa Eropa, wilayah Indonesia telah berkembang maju sebagai
pusat ekonomi, sosial, dan politik bangsa-bangsa Asia. Hubungan politik kerajaan-
kerajaan telah terjalin sejak masa perkembangan kerajaan bercorak Hindu-Buddha
dan Islam. Hubungan sosial tercatat dengan banyaknya duta-duta asing di Indonesia
untuk urusan agama, pengetahuan, dan teknologi. Kegiatan ekonomi antarbangsa
juga telah terjalin begitu erat antara Indonesia dan bangsa-bangsa asing. Kerajaan-
kerajaan merdeka berkembang di berbagai penjuru Indonesia. Kondisi ini berubah
ketika bangsa-bangsa Eropa datang ke Indonesia. Untuk memahami perubahan
masyarakat Indonesia pada masa penjajahan, kalian terlebih dahulu perlu mengkaji
latar belakang dan proses kedatangan bangsa-bangsa Barat serta perkembangan
kolonialisme dan imperialisme di Indonesia.
1.
Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat
Mengapa bangsa-bangsa Barat tertarik dengan kekayaan Indonesia? Kekayaan
apa saja yang mendorong kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia? Untuk
memahami faktor-faktor pendorong bangsa Barat datang ke Indonesia, kerjakan
aktivitas kelompok berikut!
1.
Bentuklah kelompok dengan anggota 3–4 orang.
2.
Carilah
referensi tentang latar belakang kedatangan bangsa Barat ke
Indonesia menggunakan ensiklopedia, buku di perpustakan, atau internet.
3.
Dengan menggunakan
berbagai sumber, jawablah pertanyaan di bawah ini.
a.
Daya
tarik apa saja yang mendorong kedatangan bangsa-bangsa Barat
ke Indonesia?
b.
Faktor pendorong apa saja yang menyebabkan
bangsa-bangsa Barat
datang ke Indonesia?
4.
T
uliskan hasil diskusimu pada tabel berikut!
Aktivitas Kelompok
Ilmu Pengetahuan Sosial
197
No.
Daya Tarik Indonesia
Faktor Pendorong
1.
2.
3.
5.
Presentasikan hasil disku
simu di depan kelas!
6.
Catatlah h
asil kesimpulan dari diskusi tersebut!
Kalian telah mendiskusikan latar belakang kedatangan bangsa-bangsa Barat ke
Indonesia. Apa saja yang kalian temukan dalam diskusi itu? Beberapa daya tarik dan
faktor pendorong bangsa Barat ke Indonesia antara lain sebagai berikut.
a.
Daya
Tarik Indonesia bagi Bangsa-Bangsa Barat
Sumber: www.google.co.id/search?hl=en&site=imghp&tbm=isch&source=hp&biw=1366
Gambar 4.2 Cengkih, merica, kemiri, dan pala merupakan contoh hasil bumi Indonesia yang sangat
dibutuhkan bangsa-bangsa Barat.
198 Kelas VIII SMP/MTs
Perhatikan gambar rempah-rempah di atas! Apakah di sekitar tempat tinggalmu
terdapat tanaman tersebut? Apakah kalian pernah melihat barang-barang tersebut?
Berbagai komoditas perdagangan yang dihasilkan bangsa Indonesia itulah yang
menjadi incaran bangsa-bangsa Barat. Berbagai hasil bumi Indonesia tidak hanya
menjadi konsumsi bangsa-bangsa Asia, tetapi juga menjadi salah satu incaran bangsa-
bangsa Barat.
Mengapa bangsa-bangsa Barat sangat membutuhkan rempah-rempah? Indonesia
dan bangsa-bangsa di Eropa memiliki perbedaan kondisi alam. Lokasi memengaruhi
perbedaan iklim dan kondisi tanah di Indonesia dan Eropa. Hal ini mengakibatkan
hasil bumi yang diperoleh juga berbeda. Bangsa Indonesia harus senantiasa bersyukur
karena dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa hidup di daerah tropis yang subur.
Keberadaan musim hujan dan kemarau di Indonesia memungkinkan berbagai
tanaman mudah tumbuh dan berkembang di Indonesia. Tanaman kebutuhan sehari-
hari dapat ditanam di setiap waktu. Hal ini berbeda dengan bangsa-bangsa Eropa
yang memiliki empat musim, yakni musim panas, musim dingin, musim semi, dan
musim gugur.
Berdasarkan kenyataan di atas, kalian dapat menyimpulkan bahwa bangsa-
bangsa Barat membutuhkan rempah-rempah karena mereka sangat membutuhkan,
sementara persediaan di Eropa sangat terbatas. Rempah-rempah bagi bangsa-bangsa
Eropa dapat digunakan untuk mengawetkan makanan, bumbu masakan, dan obat-
obatan. Negara-negara tropis seperti Indonesia kaya akan rempah-rempah sehingga
bangsa-bangsa Barat berusaha memperolehnya.
b.
Motivasi 3G (
Gold
,
Gospel,
dan
Glory
)
Gold, Gospel, Glory
merupakan motivasi Bangsa-bangsa Barat melakukan
penjelajahan samudra. Terkenal dengan sebutan 3G karena memang semboyan
tersebut berawalan dengan huruf “G”, yakni
Gold
,
Glory
, dan
Gospel
. Apa yang
dimaksud dengan
Gold
,
Glory
, dan
Gospel
?
Gold
artinya emas, yang identik dengan kekayaan. Semboyan ini menggambarkan
bahwa tujuan bangsa Barat ke Indonesia adalah untuk mencari kekayaan. Itulah
yang membuat mereka melakukan ekspedisi dan penjelajahan.
Glory
bermakna
kejayaan bangsa.
Gospel
adalah keinginan bangsa Barat untuk menyebarluaskan atau
mengajarkan agama Nasrani khususnya agama Kristen ke bangsa-bangsa di Asia,
Afrika, dan Amerika Selatan.
Ilmu Pengetahuan Sosial
199
Wawasan
Terdapat dua bentuk imperialisme, yakni imperialisme kuno dan imperialisme
modern.
a.
Imperialism
e kuno (
ancient imperialism
) adalah imperialisme yang berkembang
pada masa sebelum Revolusi Industri dengan semboyan
Gold, Gospel
,
and
Glory
(Kekayaan, Penyebaran Agama, dan Kejayaan). Suatu negara merebut
negara lain untuk menyebarkan agama, mendapatkan kekayaan, dan menambah
kejayaannya. Negara pelopornya adalah Spanyol dan Portugal. Kedatangan
bangsa-bangsa Barat di Indonesia pada masa awal seperti Portugis, Spanyol,
dan Belanda, adalah bentuk imperialisme kuno. Fungsi tanah jajahan pada
masa tersebut adalah untuk dikeruk keuntungannya.
b.
Imperialism
e modern (
modern imperialism
) bertujuan memperoleh kemajuan
ekonomi. Timbul sesudah Revolusi Industri dalam rangka mencari bahan mentah
yang banyak dan pasar yang luas. Mereka mencari jajahan untuk dijadikan
sumber bahan mentah dan pasar bagi hasil-hasil industri, kemudian juga
sebagai tempat penanaman modal bagi kapital surplus. Adapun di Indonesia,
imperialisme modern berkembang setelah tahun 1870, pasca kebijakan Politik
Pintu Terbuka.
Politik Pintu Terbuka memberikan hak kepada kaum pribumi untuk memiliki
dan menyewakan tanah kepada pengusaha swasta. Pengusaha dapat menyewa
tanah dari Gubernemen dalam jangka waktu 75 tahun. Sejak tahun 1870, Indonesia
menjadi negeri bahan-bahan mentah untuk pabrik Eropa. Indonesia juga menjadi
negeri tempat menjual hasil produksi dan tempat penanaman modal asing.
Sejak saat itu, Indonesia dibuka untuk kepentingan modal asing. Politik ini
disebut Politik Pintu Terbuka. Banyak negara menanamkan modalnya, seperti
Belanda, Inggris, Amerika, Jepang, Belgia, dan masih banyak lagi. Dengan
demikian, imperialisme Indonesia telah bersifat internasional. Modal asing
terutama ditanamkan dan dikembangkan dalam sektor pertanian, karet, teh,
tembakau, kopi, dan pertambangan minyak bumi.
c.
Revolusi Industri
Revolusi industri merupakan salah satu pendorong imperialisme modern. Sudah
sangat lama bangsa-bangsa Eropa mengetahui Nusantara (Indonesia) sebagai
sumber rempah-rempah. Bahkan sebelum Masehi. Mengapa mereka tidak mencari
200 Kelas VIII SMP/MTs
sendiri ke Indonesia? Pada masa tersebut, mereka masih kesulitan terutama masalah
transportasi, kondisi politik, dan keamanan. Revolusi Industri yang terjadi sekitar
tahun 1750-1850 merupakan salah satu pendorong kedatangan bangsa-bangsa Barat
ke Indonesia. Apa yang dimaksud dengan Revolusi Industri?
Revolusi Industri adalah pergantian atau perubahan secara menyeluruh dalam
memproduksi barang dari sebelumnya menggunakan tenaga manusia dan hewan
menjadi tenaga mesin. Penggunaan mesin dalam industri menjadikan produksi lebih
efisien, ongkos produksi dapat ditekan, serta barang dapat diproduksi dalam jumlah
besar dan cepat. Berkembangnya revolusi industri menyebabkan bangsa-bangsa
Barat memerlukan bahan baku yang lebih banyak. Mereka juga memerlukan daerah
pemasaran untuk menjual hasil-hasil industrinya.
Salah satu pengaruh Revolusi Industri yang sangat terasa adalah dalam kegiatan
transportasi. Penemuan mesin uap yang dapat dijadikan mesin penggerak perahu
merupakan teknologi baru pada masa tersebut. Perahu dengan mesin uap merupakan
penemuan sangat penting yang mendorong penjelajahan bangsa-bangsa Barat.
Penggunaan mesin uap dapat memperpendek waktu perjalanan. Selain penemuan
mesin uap, Revolusi Industri didukung berbagai penemuan lain, seperti kompas,
mesin pemintal, dan sebagainya. Penemuan-penemuan tersebut memicu bangsa-
bangsa Barat untuk melakukan berbagai petualangan.
Sumber: http://www.writinganythink.com/2013/01/perkembangan-kapal-laut-masa-ke-masa.html,
https://nsaadah75.wordpress.com/2011/03/11/kapal-layar/
Gambar 4.3 Perahu mesin uap (a) dan perahu layar (b). Bagaimana perbedaan waktu tempuh kedua
perahu tersebut dalam menempuh perjalanan?
(a)
(b)
Ilmu Pengetahuan Sosial
201
RENUNGKAN
Kekayaan alam Indonesia berupa rempah-rempah menjadi salah satu
pendorong kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia. Mereka menjadi
kaya raya karena memperdagangkan hasil bumi Indonesia dengan harga
yang tinggi. Sampai saat ini, semua hasil bumi tersebut masih tumbuh
subur di Indonesia. Bangsa Indonesia harus selalu memperhatikan bidang
pertanian dan perkebunan sehingga tetap menjadi penghasil utama rempah-
rempah dunia.
2.
Kedatangan Bangsa-bangsa Barat ke Indonesia
Bagaimana proses kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia? Kegiatan apa
saja yang mereka lakukan dalam perjalanan tersebut?
Perhatikan peta rute kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia di atas! Belanda
adalah negara yang paling lama menjajah Indonesia. Selain Belanda, bangsa-bangsa
Barat yang datang ke Indonesia pada masa penjajahan adalah Portugis, Spanyol, dan
Inggris. Untuk mengetahui bagaimana perjalanan bangsa Barat datang ke Indonesia,
lakukan kegiatan berikut ini!
Sumber: Kemendikbud
Gambar 4.4 Ilustrasi rute kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia.
202 Kelas VIII SMP/MTs
1)
Bentuklah kelompok dengan anggota 4-5 orang.
2)
Carilah
sumber dari buku atau internet tentang kedatangan bangsa
Portugis, Spanyol, dan Belanda ke Indonesia.
3)
Diskusikan dalam
kelompokmu rute yang dilewati bangsa-bangsa Barat
tersebut ke Indonesia.
4)
Gambarlah poster peta dunia yang menunjukkan lokasi Indonesia dan
negara-negara Eropa.
5)
T
andailah pada peta tersebut rute kedatangan bangsa-bangsa Barat
tersebut ke Indonesia.
6)
Pada peta
tersebut, deskripsikan secara singkat kedatangan bangsa-bangsa
Barat ke Indonesia.
7)
Pajanglah hasil karyamu di pajangan dinding kelas.
8)
Lakukan kunjung karya kepada kelompok lain.
9)
T
uliskan kesimpulanmu secara individu pada buku catatanmu.
10)
Mintalah penjelasan guru pada materi yang kalian belum pahami.
Kalian
telah mencoba menemukan rute kedatangan bangsa-bangsa Barat ke
Indonesia. Berikut ini uraian yang akan membantumu memahami bangsa-bangsa
Barat datang ke Indonesia.
a.
Kedatangan Bangsa Portugis di Maluku
Perjalanan bangsa Portugis mencari sumber rempah-rempah diawali dari kota
Lisabon, Portugis. Pada tahun 1486, Bartolomeus Diaz melakukan pelayaran pertama
menyusuri pantai barat Afrika. Ia bermaksud melakukan pelayaran ke India, namun
gagal. Portugis mencapai Malaka pada tahun 1511 di bawah pimpinan Alfonso
d’Albuquerque. Ia berhasil menguasai Malaka dan Myanmar. Selanjutnya Portugis
menjalin hubungan dagang dengan Maluku. Pada tahun 1512, bangsa Portugis telah
berhasil sampai di Maluku di bawah pimpinan Antonio de Abreu dan Fransisco
Serao..
b.
Ekspedisi Bangsa Inggris
Persekutuan dagang milik Inggris diberi nama EIC (
East Indian Company
). Di
dalamnya bergabung para pengusaha Inggris. Walaupun Inggris tiba di Kepulauan
Nusantara, pengaruhnya tidak terlalu banyak seperti halnya Belanda. Hal ini
disebabkan EIC terdesak oleh Belanda, sehingga Inggris menyingkir ke India/Asia
Selatan dan Asia Timur.
Aktivitas Kelompok
Ilmu Pengetahuan Sosial
203
RENUNGKAN
c.
Kedatangan Bangsa Belanda di Jayakarta (Jakarta)
Jayakarta merupakan pelabuhan penting di Pulau Jawa yang kemudian menjadi
markas VOC. Bagaimana proses kedatangan Belanda di Indonesia? Seorang pelaut
Belanda Cornelis de Houtman memimpin ekspedisi ke Indonesia. Pada tahun 1595,
armada de Houtman mengarungi ujung selatan Afrika, selanjutnya terus menuju ke
arah timur melewati Samudra Hindia. Pada tahun 1596, armada de Houtman tiba di
Pelabuhan Banten melalui Selat Sunda.
Kedatangan Houtman di Indonesia kemudian disusul ekspedisi-ekspedisi lainnya.
Dengan banyaknya pedagang Belanda di Indonesia maka muncullah persaingan di
antara mereka sendiri. Untuk mencegah persaingan yang tidak sehat, pada tahun
1602 didirikan
Vereenigde Oost Indische Compagnie
(VOC/Perserikatan Maskapai
Hindia Timur) yang merupakan
merger
(penggabungan) dari beberapa perusahaan
dagang Belanda.
Gubernur Jenderal pertama VOC adalah Pieter Both. Ia mendirikan pusat
perdagangan VOC di Ambon, Maluku. Namun kemudian, pusat dagang dipindahkan
ke Jayakarta (Jakarta) karena VOC memandang bahwa Jawa lebih strategis sebagai
lalu-lintas perdagangan. Selain itu, Belanda ingin menyingkirkan saingan mereka,
yaitu Portugis di Malaka.
Pangeran Jayawikarta (penguasa bagian wilayah Banten) memberi izin kepada
VOC untuk mendirikan kantor dagang di Jayakarta. Selain memberikan izin kepada
VOC, Pangeran Jayawikarta juga memberikan izin pendirian kantor dagang kepada
EIC (Inggris). Kebijakan ini membuat Belanda merasa tidak menyukai Pangeran
Jayakarta.
Gubernur Jendral VOC Jan Pieterszoon Coen membujuk penguasa Kerajaan
Banten untuk memecat Pangeran Jayawikarta, sekaligus memohon agar izin kantor
dagang Inggris EIC dicabut. Pada tanggal 31 Mei 1619, keinginan VOC dikabulkan
raja Banten. Momentum inilah yang kemudian menjadi mata rantai kekuasaan VOC
dan Belanda pada masa berikutnya. VOC menikmati keleluasaan dan kelonggaran
yang diberikan penguasa Banten. Jayakarta oleh VOC diubah namanya menjadi
Batavia. VOC mendirikan benteng sebagai tempat pertahanan, pusat kantor dagang,
dan pemerintahan. Pengaruh ekonomi VOC semakin kuat dengan dimilikinya hak
monopoli perdagangan. Masa inilah yang menjadi sandaran perluasan kekuasaan
Belanda pada perjalanan sejarah selanjutnya.
Pelayaran dari Eropa ke Indonesia merupakan perjalanan yang berat.
Bangsa-bangsa Barat berani melakukan perjalanan karena semangat mereka
untuk mencapai kejayaan dan kekayaan. Kalau mereka bisa, pasti bangsa
Indonesia juga bisa. Karena itu, kalian harus selalu memiliki cita-cita yang
tinggi dan semangat baja untuk mencapai keberhasilan.
204 Kelas VIII SMP/MTs
B.
Kondisi Masyarakat Indonesia pada
Masa Penjajahan
Apa saja yang dialami bangsa Indonesia pada masa penjajahan? Perkembangan
kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia menyebabkan perubahan masyarakat
Indonesia dalam berbagai bidang. Pemerintah kolonial menerapkan kebijakan yang
merugikan bangsa Indonesia. Akibatnya, bangsa Indonesia melakukan perlawanan
untuk mengusir penjajah. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan pemerintah
kolonial terhadap bangsa Indonesia, mari telusuri kajian di bawah ini!
1.
Pengaruh Monopoli dalam Perdagangan
Kalian perhatikan gambar perkebunan cengkeh di atas! Apakah masyarakat di
sekitar tempat tinggalmu menanam tanaman tersebut? Tanaman di atas merupakan
salah satu produk yang dimonopoli bangsa Barat saat menjajah Indonesia. Untuk
memahami bagaimana akibat dari pelaksanaan monopoli, kerjakan aktivitas
kelompok berikut ini.
Sumber: http://disbun.jabarprov.go.id/index.php/info_harga
Gambar 4.5 Perkebunan cengkih berkembang di berbagai wilayah di Indonesia.
Ilmu Pengetahuan Sosial
205
1.
Bentuklah
kelompok dengan anggota 4-5 orang.
2.
Perhatikan
teks berikut ini.
Cengkih merupakan salah satu hasil utama masyarakat Maluku.
Hasil perkebunan tersebut merupakan tanaman ekspor yang sangat
dibutuhkan masyarakat Eropa. Perusahaan dagang Belanda VOC
berusaha menguasai perdagangan tersebut. Rakyat hanya diperbolehkan
menjual hasil perkebunan tersebut kepada VOC. Para pedagang lain
tidak diperbolehkan membeli hasil perkebunan dari rakyat tersebut.
VOC telah melakukan penguasaan perdagangan di Maluku, atau disebut
praktik monopoli.
3.
Berdasarkan teks tersebu
t, diskusikan:
•
Siapa yang paling berkuasa menentukan har
ga beli kepada petani?
•
Siapa yang paling menentukan har
ga jual kepada pedagang lain?
•
Bagaimana
nasib pedagang lain yang sama-sama ingin berdagang
komoditas tersebut?
4.
Catatlah
simpulan hasil diskusi kelompokmu dan tuliskan kesimpulan
akhir pada buku catatanmu. Tanyakan kepada guru hal-hal yang kalian
anggap belum jelas.
Setelah kalian mengerjakan aktivitas kelompok di atas, bagaimana penilaianmu
terhadap praktik monopoli? Monopoli perdagangan seperti kasus di atas jelas
merugikan rakyat. Kalian dapat membayangkan bagaimana perasaan para petani
yang ingin menjual hasil pertanian secara bebas, tetapi dipaksa hanya menjual kepada
VOC? Tentu daya tawar mereka sangat rendah.
Pada awal kedatangannya, bangsa-bangsa Barat diterima dengan baik oleh rakyat
Indonesia. Hubungan perdagangan tersebut kemudian berubah menjadi hubungan
penguasaan atau penjajahan. VOC terus berusaha memperoleh kekuasaan yang lebih
dari sekedar jual beli. Itulah yang memicu kekecewaan, kebencian, dan perlawanan
fisik.
Aktivitas Kelompok
206 Kelas VIII SMP/MTs
Tahukah kalian keistimewaan VOC? VOC dipimpin oleh seorang Gubernur
Jenderal yang menjalankan tugas pemerintahan di daerah-daerah jajahan.
Selain itu, VOC mempunyai hak oktroi/istimewa yang isinya sebagai berikut.
1.
Hak mencetak uang.
2.
Hak memiliki angkatan perang.
3.
Hak memerintah daerah yang diduduki.
4.
Hak melakukan perjanjian dengan raja-raja.
5.
Hak memonopoli perdagangan rempah-rempah.
Pada
awalnya, VOC meminta keistimewaan hak-hak dagang. Akan tetapi, dalam
perkembangannya menjadi penguasaan pasar (monopoli). VOC menekan para raja
untuk memberikan kebijakan perdagangan hanya dengan VOC. Akhirnya, VOC
bukan hanya menguasai daerah perdagangan, tetapi juga menguasai politik atau
pemerintahan.
Kalian tentu sering mendengar istilah
monopoli
. Apakah yang disebut monopoli?
Monopoli adalah penguasaan pasar yang dilakukan oleh satu atau sedikit perusahaan.
Bagaimanakah dampak monopoli? Bagi pelaku perusahaan, monopoli sangat
menguntungkan karena mereka dapat menentukan harga beli dan harga jual.
Sebagai contoh, pada saat melakukan monopoli rempah-rempah di Indonesia,VOC
membuat perjanjian dengan kerajaan-kerajaan di Indonesia. Isinya, setiap kerajaan
hanya mengizinkan rakyat menjual hasil bumi kepada VOC. Karena produsen
sudah dikuasai VOC, maka pada saat rempah-rempah dijual, harganya sangat turun.
Sebaliknya, VOC menjualnya kembali ke Eropa dengan harga yang sangat tinggi.
Tentu kalian bertanya, mengapa kerajaan-kerajaan di Indonesia membiarkan VOC
memonopoli perdagangan? Semua itu terjadi karena keterpaksaan. Belanda memaksa
kerajaan-kerajaan di Indonesia untuk menandatangani kontrak monopoli dengan
berbagai cara. Salah satu caranya adalah politik adu domba atau dikenal
devide et
impera
. Siapa yang diadu domba? Adu domba yang dilakukan Belanda dapat terjadi
terhadap kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain, atau antarpejabat kerajaan.
Apa tujuan Belanda melakukan adu domba?
Wawasan
Ilmu Pengetahuan Sosial
207
RENUNGKAN
Belanda berharap akan terjadi permusuhan antarbangsa Indonesia, sehingga
terjadi perang antarkerajaan. Belanda juga terlibat dalam konflik internal yang terjadi
di kerajaan. Pada saat terjadi perang antarkerajaan, Belanda mendukung salah satu
kerajaan yang berperang. Demikian halnya saat terjadi konflik di dalam kerajaan,
Belanda akan mendukung salah satu pihak. Setelah pihak yang didukung Belanda
menang, Belanda akan meminta balas jasa.
Monopoli adalah salah satu bentuk perdagangan yang dapat
merugikan orang lain. Apabila kalian menjadi pedagang, jadilah
pedagang yang adil, tidak mementingkan keuntungan sendiri. Lakukan
perdagangan dengan penuh toleransi, bersaing secara sehat, dan saling
mengasihi. Monopoli dapat dilakukan dalam hal-hal tertentu oleh
negara. Contohnya, produksi semen dan minyak bumi dimonopoli oleh
pemerintah demi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
Seusai perang, Belanda biasanya meminta imbalan berupa monopoli perdagangan
atau penguasaan atas beberapa lahan atau daerah. Akibat monopoli, rakyat Indonesia
sangat menderita. Mengapa demikian? Dengan adanya monopoli, rakyat tidak
memiliki kebebasan menjual hasil bumi mereka. Mereka terpaksa menjual hasil
bumi hanya kepada VOC. VOC dengan kekuasaannya membeli hasil bumi rakyat
Indonesia dengan harga yang sangat rendah. Padahal apabila rakyat menjual kepada
pedagang lain, harganya bisa jauh lebih tinggi.
Untuk meluaskan kekuasaan, VOC mempersiapkan penguasaan dengan cara
perang (militer). Beberapa gubernur jenderal, seperti Antonio van Diemon (1635-
1645, Johan Maatsuyeker (1653-1678), Rijklof van Goens (1678-1681), Cornellis
Janzoon Speelman (1681-1684), merupakan tokoh-tokoh peletak dasar politik
ekspansi VOC.
VOC mengalami kebangkrutan pada akhir abad XVIII. Korupsi dan manajemen
perusahaan yang kurang baik menjadi penyebab utama kebangkrutan VOC. Akhirnya,
tanggal 13 Desember 1799, VOC dibubarkan. Mulai tanggal 1 Januari 1800, Indonesia
menjadi jajahan Pemerintah Belanda, atau sering disebut masa Pemerintahan Hindia
Belanda. Mulai periode inilah Belanda secara resmi menjalankan pemerintahan
kolonial dalam arti yang sebenarnya.
208 Kelas VIII SMP/MTs
2.
Pengaruh Kebijakan Kerja Paksa
Kalian perhatikan gambar suasana kerja paksa pada masa pemerintah Hindia
Belanda di Indonesia. Apa yang mereka kerjakan? Mengapa Belanda memaksa
mereka bekerja? Bagaimana perasaanmu melihat gambar tersebut?
Pernahkah kalian mendengar istilah kerja rodi atau kerja paksa? Bagaimana
rasanya apabila bekerja karena terpaksa? Tentu saja bekerja karena terpaksa hasilnya
tidak sebaik pekerjaan yang dilakukan dengan sukarela. Melakukan pekerjaan
karena dipaksa juga akan membuat seseorang menderita. Hal itulah yang dialami
bangsa Indonesia pada masa penjajahan dahulu. Pemerintah Belanda menginginkan
keuntungan sebanyak-banyaknya dari bumi Indonesia sehingga menerapkan
kebijakan kerja paksa.
Mendengar istilah kerja paksa tentu kalian sudah dapat menebak bahwa rakyat
Indonesia bekerja tanpa fasilitas yang memadai. Mereka tidak memperoleh
penghasilan yang layak, tidak diperhatikan asupan makanannya, dan melakukan
pekerjaan di luar batas-batas kemanusiaan. Bagaimana kerja paksa yang terjadi pada
masa pemerintah Hindia Belanda? Kalian akan telusuri melalui kajian berikut ini!
Sumber: http://nasional.news.viva.co.id/news/read/644175-mengungkap-belasan-ribu-korban-pembangu-
nan-jalan-daendels
Gambar 4.6 Suasana kerja paksa masa penjajahan Belanda.
Ilmu Pengetahuan Sosial
209
Perhatikan gambar peta jalur Anyer Panarukan di atas! Tahukah kalian berapa
panjang jalur Anyer Panarukan? Jalur tersebut memanjang lebih dari 1.000 kilometer
dari Cilegon (Banten), Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, Pati, Surabaya,
Probolinggo, hingga Panarukan (Jawa Timur). Saat ini, jalur tersebut merupakan
salah satu jalur transportasi utama bagi masyarakat di Pulau Jawa. Anyer-Panarukan
dibangun 200 tahun yang lalu oleh pemerintah Gubernur Jenderal Daendels yang
merupakan bagian dari Repulik Bataaf (Prancis). Mengapa jalan tersebut harus
dibangun? Bagaimana pengaruhnya bagi bangsa Indonesia?
Gubernur Jenderal Daendels, yang memerintah tahun 1808-1811, melakukan
berbagai kebijakan seperti pembangunan militer, jalan raya, perbaikan pemerintahan,
dan perbaikan ekonomi. Salah satu kebijakan yang terkenal dan buktinya dapat
disaksikan hingga masa sekarang adalah pembangunan jalan Anyer-Panarukan
(Jalan Raya Pos). Jalan Raya Pos (Anyer-Panarukan) sangat penting bagi pemerintah
kolonial. Jalan tersebut dibangun dengan tujuan utama untuk kepentingan militer
pemerintah kolonial. Dalam perkembangannya, jalan tersebut menjadi sarana
transportasi pemerintahan dan mengangkut berbagai hasil bumi. Hingga sekarang,
manfaat jalan tersebut masih dapat dirasakan. Di balik besarnya proyek tersebut,
perlu dipertanyakan bagaimana proses pembangunan jalan yang melewati gunung
yang terjal dan medan yang sulit pada masa lalu? Siapakah yang menjalankan
pembangunan?
Pembangunan jalan tersebut merupakan kebijakan pemerintah Republik Bataaf
di bawah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Mereka memandang penting
pembangunan jalur Anyer-Panarukan. Selain untuk kepentingan pertahanan dan
militer, jalur tersebut merupakan penghubung kota-kota penting di Pulau Jawa yang
Sumber: http://bbvetwates.ditjennak.pertanian.go.id/content/buletin/road_map_pembebasan_brucellosis_di_pulau_jawa_tahun_2020
Gambar 4.7 Peta jalur Anyer-Panarukan..
210 Kelas VIII SMP/MTs
merupakan penghasil berbagai tanaman ekspor. Dengan dibangunnya jalan tersebut,
proses distribusi barang dan jasa untuk kepentingan kolonial semakin cepat dan
efisien.
Pembangunan jalur Anyer-Panarukan sebagian besar dilakukan oleh tenaga
manusia. Puluhan ribu penduduk dikerahkan untuk membangun jalan tersebut. Rakyat
Indonesia dipaksa Belanda untuk membangun jalan. Mereka tidak digaji dan tidak
menerima makanan yang layak. Akibatnya, ribuan penduduk meninggal baik karena
kelaparan maupun penyakit yang diderita. Pengerahan penduduk untuk mengerjakan
berbagai proyek Belanda inilah yang disebut kerja rodi atau kerja paksa.
Kerja paksa pada masa pemerintah Belanda banyak ditemukan di berbagai
tempat. Banyak penduduk yang dipaksa menjadi budak dan dipekerjakan di berbagai
perusahaan tambang ataupun perkebunan. Kekejaman Belanda ini masih dapat kalian
buktikan dalam berbagai kisah yang ditulis dalam buku-buku sejarah dan novel.
Untuk lebih memperdalam pemahaman mengenai kegiatan kerja paksa pada masa
penjajahan Belanda, kerjakan aktivitas kelompok berikut ini!
Belanda melakukan kerja paksa di berbagai daerah. Untuk mengetahui
bentuk kerja paksa di daerah lain, kalian dapat melakukan kegiatan berikut
ini.
1.
Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang.
2.
Carilah buku, majalah,
atau internet yang menceritakan kegiatan kerja
paksa pada masa Belanda.
3.
T
uliskan hasil diskusimu dalam tabel berikut ini.
4.
Presentasik
an hasilnya di depan kelas.
No
Nama Proyek
Tempat
Bentuk Kerja Paksa
1
2
3
5.
Setelah
kegiatan presentasi selesai, buatlah catatan kesimpulan materi yang
kalian pelajari.
Aktivitas Kelompok
Ilmu Pengetahuan Sosial
211
Setelah mengerjakan aktivitas kelompok di atas, tentu kalian menemukan dan
merasakan bagaimana penderitaan masyarakat pada masa penerapan Tanam Paksa.
VOC, Hindia Belanda, Republik Bataaf, dan Inggris
Pada materi sebelumnya, kalian telah mempelajari tentang penjajahan
Portugis dan Spanyol di Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda, ternyata
terjadi beberapa masa pemerintahan di Indonesia, yakni masa VOC (1605-
1799), Masa Hindia Belanda (1800-1808), Republik Bataaf (1808-1811),
masa Pemerintah Inggris (1811-1816), dan masa Pemerintah Hindia Belanda
(1816-1942). Mengapa ada Republik Bataaf dan Pemerintah Inggris?
Pada awal tahun 1795, pasukan Prancis menyerbu Belanda. Raja Willem
V melarikan diri ke Inggris. Belanda pun dikuasai Prancis, dan terbentuklah
Republik Bataaf (1795-1806) yang merupakan bagian Prancis. Kebijakan-
kebijakan Republik Bataaf untuk mengatur pemerintahan di Hindia masih
juga terpengaruh Prancis. Pemerintahan yang mewakili Republik Bataaf di
Indonesia adalah Herman Williem Daendels (1808-1811) dan Jan Willem
Janssen (1811).
Inggris berusaha mengambil alih Indonesia dari kekuasaan Republik
Bataaf (Prancis). Akhirnya, Janssen secara resmi menyerah ke pihak
Inggris, yang ditandai dengan adanya kapitulasi Tuntang pada tanggal 18
September 1811. Setelah dikuasai, penguasa Inggris di India, Lord Minto
menunjuk Thomas Stamford Raffles sebagai letnan gubernur di Indonesia
(Jawa).
Inggris menguasai Indonesia mulai 1811-1816, dengan Thomas
Stamford Raffles sebagai Gubernur Jenderal. Pada tahun 1814, Napoleon
Bonaparte kalah melawan raja–raja di Eropa dalam perang koalisi. Untuk
memulihkan kembali keadaan Eropa, diadakan Kongres Wina 1814.
Adapun antara Inggris dan Belanda diadakan Convention of London 1814,
yang salah satunya adalah: Belanda mendapatkan kembali wilayah-wilayah
kekuasaannya di Nusantara dari Inggris.
Berdasarkan data di atas, kalian dapat memahami kronologi penjajahan
di Indonesia setelah masa VOC.
Wawasan
212 Kelas VIII SMP/MTs
RENUNGKAN
Fasilitas yang dinikmati bangsa Indonesia saat ini merupakan salah satu
hasil jerih payah rakyat Indonesia masa lalu. Sebagian jalan kereta api,
jalan raya, dan saluran irigasi merupakan salah satu peninggalan masa lalu.
Fasilitas tersebut dikerjakan melalui kerja paksa. Kalian memelihara dan
memanfaatkan fasilitas tersebut dengan baik dan mendoakan para pekerja
yang dahulu mengerjakan proyek tersebut.
3.
Pengaruh Sistem Sewa
Tanah
Perhatikan gambar Kebun Raya Bogor di atas. Kebun Raya Bogor merupakan
salah satu pusat pengetahuan yang menyimpan berbagai jenis tanaman. Tahukah
kalian bahwa kebun raya tersebut sudah dibangun sejak awal abad XIX? Kebun
Raya Bogor merupakan salah satu bukti pengaruh kekuasaan Inggris di Indonesia.
Bagaimana Inggris dapat menguasai Indonesia?
Sumber: http://wikiwisata.com/wp-content/uploads/2015/10/kebun-raya-bogor.jpg
Gambar 4.8 Kebun Raya Bogor.
Ilmu Pengetahuan Sosial
213
Pada masa tersebut meletus perang di Eropa antara Prancis dan Belanda. Willem
V dari negeri Belanda berhasil lolos dari serangan Prancis dan melarikan diri ke
Inggris. Willem V kemudian mengeluarkan maklumat yang memerintahkan para
pejabat jajahan Belanda menyerahkan wilayahnya kepada Inggris. Maklumat ini
dimaksudkan agar jajahan Belanda tidak jatuh ke tangan Prancis.
Saat Inggris menguasai Indonesia, Gubernur Jenderal Lord Minto membagi
daerah jajahan Hindia Belanda menjadi empat gubernement, yakni Malaka, Sumatra,
Jawa, dan Maluku. Lord Minto selanjutnya menyerahkan tanggung jawab kekuasaan
atas seluruh wilayah itu kepada Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles.
Salah satu kebijakan terkenal pada masa Raffles adalah sistem sewa tanah atau
landrent-system
atau
landelijk stelsel
. Sistem tersebut memiliki ketentuan, antara lain
sebagai berikut.
a.
Petani harus menyewa ta
nah meskipun dia adalah pemilik tanah tersebut.
b
Har
ga sewa tanah tergantung kepada kondisi tanah.
c.
Pembayaran sewa tanah
dilakukan dengan uang tunai.
d.
Bagi yang tidak memilik
i tanah dikenakan pajak kepala.
Teori Domein
. Dalam melaksanakan sistem sewa tanah, Gubernur
Jenderal Raflles menggunakan Teori Domein. Rafles berpendapat bahwa
tanah yang dimiliki petani pada dasarnya adalah tanah para raja. Karena
kekuasaan para raja telah berpindah dari pemerintah Inggris, maka sebagai
akibat hukumnya hak-hak pemilikan atas tanah tersebut dengan sendirinya
beralih pula kepada raja Inggris. Oleh karena itu, tanah-tanah yang dikuasai
dan digunakan oleh rakyat itu bukan miliknya, melainkan milik raja Inggris,
sehingga mereka wajib memberikan sesuatu kepada raja Inggris sebagaimana
sebelumnya diberikan kepada raja-raja mereka sendiri. Hal yang menjadi
kewajiban untuk diberikan tersebut dikenal dengan istilah
landrente Raffles.
Bagaimana pendapatmu tentang sistem sewa tanah? Walaupun lebih ringan dari
sistem Tanam Paksa, sewa tanah tetap memberatkan rakyat. Sistem sewa tanah
menggambarkan seakan-akan rakyat tidak memiliki tanah, padahal tanah tersebut
adalah milik rakyat. Hasil sewa tanah juga tidak seluruhnya digunakan untuk
kemakmuran rakyat. Hasil sewa tanah tersebut sebagian besar digunakan untuk
kepentingan penjajah.
Wawasan
214 Kelas VIII SMP/MTs
Pelaksanaan sistem sewa tanah tersebut dianggap memiliki banyak kelemahan
sehingga gagal diterapkan di Indonesia. Beberapa penyebab kegagalan pelaksanaan
sistem sewa tanah adalah sebagai berikut.
a. Sulit menentukan besar kecil pajak bagi pemilik tanah karena tidak semua rakyat
memiliki tanah yang sama.
b. Sulit menentukan luas dan tingkat kesuburan tanah petani.
c. Keterbatasan jumlah pegawai.
d. Masyarakat desa belum mengenal sistem uang.
Sistem sewa tanah diberlakukan terhadap daerah-daerah di Pulau Jawa, kecuali
daerah-daerah Batavia dan Parahyangan. Daerah-daerah Batavia umumnya telah
menjadi milik swasta dan daerah-daerah Parahyangan merupakan daerah wajib
tanaman kopi yang memberikan keuntungan besar kepada pemerintah.
4.
Pengaruh Sistem
Tanam Paksa
Perhatikan gambar tanaman ekspor dari Indonesia di atas. Pada masa penjajahan
abad XIX, tanaman tersebut merupakan komoditas utama ekspor Indonesia. Karena
itu, Belanda berusaha menaikkan ekspor tanaman perkebunan tersebut. Apalagi
ketika awal abad XX Belanda menghadapi perang di Eropa, yang menyebabkan
kerugian keuangan yang besar. Selain itu Belanda menghadapi berbagai perlawanan
rakyat Indonesia di berbagai daerah. Salah satu cara Belanda untuk menutup kerugian
adalah dengan meningkatkan ekspor. Peningkatan ekspor merupakan pilihan Belanda
untuk mempercepat penambahan pundi-pundi keuangan negara.
Sumb
er: www.bayufirmansyah.com, teknis-budidaya.blogspot.co.id, www.produknaturalnusantara.com/
Gambar 4.9 a) Tanaman teh, (b) tanaman kopi, dan (c) tanaman kakao sebagai tanaman ekspor utama
Belanda dari Indonesia pada masa penjajahan.
Ilmu Pengetahuan Sosial
215
Pada tahun 1830,Johannes van den Bosch menerapkan sistem tanam paksa (
cultuur
stelsel
). Kebijakan ini diberlakukan karena Belanda menghadapi kesulitan keuangan
akibat perang Jawa atau Perang Diponegoro (1825-1830) dan Perang Belgia (1830-
1831).
Mari Gali!
Tahukah kalian ketentuan-ketentuan kebijakan tanam paksa? Simaklah
ketentuan-ketentuan sistem tersebut berikut ini.
1.
Penduduk wajib menyerahkan
seperlima tanahnya untuk ditanami
tanaman wajib dan berkualitas ekspor.
2.
T
anah yang ditanami tanaman wajib bebas dari pajak tanah.
3.
W
aktu yang digunakan untuk pengerjaan tanaman wajib tidak melebihi
waktu untuk menanam padi.
4.
Apabila
harga tanaman wajib setelah dijual melebihi besarnya pajak
tanah, kelebihannya dikembalikan kepada penduduk.
5.
Kegagalan panen tanaman
wajib bukan kesalahan penduduk, melainkan
menjadi tanggung jawab pemerintah Belanda.
6.
Penduduk dalam
pekerjaannya dipimpin penguasa pribumi, sedangkan
pegawai Eropa menjadi pengawas, pemungut, dan pengangkut.
7.
Penduduk yang tidak memilik
i tanah harus melakukan kerja wajib selama
seperlima tahun (66 hari) dan mendapatkan upah.
Ketentuan kebijakan tanam paksa yang diberlakukan pemerintah Hindia Belanda
sangat memberatkan masyarakat Indonesia. Apalagi, pelaksanaannya penuh dengan
penyelewengan sehingga semakin menambah penderitaan rakyat Indonesia. Banyak
ketentuan yang dilanggar atau diselewengkan baik oleh pegawai Belanda maupun
pribumi. Praktik-praktik penekanan dan pemaksaan terhadap rakyat tersebut antara
lain sebagai berikut.
a.
Menurut
ketentuan, tanah yang digunakan untuk tanaman wajib hanya 1/5 dari
tanah yang dimiliki rakyat. Namun kenyataannya, selalu lebih bahkan sampai ½
bagian dari tanah yang dimiliki rakyat.
b.
Kelebihan h
asil panen tanaman wajib tidak pernah dibayarkan.
c.
W
aktu untuk kerja wajib melebihi dari 66 hari, dan tanpa imbalan yang memadai.
d.
T
anah yang digunakan untuk tanaman wajib tetap dikenakan pajak.
Wawasan
216 Kelas VIII SMP/MTs
Penderitaan rakyat Indonesia akibat kebijakan Tanam Paksa ini dapat dilihat dari
jumlah angka kematian rakyat Indonesia yang tinggi akibat kelaparan dan penyakit
kekurangan gizi. Pada tahun 1848-1850, karena paceklik, 9/10 penduduk Grobogan,
Jawa Tengah mati kelaparan. Dari jumlah penduduk yang semula 89.000 orang, yang
dapat bertahan hanya 9.000 orang. Penduduk Demak yang semula berjumlah 336.000
orang hanya tersisa sebanyak 120.000 orang. Data ini belum termasuk data penduduk
di daerah lain, yang menunjukkan betapa mengerikannya masa penjajahan saat itu.
Tentu saja, tingginya kematian tersebut bukan semata-mata disebabkan sistem Tanam
Paksa.
Sistem ini membuat banyak pihak bersimpati dan mengecam praktik Tanam
Paksa. Kecaman tidak hanya datang dari bangsa Indonesia, tetapi juga orang-orang
Belanda. Mereka menuntut agar Tanam Paksa dihapuskan. Kecaman dari berbagai
pihak tersebut membuahkan hasil dengan dihapusnya sistem Tanam Paksa pada
tahun 1870. Orang-orang Belanda yang menentang adanya Tanam Paksa tersebut
di antaranya Baron van Hoevel, E.F.E. Douwes Dekker (Multatuli), dan L. Vitalis.
Pada tahun 1870, keluar Undang-Undang Agraria (
Agrarische Wet
) yang mengatur
tentang prinsip-prinsip politik tanah di negeri jajahan yang menegaskan bahwa pihak
swasta dapat menyewa tanah, baik tanah pemerintah maupun tanah penduduk. Tanah-
tanah pemerintah dapat disewa pengusaha swasta sampai 75 tahun. Tanah penduduk
dapat disewa selama 5 tahun, dan ada juga yang disewa sampai 30 tahun.
Pada tahun yang sama juga (1870) keluar Undang-undang Gula (
Suiker Wet
),
yang berisi larangan mengangkut tebu keluar dari Indonesia. Tebu harus diproses di
Indonesia. Pabrik gula milik pemerintah akan dihapus secara bertahap dan diambil
alih oleh pihak swasta. Pihak swasta diberi kesempatan yang luas untuk mendirikan
pabrik gula baru.
Melalui UU Gula, perusahaan-perusahaan swasta Eropa mulai berinvestasi di
Hindia-Belanda di bidang perkebunan. Sejak UU Agraria dan UU Gula dikeluarkan,
pihak swasta semakin banyak memasuki tanah jajahan di Indonesia. Mereka
memainkan peranan penting dalam mengeksploitasi tanah jajahan. Tanah jajahan
di Indonesia berfungsi sebagai tempat untuk mendapatkan bahan mentah untuk
kepentingan industri di Eropa dan tempat penanaman modal asing, tempat pemasaran
barang-barang hasil industri dari Eropa, serta penyedia tenaga kerja yang murah.
Ilmu Pengetahuan Sosial
217
5.
Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme
Coba kalian amati gambar peta di atas! Bandingkan luas negara Indonesia dan
Belanda. Kira-kira berapa kali lipat luas Indonesia dibandingkan Belanda? Negeri
Indonesia yang jauh lebih luas dibandingkan wilayah Belanda. Pada masa lalu,
Indonesia hanya dianggap sebuah provinsi bagi bangsa Belanda, namun tidak
diperlakukan sama dengan masyarakat Belanda di Eropa. Belanda hanya menguras
kekayaan Indonesia untuk kemakmuran negerinya. Bagaimanakah reaksi masyarakat
Indonesia? Tentu saja mereka melawan. Mari pelajari lebih lanjut perlawanan-
perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia dengan mencermati uraian
berikut!
a.
Perlawanan terhadap Persekutuan Dagang
1) Sultan Baabullah Mengusir Portugis
Konflik antara kerajaan di Indonesia dan persekutuan/kongsi dagang Barat
terjadi sejak para kongsi dagang menunjukkan kecongkakannya. Sebagai contoh,
Pada tahun 1529 terjadi perang antara Tidore dan Portugis.
Sumber:https://infoindonesiakita.com/2014/03/25/gambar-peta-dunia/
Gambar 4.10 Peta dunia.
218 Kelas VIII SMP/MTs
Penyebab utamanya adalah Portugis
menghalang-halangi perdagangan Banda dengan
Tidore. Portugis menembaki jung-jung (perahu) dari
Banda yang akan membeli cengkih ke Tidore. Tidore
tidak terima dengan tindakan armada Portugis, lalu
melakukan perlawanan. Dalam perang tersebut,
Portugis berhasil mengadu domba Kerajaan Ternate
dan Tidore. Portugis mendapat dukungan dari
Ternate dan Bacan. Akhirnya, Portugis mendapat
kemenangan.
Rakyat Maluku sadar bahwa Portugis hanya
akan merusak perdamaian. Sultan Hairun berhasil
menyatukan rakyat dan mengobarkan perlawanan
pada tahun 1565. Portugis terus terdesak oleh
gempuran tentara kerajaan yang didukung rakyat.
Portugis menawarkan perundingan kepada Sultan
Hairun. Sultan Hairun adalah raja yang cinta damai
sehingga menerima ajakan Portugis.
Pada tahun 1570, bertempat di Benteng Sao
Paolo, terjadi perundingan antara Sultan dan
Portugis. Pada awal perundingan semua berjalan
seperti sebuah pertemuan pada umumnya, yaitu
membicarakan suatu hal penting. Pada saat itu,
Sultan Hairun tidak menaruh curiga sedikit pun.
Ia merasa bahwa perdamaian jauh lebih baik. Namun, pada saat perundingan
berlangsung tanpa disangka-sangka tiba-tiba Portugis menangkap Sultan Hairun
dan pada saat itu juga membunuhnya.
Sumber: https://image.slidesharecdn.
com/kerajaanternatedantidore-
140918222229-phpapp02/95/15k
erajaan-ternate-dan-tidore-8-638.
jpg?cb=1411334123
Gambar 4.11 Peta Kerajaan Tidore
dan Ternate di Maluku.
Sumber: http://melvaarea.blogspot.co.id/2012/04/artikel-ternate-tidore.html
Gambar 4.12 Benteng Sao Paolo.
Ilmu Pengetahuan Sosial
219
Kelicikan dan kejahatan Portugis tersebut menimbulkan kemarahan rakyat
Maluku. Sultan Baabullah (putera Sultan Hairun) dengan gagah melanjutkan
perjuangan ayahandanya dengan memimpin perlawanan. Pada saat bersamaan,
Ternate dan Tidore bersatu melancarkan serangan terhadap Portugis. Akhirnya, pada
tahun 1575, Portugis berhasil diusir dari Ternate. Selanjutnya, Portugis melarikan
diri dan menetap di Ambon. Pada tahun 1605, Portugis berhasil diusir oleh VOC dari
Ambon. Portugis kemudian menyingkir ke Timor Timur/Timor Leste dan melakukan
kolonisasi di tempat itu.
2) Perlawanan Aceh
Tahukan kalian bahwa selain di Ternate dan Tidore, perlawanan masyarakat
Indonesia terhadap Portugis juga dilakukan oleh rakyat Aceh di Pulau Sumatra?
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1639), armada Aceh telah
disiapkan untuk menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Saat itu, Aceh telah
memiliki armada laut yang mampu mengangkut 800 prajurit. Pada saat itu, wilayah
Kerajaan Aceh telah sampai di Sumatra Timur dan Sumatra Barat. Pada tahun
1629, Aceh mencoba menaklukkan Portugis, tetapi penyerangan yang dilakukan
Aceh ini belum berhasil mendapat kemenangan. Meskipun demikian, Aceh masih
tetap berdiri sebagai kerajaan yang merdeka.
3) Ketangguhan “Ayam Jantan dari Timur”
Kalian tentu tidak asing dengan nama Sultan
Hasanuddin. Tokoh ini sangat ditakuti Belanda karena
ketangguhannya melawan Belanda sehingga disebut
sebagai “Ayam Jantan dari Timur”.
Sultan Hasanuddin adalah Raja Gowa di Sulawesi
Selatan. Suatu ketika, Kerajaan Gowa (Sultan
Hasanuddin) dan Bone (Arung Palaka) berselisih paham.
Hal ini dimanfaatkan VOC dengan mengadu domba
kedua kerajaan tersebut. VOC memberikan dukungan,
sehingga Bone menang saat perang dengan Gowa tahun
1666. Sultan Hassanuddin dipaksa menandatangani
Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667.
Perjanjian Bongaya adalah perjanjian antara Sultan
Hasanuddin dan VOC. Isi dari perjanjian Bongaya
sebagai berikut.
a)
Belanda memperoleh monopoli dagang rempah-rempah di Makassar;
b)
Belanda mendirikan benteng pertahanan di Makassar;
c)
Makassar harus melepa
skan daerah kekuasaannya berupa daerah di luar
Makassar;
d)
Aru Palaka diakui sebaga
i Raja Bone.
Sumber: http://kidnesia.grid.
id/Indonesiaku/Teropong-
Daerah/Sulawesi-Selatan/
Tokoh/Sultan-Hasanuddin
Gambar 4.13 Sultan
Hasanuddin.
220 Kelas VIII SMP/MTs
Perjanjian Bongaya telah memangkas kekuasaan Kerajaan Gowa sebagai
kerajaan terkuat di Sulawesi. Tinggal kerajaan-kerajaan kecil, yang sulit
melakukan perlawanan terhadap VOC.
4) Serangan Mataram terhadap VOC
Perhatikan gambar peta di atas. Mataram adalah kerajaan besar di Jawa Tengah.
Keberadaan VOC di Batavia sangat membahayakan Mataram. Pada awalnya,
Mataram dengan Belanda dianggap menjalin hubungan baik. Belanda diizinkan
mendirikan benteng gudang (loji) untuk kantor dagang di Jepara pada tahun 1615.
Belanda juga memberikan dua meriam untuk Kerajaan Mataram.
Perselisihan antara Mataram dan Belanda terjadi karena nafsu monopoli
Belanda. Pada tanggal 8 November 1618, Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterzoon
Coen memerintahkan van der Marct menyerang Jepara. Kerugian Mataram sangat
besar. Peristiwa tersebut memperuncing perselisihan antara Mataram dan Belanda.
Raja Mataram Sultan Agung segera mempersiapkan penyerangan terhadap
kedudukan VOC di Batavia. Serangan pertama dilakukan pada tahun 1628.
Pasukan Mataram dipimpin Tumenggung Baurekso, yang tiba di Batavia tanggal
22 Agustus 1628. Selanjutnya, menyusul pasukan Tumenggung Sura Agul-Agul,
dan kedua bersaudara yaitu Kiai Dipati Mandurejo dan Upa Santa.
Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons, https://the-article-news.blogspot.co.id
Gambar 4.14 Peta Pusat VOC di Batavia dan pusat Kerajaan Mataram.
Ilmu Pengetahuan Sosial
221
Mengapa serangan pertama mengalami kegagalan? Hal ini terjadi selain
karena kurangnya perbekalan, juga disebabkan Mataram kurang matang dalam
memperhitungkan medan pertempuran. Faktor lain adalah persenjataan Belanda
jauh lebih modern dibandingkan tentara Mataram.
Serangan pertama yang dilakukan oleh Mataram gagal sehingga terpaksa
pasukan ditarik kembali ke Mataram tanggal 3 Desember 1628. Pada serangan
tersebut, tidak kurang 1.000 prajurit Mataram gugur dalam medan pertempuran.
Mataram segera mempersiapkan serangan kedua, dengan pimpinan Kyai Adipati
Juminah, K.A. Puger, dan K.A. Purbaya. Persiapan dilakukan dengan lebih matang.
Gudang-gudang dan lumbung persediaan makanan didirikan di berbagai tempat.
Setelah semua persiapan selesai, pengepungan secara total terhadap Batavia pun
dilakukan. Serangan dimulai pada tanggal 1 Agustus dan berakhir 1 Oktober
1629. Namun, serangan kedua ini pun gagal, karena faktor kelemahan yang sama
seperti pada serangan pertama serta lumbung padi persediaan makanan banyak
dihancurkan Belanda sehingga semakin memperlemah kekuatan Mataram.
Pada tahun 1799, terjadi peristiwa penting dalam sejarah kolonialisme dan
imperialisme Barat di Indonesia. VOC dinyatakan bangkrut hingga dibubarkan.
Keberadaan VOC sebagai kongsi dagang yang menjalankan roda pemerintahan
di negeri jajahan seperti di Indonesia tidak dapat dilanjutkan lagi. Pada tanggal
31 Desember 1799, VOC dinyatakan bubar. Semua utang piutang dan segala
milik VOC diambil alih oleh pemerintah. Setelah dibubarkannya VOC, Indonesia
berada langsung di bawah pemerintah Hindia Belanda.
1.
Carilah buku, majalah, atau internet yang menceritakan tentang
perlawanan rakyat terhadap VOC.
2.
Pilihlah salah satu kisah perlawanan tersebut!
3.
Bacalah
dengan seksana latar belakang, proses, dan akhir perlawanan
tersebut!
4.
Buatlah
rangkuman tentang perlawanan tersebut dan tuliskan sepanjang
1-2 halaman dan tuliskan komentarmu terhadap perlawanan tersebut
5.
T
ukarkan hasil rangkumanmu dengan 2 (dua) temanmu!
6.
Catatlah pelajaran penting dari perlawanan tersebut!
Aktivitas Individu
222 Kelas VIII SMP/MTs
b.
Perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda
Perhatikan gambar Masjid Agung Aceh di atas! Bagi masyarakat Aceh, Masjid
Aceh tersebut merupakan masjid bersejarah yang terkait erat dengan semangat
perjuangan masyarakat Aceh. Bukan sekadar tempat ibadah kebanggaan masyarakat,
masjid tersebut merupakan simbol perjuangan rakyat Aceh menentang imperialisme
Barat. Masjid tersebut menjadi salah satu benteng perjuangan rakyat melawan
Belanda.
Perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda terjadi di berbagai daerah di
Indonesia. Abad XIX merupakan puncak perlawanan rakyat Indonesia di berbagai
daerah menentang Pemerintah Hindia Belanda. Kegigihan perlawanan rakyat
Indonesia menyebabkan Belanda mengalami krisis keuangan untuk membiayai
perang. Perlawanan di berbagai daerah tersebut belum berhasil membuahkan
kemerdekaan. Semua perlawanan dipadamkan dan kerajaan-kerajaan di Indonesia
semakin mengalami keruntuhan. Bagaimana proses perlawanan rakyat Indonesia
abad XIX? Kalian akan menelusuri sebagian perlawanan tersebut melalui uraian di
bawah ini.
Sumber: http://www.peristiwa.co/wp-content/uploads/masjid-raya-aceh.jpg
Gambar 4.15 Masjid Agung Aceh.
Ilmu Pengetahuan Sosial
223
1) Perang Saparua di Ambon
Kalian masih ingat kekuasaan Inggris yang
menggantikan Belanda pada tahun 1811-1816? Peralihan
kekuasaan tersebut menyadarkan rakyat bahwa Belanda
bukanlah kekuatan yang paling hebat. Ketika Belanda
kembali berkuasa di Indonesia tahun 1817, rakyat
Ambon mengadakan perlawanan, di bawah pimpinan
Thomas Matulesi (Pattimura).
Pattimura memimpin perlawanan di Saparua dan
berhasil merebut benteng Belanda serta membunuh
Residen van den Berg. Dalam perlawanan tersebut,
turut serta pula seorang pahlawan wanita bernama
Christina Martha Tiahahu yang merupakan putri tunggal
dari Paulus Tiahahu, teman dari Kapten Pattimura.
Perlawanan Pattimura dapat dikalahkan setelah bantuan
Belanda dari Batavia datang. Pattimura bersama tiga
pengikutnya ditangkap dan dihukum gantung. Untuk
memperdalam pemahamanmu tentang perjuangan
Pattimura, carilah buku biografinya!
2) Perang Paderi di Sumatra Barat (1821-1838)
Sumber: http://www.antaranews.
com/berita/168044/semangat-
perjuangan-martha-tiahahu-harus-
digelorakan
Gambar 4.17 Christina Martha
Tiahahu.
Sumber: http://www.smileambon.
com/2015/05/biografi-dan-sejarah-
perjuangan-kapitan.html
Gambar 4.16 Thomas
Matulesi (Pattimura).
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Fort_de_kock_1825.jpg
Gambar 4.18 Benteng Fort de Kock.
224 Kelas VIII SMP/MTs
Perhatikan gambar Benteng Fort de Kock! Benteng tersebut merupakan saksi
betapa sengitnya perlawanan kaum Padri terhadap pemerintah Hindia Belanda. Di
manakah meletusnya Perang Padri? Bagaimana latar belakang dan proses Perang
Padri?
Minangkabau, Sumatra Barat merupakan salah satu pusat gerakan kebangkitan
Islam di Indonesia. Gerakan pemurnian ajaran Islam dibawa oleh para haji yang
pulang dari Mekah. Tokohnya adalah Haji Miskin, Haji Sunanik, dan Haji
Piobang. Kelompok pembaharu Islam di Sumatra Barat ini disebut sebagai kaum
Padri. Mereka terpengaruh oleh para pembaharu Islam di Timur Tengah, dan
menggelorakan semangat kembali pada kebangkitan Islam.
Ide pembaharuan Kaum Paderi berbenturan dengan kelompok adat atau kaum
penghulu. Belanda memanfaatkan perselisihan tersebut dengan mendukung kaum
adat yang posisinya sudah terjepit.
Perlawanan kaum Padri dengan sasaran utama Belanda meletus tahun 1821.
Kaum Padri dipimpin Tuanku Imam Bonjol (M Syahab), Tuanku nan Cerdik,
Tuanku Tambusai, dan Tuanku nan Alahan. Perlawanan kaum Padri berhasil
membuat Belanda terpojok. Sementara itu, Belanda menghadapi perlawanan
Pangeran Diponegoro (1825-1830). Belanda sadar apabila pertempuran
dilanjutkan, Belanda akan kalah. Belanda pun mengajak kaum Padri berdamai,
yang diwujudkan di Bonjol tanggal 15 November 1825. Selanjutnya, Belanda
berkonsentrasi ke Perang Diponegoro.
Belanda berhasil memadamkan perlawanan Diponegoro. Setelah itu, Belanda
kembali melakukan penyerangan terhadap kedudukan Padri. Kaum adat yang
semula bermusuhan dengan kaum Padri akhirnya mendukung perjuangan Padri.
Bantuan dari Aceh juga datang untuk mendukung pejuang Padri. Belanda benar-
benar menghadapi musuh yang tangguh.
Belanda menerapkan sistem pertahanan Benteng Stelsel. Benteng Fort de
Kock di Bukit tinggi dan Benteng Fort van der Cappelen merupakan dua benteng
pertahanannya. Dengan siasat tersebut, Belanda akhirnya menang, yang ditandai
dengan jatuhnya benteng pertahanan terakhir Padri di Bonjol tahun 1837.
Tuanku Imam Bonjol ditangkap, kemudian diasingkan ke Priangan, kemudian ke
Ambon, dan terakhir di Menado hingga wafat tahun 1864. Berakhirnya Perang
Padri membuat kekuasaan Belanda di Minangkabau semakin besar. Keadaan ini
kemudian mendukung usaha Belanda untuk menguasai wilayah Sumatra yang
lain.
Ilmu Pengetahuan Sosial
225
3) Perang Diponegoro (1825-1830)
Pernahkah kalian melihat foto atau lukisan di atas? Lukisan tersebut merupakan
karya pelukis legendaris Raden Saleh. Gambaran dalam lukisan tersebut
menjelaskan bagaimana kegagalan perundingan Pangeran Diponegoro dengan
Belanda yang berakibat ditangkapnya Pangeran Diponegoro oleh Belanda. Hal
ini membuktikan kelicikan Belanda dalam menghadapi bangsa Indonesia.
Perang Diponegoro merupakan salah satu perang besar yang dihadapi Belanda.
Perlawanan Pangeran Diponegoro tidak lepas dari kegelisahan dan penderitaan
rakyat akibat penindasan yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda. Campur
tangan pemerintah Hindia Belanda dalam urusan Keraton Yogyakarta merupakan
salah satu penyebab kegelisahan rakyat. Pajak-pajak yang diterapkan pemerintah
Hindia Belanda dan kebijakan ekonomi lainnya menjadi sumber penderitaan
rakyat, yang ikut juga melatarbelakangi Perang Diponegoro.
Sumber:
http://mengenangradensaleh.files.wordpress.com/2012/06/penangkapan-diponegoro2.png
Gambar 4.19. Lukisan Raden Saleh tentang penangkapan Pangeran Diponegoro.
226 Kelas VIII SMP/MTs
Salah satu bukti campur tangan politik Belanda
adalah dalam urusan politik Kerajaan Yogyakarta
terjadi ketika pada tahun 1822 Hamengkubuwono IV
wafat. Di dalam keraton muncul perselisihan tentang
penggantinya. Saat itu, putra mahkota baru berumur
3 (tiga) tahun. Keadaan ini menjadi kesempatan
bagi Belanda untuk campur tangan dalam urusan
kerajaan.
Beberapa tindakan Belanda yang dianggap
melecehkan harga diri dan nilai-nilai budaya
masyarakat menjadi penyebab lain kebencian rakyat
kepada Belanda.
Berbagai kegelisahan dan penderitaan yang
lama berlangsung dipicu oleh berbagai peristiwa
yang membuat rakyat marah. Sebagai contoh, saat membangun jalan baru pada
bulan Mei 1825, Belanda dan Patih Danurejo memasang patok-patok pada
tanah leluhur Diponegoro. Terjadi perselisihan saat pengikut Diponegoro Patih
Danureja IV mencabuti patok-patok tersebut. Belanda segera mengutus serdadu
untuk menangkap Pangeran Diponegoro. Perang tidak dapat dihindarkan. Pada
tanggal 20 Juli 1825, Tegalrejo yang menjadi basis pengikut Diponegoro direbut
dan dibakar Belanda.
Sumber: https://id.wikipedia.org/
wiki/Diponegoro
Gambar 4.20 Pangeran
Diponegoro.
Sumber:
Atlas dan Lukisan Sejarah Nasional Indonesia
Gambar 4.21 Siasat Benteng Stelsel.
Ilmu Pengetahuan Sosial
227
Diponegoro meninggalkan kota dan menyusun strategi perlawanan di luar
Kota Yogyakarta. Perang Jawa dikumandangkan (1825-1830) untuk mengusir
Belanda. Perlawanan tersebut menular sampai Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Belanda berusaha membujuk para pejuang dengan memulangkan
Hamengkubuwono II dari pengasingannya di Ambon. Namun, langkah ini gagal
memadamkan perlawanan. Selanjutnya, Belanda menerapkan siasat Benteng-
Stelsel. Dengan sistem ini, Belanda mampu memecah belah jumlah pasukan
musuh. Belanda berhasil menangkap Kyai Maja dan Pangeran Mangkubumi.
Belanda kemudian juga berhasil meyakinkan panglima Sentot Prawiryodirjo
untuk membuat perjanjian perdamaian.
Mari gali!
Perang Diponegoro adalah sebuah perang yang besar. Sebanyak 8.000
serdadu Belanda dan 7.000 tentara sewaan Belanda tewas. Lebih dari 200.000
penduduk Jawa Tengah dan Yogyakarta meninggal. Betapa gigihnya bangsa
Indonesia untuk menegakkan keadilan dan mempertahankan harga diri.
Pengorbanan dan kegigihan yang perlu kalian teladani.
Pada bulan Maret 1830, Diponegoro bersedia mengadakan perundingan
dengan Belanda di Magelang, Jawa Tengah. Perundingan tersebut hanya
sebagai jalan tipu muslihat karena ternyata Diponegoro ditangkap dan
diasingkan ke Manado, kemudian ke Makassar hingga wafat tahun 1855.
Setelah berakhirnya Perang Jawa (Diponegoro), tidak ada lagi perlawanan
yang besar di Jawa.
4) Perang Aceh
Perhatikan Gambar 4.22!
Pohon Kohler di depan Masjid
Baiturrahman Banda Aceh!
Tahukah kalian mengapa
pohon tersebut disebut pohon
Kohler? Penamaan pohon
Kohler ada hubungannya
dengan perjuangan rakyat
Aceh dalam menentang
kolonialisme Belanda.
Bagaimana kisahnya, uraian
berikut ini akan membantumu
menemukan jawaban.
Wawasan
Sumber:
http://www.flickr.com/photos/roel_en_
roel/2763898067/
Gambar 4.22 Gambar Pohon Kohler di halaman Masjid
Baiturrahman, Banda Aceh.
228 Kelas VIII SMP/MTs
Traktat London tahun 1871 menyebut
Belanda menyerahkan Sri Lanka kepada
Inggris, dan Belanda mendapat hak atas
Aceh. Berdasarkan traktat tersebut, Belanda
mempunyai alasan untuk menyerang istana
Aceh. Saat itu, Aceh masih merupakan
negara merdeka. Belanda juga membakar
Masjid Baiturrahman yang menjadi benteng
pertahanan Aceh 5 April 1873.
Semangat jihad (perang membela
agama Islam) menggerakkan perlawanan
rakyat Aceh. Jendral Kohler terbunuh saat
pertempuran di depan Masjid Baiturrahman,
Banda Aceh. Kohler meninggal dekat dengan pohon yang sekarang diberi
nama Pohon Kohler. Siasat
konsentrasi stelsel
dengan sistem bertahan dalam
benteng besar oleh Belanda tidak berhasil. Belanda semakin terdesak, korban
semakin besar, dan keuangan terus terkuras.
Belanda sama sekali tidak mampu menghadapi secara fisik perlawanan
rakyat Aceh. Menyadari hal tersebut, Belanda mengutus Dr. Snouck
Hurgronje yang memakai nama samaran Abdul Gafar. Sebagai seorang ahli
bahasa, sejarah, dan sosial Islam, ia dimintai masukan atau rekomendasi
tentang cara-cara mengalahkan rakyat Aceh. Setelah lama belajar di Arab,
Snouck Hurgronje memberikan saran-saran kepada Belanda mengenai cara
mengalahkan orang Aceh. Menurut Hurgronje, Aceh tidak mungkin dilawan
dengan kekerasan, sebab karakter orang Aceh tidak akan pernah menyerah.
Jiwa jihad orang Aceh sangat tinggi.
Taktik yang paling mujarab adalah dengan mengadu domba antara
golongan
Uleebalang
(bangsawan) dan kaum ulama. Belanda menjanjikan
kedudukan pada Uleebalang yang bersedia damai. Taktik ini berhasil, banyak
Uleebalang
yang tertarik pada tawaran Belanda. Belanda memberikan
tawaran kedudukan kepada para
Uleebalang
apabila kaum ulama dapat
dikalahkan. Sejak tahun 1898, kedudukan Aceh semakin terdesak.
Banyak tokohnya yang gugur. Teuku Umar
gugur dalam pertempuran di Meulaboh pada
1899. Sultan Aceh Mohammad Daudsyah
ditawan pada tahun 1903 dan diasingkan
hingga meninggal di Batavia. Panglima
Polem Mohammad Daud juga menyerah pada
tahun 1903. Cut Nyak Dien, tokoh pemimpin
perempuan, ditangkap tahun 1906, kemudian
diasingkan ke Sumedang.
Pahlawan perempuan Cut Meutia gugur
pada tahun 1910. Perlawanan Aceh pun
terus menyusut. Hingga tahun 1917, Belanda
Sumber:
http://www.biografiku.
com/2010/03/biografi-teuku-umar.html
Gambar 4.23 Teuku Umar.
Sumber:
http://www.biografiku.
com/2011/09/biografi-cut-nyak-dhien-
pahlawan.html
Gambar 4.24 Cut Nyak Dien.
Ilmu Pengetahuan Sosial
229
masih melakukan pengejaran terhadap sisa-sisa perlawanan Aceh.
Belanda
mengumumkan berakhirnya Perang Aceh pada tahun 1904. Namun demikian,
perlawanan seporadis rakyat Aceh masing berlangsung hingga tahun 1930an.
5) Perlawanan Sisingamangaraja, Sumatra Utara
Perlawanan terhadap Belanda di Sumatra
Utara dilakukan oleh Sisingamangaraja
XII. Perlawanan ini, yang dinamakan juga
Perang Batak, berlangsung selama 29 tahun.
Pertempuran diawali dari Bahal Batu, yang
menjadi pusat pertahanan Belanda tahun
1877.
Untuk menghadapi Perang Batak,
Belanda menarik pasukan dari Aceh. Pasukan
Sisingamangaraja dapat dikalahkan setelah
Kapten Christoffel berhasil mengepung
benteng terakhir Sisingamangaraja di
Pakpak. Kedua putra beliau Patuan Nagari
dan Patuan Anggi ikut gugur, sehingga
seluruh Tapanuli dapat dikuasai Belanda.
6) Perang Banjar
Perang Banjar berawal ketika Belanda
campur tangan dalam urusan pergantian raja
di Kerajaan Banjarmasin. Belanda memberi
dukungan kepada Pangeran Tamjidillah yang
tidak disukai rakyat.
Perlawanan dilakukan oleh Prabu Anom
dan Pangeran Hidayat. Pada tahun 1859,
Pangeran Antasari memimpin perlawanan
setelah Prabu Anom ditangkap Belanda.
Pasukan Pangeran Antasari dapat didesak.
Pada tahun 1862, Pangeran Hidayat
menyerah, dan berakhirlah perlawanan
Banjar di Pulau Kalimantan. Perlawanan
benar-benar dapat dipadamkan pada tahun
1905
Sumber: http://www.kompasiana.com/
www.roysimamora.com/sisingamanga-
raja-xii-semangat-pejuang-yang-mengi
nspirasi_55194e46a333110317b6598c
Gambar 4.25 Sisingamangaraja.
Sumber: http://irwanreker-parkker.
blogspot.co.id/
Gambar 4.26 Pangeran Antasari.
230 Kelas VIII SMP/MTs
7) Perang Jagaraga di Bali
Perang Jagaraga berawal ketika Belanda dan Kerajaan di Bali bersengketa
tentang
hak tawan karang
.
Hak tawan karang
menyatakan bahwa setiap
kapal yang kandas di perairan Bali menjadi hak penguasa di daerah tersebut.
Pemerintah Belanda memprotes raja Buleleng yang menyita 2 (dua) kapal
milik Belanda. Raja Buleleng tidak menerima tuntutan Belanda untuk
mengembalikan kedua kapalnya. Persengketaan ini menyebabkan Belanda
melakukan serangan terhadap Kerajaan Buleleng pada tahun 1846. Belanda
berhasil menguasai Kerajaan Buleleng, sementara Raja Buleleng menyingkir
ke Jagaraga dibantu oleh Kerajaan Karangasem.
Setelah berhasil merebut Benteng Jagaraga, Belanda melanjutkan ekspedisi
militer tahun 1849. Dua kerajaan Bali, yaitu Gianyar dan Klungkung menjadi
sasaran Belanda pada tahun 1906. seluruh kerajaan di Bali pun jatuh ke pihak
Belanda setelah rakyat melakukan perang habis-habisan sampai mati, yang
dikenal dengan perang
puputan jagaraga
.
Puputan Margarana
Untuk melawan musuh rakyat Bali tidak segan-segan melakukan perang
puputan. Pada tahun 1946, perang puputan terjadi lagi saat pasukan I Gusti
Ngurah Rai melawan Belanda. Pada 20 November 1946, sejak pagi-pagi
buta tentara Belanda mulai mengadakan pengurungan terhadap Desa Marga.
Dalam pertempuran sengit itu, semua anggota pasukan Ngurah Rai bertekad
tidak akan mundur sampai titik darah penghabisan. Di sinilah pasukan Ngurah
Rai mengadakan “
Puputan
” atau perang habis-habisan di Desa Margarana
sehingga semua pasukan yang berjumlah 96 orang gugur, termasuk Ngurah
Rai sendiri. Sebaliknya, di pihak Belanda ada lebih kurang 400 orang yang
tewas.
1.
Kunjungilah
perpustakaan sekolah, kemudian carilah buku tentang
perlawanan atau perang yang terjadi di berbagai daerah Indonesia!
2.
Bacalah
buku tersebut dengan seksama. Cermati setiap tokoh yang
berperan dalam peristiwa tersebut.
Wawasan
Aktivitas Individu
Ilmu Pengetahuan Sosial
231
3.
T
uliskan laporan singkat dengan format di bawah ini.
4.
T
ukarkan hasil pencarian datamu dengan dua temanmu di kelas!
Nama Perlawanan : ......................................
No.
Nama Tokoh
Peran dalam
Peristiwa
Nilai Keteladanan
5.
Bacalah
hasil pengamatan temanmu, dan catatlah hal-hal yang
belum kalian peroleh!
232 Kelas VIII SMP/MTs
C.
T
umbuh dan Berkembangnya Semangat
Kebangsaan
Perhatikan teks sumpah pemuda di atas! Apakah kalian telah menghafal teks
tersebut? Siapa yang menyusun teks tersebut? Untuk apa teks tersebut dibuat?
Apakah makna teks tersebut bagi sejarah bangsa Indonesia? Teks tersebut diikrarkan
para pemuda dari berbagai daerah pada tanggal 28 Oktober 1928. Ikrar tersebut
merupakan tekad untuk memulai jalan baru mengusir penjajah melalui perjuangan
pergerakan nasional. Mengapa para pemuda menggelorakan pergerakan nasional?
Uraian berikut ini akan membantu kalian menelusuri sejarah pergerakan nasional
Indonesia.
Kalian telah mempelajari perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah
dalam menentang kolonialisme dan imperialisme.
1.
Bentuklah kelompok dengan anggota 4-5 orang.
2.
Diskusikan faktor
-faktor penyebab kegagalan perlawanan mengusir
penjajah di berbagai daerah tersebut.
Sumber:
https://rafibawang.wordpress.com/2011/10/27/sumpah-pemuda-28-oktober/
Gambar 4.27 Teks Sumpah Pemuda.
Aktivitas Kelompok
Ilmu Pengetahuan Sosial
233
3.
T
uliskan hasil diskusimu dalam format berikut ini!
No.
Penyebab Kegagalan
Penjelasan
4.
Presentasikan hasil diskusimu di depan kelas.
Bangsa Indonesia sadar
, berbagai penyebab kegagalan perjuangan kemerdekaan
pada masa lalu. Salah satu penyebab kegagalan adalah perlawanan yang bersifat
kedaerahan. Kalian ingat lagi beberapa perjuangan bangsa Indonesia di berbagai
daerah. Bagaimana seandainya para tokoh seperti Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro,
Pattimura, Sultan Hassanudin, dan para tokoh lainnya bersatu mengusir penjajah?
Tentu Belanda akan mudah ditaklukkan.
Pada awal abad XX, corak perjuangan bangsa Indonesia berubah dari yang
bersifat kedaerahan menuju perjuangan yang bersifat nasional. Bangsa Indonesia
telah menemukan identitas kebangsaan sebagai pengikat perjuangan bersama. Paham
kebangsaan atau nasionalisme telah tumbuh dan menjelma menjadi sarana perjuangan
yang sangat kuat.
234 Kelas VIII SMP/MTs
1.
Latar Belakang Munculnya Nasionalisme Indonesia
Faktor apa saja yang melatarbelakangi terjadinya pergerakan nasional di Indonesia?
Dari mana saja faktor-faktor tersebut muncul? Ditinjau dari asal pengaruhnya,
pergerakan nasional dilatarbelakangi berbagai kejadian di dalam negeri Indonesia
dan berbagai kejadian di luar negeri. Berbagai kejadian dari dalam negeri atau sering
disebut faktor internal yang melatarbelakangi pergerakan nasional, misalnya perluasan
pendidikan, kegagalan perjuangan di berbagai daerah, rasa senasib sepenanggungan,
dan perkembangan berbagai organisasi etnik kedaerahan. Adapun berbagai hal
dari luar Indonesia (faktor eksternal) yang melatarbelakangi terjadinya pergerakan
nasional, antara lain munculnya paham-paham baru di dunia seperti pan-Islamisme,
nasionalisme, sosialisme, liberalisme, dan demokrasi. Beberapa peristiwa seperti
kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang 1905 dan perkembangan berbagai
organisasi pergerakan nasional di berbagai negara juga menjadi faktor eksternal
pendorong pergerakan nasional di Indonesia. Uraian berikut akan menjelaskan hal-
hal yang telah disebutkan di atas.
a.
Perluasan Pendidikan
Pemerintah Hindia Belanda menerapkan kebijakan Politik Etis pada tahun 1901,
yaitu dalam bidang irigasi/pengairan, emigrasi/transmigrasi, dan edukasi/pendidikan.
Tiga kebijakan tersebut sebenarnya bertujuan memperbaiki kondisi masyarakat yang
semakin terpuruk. Namun, pelaksanaan kebijakan politik Etis tetap lebih berpihak
kepada penjajah. Dalam pelaksanaannya, banyak penyelewengan dalam Politik Etis,
seperti:
1)
Irigasi hany
a untuk kepentingan perkebunan Belanda.
2)
Emigrasi/tra
nsmigrasi hanya untuk mengirim orang-orang Jawa ke luar Jawa
guna dijadikan buruh perkebunan dengan upah murah.
3)
Pendidikan
hanya sampai tingkat rendah, yang bertujuan memenuhi pegawai
rendahan. Pendidikan tinggi hanya untuk orang Belanda dan sebagian anak
pejabat.
Segi positif yang paling dirasakan bangsa Indonesia adalah pendidikan. Semakin
banyak orang Indonesia berpendidikan modern, yang kemudian mempelopori
gerakan pendidikan, sosial, dan politik. Pengaruh pendidikan inilah yang melahirkan
para tokoh pemimpin pergerakan nasional Indonesia.
Pendidikan adalah investasi peradaban. Melalui pendidikan akan tertanamkan
pengetahuan dan kesadaran nasionalisme bangsa Indonesia. Secara bertahap, mulai
masuk abad XX, kesempatan memperoleh pendidikan bagi rakyat Indonesia semakin
besar. Hal ini dipengaruhi kebijakan baru pemerintah Hindia Belanda melalui Politik
Etis (Politik Balas Budi).
Ilmu Pengetahuan Sosial
235
Politik kolonial liberal yang memeras rakyat Indonesia menimbulkan keprihatinan
sebagian masyarakat Belanda. C. Theodore van Deventer menuangkan kritiknya dalam
sebuah maja
lah
de Gids
berjudul
Een Eereschuld
atau
Debt of Honour
(Hutang Budi/
Hutang Kehormatan) yang terbit pada tahun 1899. Van Deventer mengusulkan agar
Belanda melakukan balas budi untuk bangsa Indonesia. Balas budi yang diusulkan
adalah dengan melakukan
educatie, emigratie,
dan
irrigatie
(edukasi/pendidikan,
emigrasi/perpindahan penduduk, dan irigasi/pengairan). Kebijakan Politik Etis
memungkinkan berdirinya sekolah-sekolah di berbagai daerah di Indonesia.
Mulai abad XX, perkembangan pendidikan yang diselenggarakan swasta juga
semakin banyak. Perkembangan pendidikan bukan hanya diselenggarakan oleh
pemerintah, tetapi juga oleh berbagai organisasi sosial dan keagamaan. Misionaris
(agama Katolik) dan Zending (agama Kristen Protestan) mendirikan berbagai sekolah
di pusat-pusat penyebaran agama Kristen. Di beberapa kota berkembang pendidikan
berdasarkan keagamaan, seperti Muhammadiyah, Persatuan Islam, Nahdlatul Ulama,
dan sebagainya. Sekolah kebangsaan juga tumbuh, seperti Taman Siswa dan sekolah-
sekolah yang didirikan organisasi pergerakan.
Pendidikan sangat besar peranannya dalam menumbuhkembangkan nasionalisme.
Pendidikan menyebabkan terjadinya transformasi ide dan pemikiran yang mendorong
semangat pembaharuan masyarakat. Pada masa sekarang, kalian harus senantiasa
berupaya meningkatkan kualitas pendidikan.
b.
Kegagalan Perjuangan di Berbagai Daerah
Bangsa Indonesia menyadari berbagai penyebab kegagalan perjuangan
kemerdekaan pada masa lalu. Salah satu penyebab kegagalan perjuangan tersebut
adalah perlawanan yang bersifat kedaerahan. Kalian tentu ingat beberapa perjuangan
bangsa Indonesia di berbagai daerah. Bagaimana seandainya para tokoh seperti Imam
Bonjol, Pangeran Diponegoro, Pattimura, Sultan Hasanuddin, dan para tokoh lainnya
bersatu mengusir penjajah? Tentu Belanda akan mudah ditaklukkan.
Memasuki abad XX, corak perjuangan bangsa Indonesia berubah dari bersifat
kedaerahan, menuju perjuangan yang bersifat nasional. Bangsa Indonesia menemukan
identitas kebangsaan sebagai perekat perjuangan bersama. Paham kebangsaan atau
nasionalisme telah tumbuh dan menjelma menjadi sarana perjuangan yang sangat
kuat. Corak perjuangan nasional bangsa Indonesia ditandai dengan momentum
penting, yaitu diikrarkannya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
c.
Rasa Senasib Sepenanggungan
Perluasan kekuasaan Barat di Indonesia telah memengaruhi perubahan politik,
ekonomi, dan sosial bangsa Indonesia. Tekanan pemerintah Hindia Belanda pada
bangsa Indonesia telah memunculkan perasaan kebersamaan rakyat Indonesia sebagai
bangsa terjajah. Hal inilah yang mendorong tekad bersama untuk menghimpun
kebersamaan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia.
236 Kelas VIII SMP/MTs
d.
Perkembangan Organisasi Etnis, Kedaerahan, dan Keagamaan
Organisasi pergerakan nasional tidak muncul begitu saja. Awalnya, organisasi yang
berdiri di Indonesia adalah organisasi etnis, kedaerahan, dan keagamaan. Berbagai
organisasi tersebut sering melakukan pertemuan hingga akhirnya muncul ide untuk
mengikatkan diri dalam organisasi yang bersifat nasional. Bagaimana prosesnya?
Organisasi etnis banyak didirikan para pelajar perantau di kota-kota besar. Mereka
membentuk perkumpulan berdasarkan latar belakang etnis. Beberapa contohnya
antara lain Serikat Pasundan serta Perkumpulan Kaum Betawi yang dipelopori
oleh M Husni Thamrin. Selain organisasi etnis, muncul juga beberapa organisasi
kedaerahan, seperti Trikoro Dharmo (1915), Jong Java (1915), dan Jong Sumatranen
Bond (1917).
Berbagai organisasi bernapaskan keagamaan pada awal abad XX sangat
memengaruhi perkembangan kebangsaan Indonesia. Beberapa organisasi bernapas
keagamaan yang muncul pada masa awal abad XX antara lain Jong Islamiten Bond,
Muda Kristen Jawi, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, PERSIS (Persatuan Umat
Islam), dan Al-Jamiatul Washiyah.
Jong Islamieten Bond (JIB) didirikan tanggal 1 Januari 1925 di Jakarta dengan
ketua Raden Sam. Selain sebagai pusat dakwah Islam, JIB juga mengorganisir
kegiatan seni, budaya, sosial, penerbitan. Muda Kristen Jawi dibentuk tahun 1920,
yang kemudian berubah namanya menjadi Perkumpulan Pemuda Kristen (PPK).
Muhammadiyah didirikan KH Ahmad Dahlan tanggal 18 Nopember 1912 di
Yogyakarta. Muhammadiyah mempunyai tujuan mengembangkan dakwah Islam,
mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah (Hadits),
membersihkan praktik keagamaan dari syirik dan bid’ah, serta mengembangkan
pendidikan agama dan umum secara modern. Nahdlatul Ulama (NU) didirikan oleh
para kiai pada tanggal 31 Januari 1926 di Jawa Timur dengan pimpinan pertama KH
M. Hasyim Asy’ari. NU cepat berkembang terutama di Jawa karena basis pesantren
yang sangat banyak di Jawa.
Kaum wanita juga aktif berperan dalam berbagai organisasi baik organisasi sosial
maupun politik. Peran serta perempuan dalam memperjuangkan kemerdekaan telah
ada sejak dahulu. Beberapa tokoh pejuang wanita zaman dulu adalah RA Kartini,
Dewi Sartika, dan Maria Walanda Maramis. RA Kartini adalah putri Bupati Jepara
Jawa Tengah yang memperjuangkan emansipasi (persamaan derajat) antara laki-laki
dan perempuan. Beliau mendirikan sekolah khusus untuk perempuan.
Ilmu Pengetahuan Sosial
237
Perjuangan Tokoh Perempuan
Dewi Sartika mendirikan sekolah di Bandung, Jawa Barat. Maria
Walanda Maramis mendirikan sekolah di Gorontalo, Sulawesi. Dalam masa
pergerakan nasional, kaum perempuan aktif mendukung usaha persatuan dan
kesatuan bangsa. Mereka aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1912, berdirilah Putri Mahardika di Jakarta. Aktivitasnya
dalam pendidikan dan penerbitan pers. Pada tahun 1914, Rohana Kudus
mendirikan Kerajinan Amai Setia di Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat.
Rohana aktif dalam usaha mendirikan sekolah-sekolah untuk perempuan.
Organisasi Muhammadiyah di Yogyakarta pada tahun 1917 membentuk
Aisyiah. Aisyiah merupakan organisasi wanita Muhammadiyah yang pertama,
dipimpin Siti Wardah, istri pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan.
Kegiatan Aisyiah terutama dalam bidang dakwah, pendidikan, kesehatan, dan
budaya.
Organisasi-organisasi kaum perempuan juga mempunyai semangat
perjuangan kebangsaan. Pada tanggal 22-25 Desember 1928, diadakan
Kongres Perempuan di Yogyakarta. Kongres diikuti tujuh organisasi
perempuan. Mereka merespon Sumpah Pemuda yang telah diikrarkan pada
28 Oktober 1928. Kongres dipimpin RA Sukanto, dan berhasil membentuk
Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI).
e.
Berkembangnya Berbagai Paham Baru
Paham-paham baru seperti pan-Islamisme, nasoonalisme, liberalisme, sosialisme,
dan demokrasi menjadi salah satu pendorong pergerakan nasional Indonesia. Paham-
paham tersebut mengajarkan bagaimana langkah-langkah memperbaiki kondisi
kehidupan bangsa Indonesia. Berbagai paham tersebut memengaruhi berbagai
organisasi pergerakan nasional Indonesia.
Wawasan
238 Kelas VIII SMP/MTs
f.
Berbagai Peristiwa dan Pengaruh dari Luar
Negeri
Berbagai peristiwa di luar negeri yang turut menjadi pendorong pergerakan
kebangsaan Indonesia adalah sebagai berikut.
1) Kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905
Pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan Jepang melawan Rusia. Rusia adalah
bangsa Eropa, sedangkan Jepang adalah bangsa Asia. Tentara Jepang berhasil
mengalahkan Rusia, dan menjadi inspirasi negara-negara lain bahwa orang Asia
bisa mengalahkan bangsa Barat. Bangsa-bangsa Asia pun semakin yakin mampu
melawan penjajah.
2) Berkembangnya nasionalisme di berbagai negara
Pada abad XX, negara-negara terjajah di Asia dan Afrika menunjukkan
perjuangan pergerakan kebangsaan. Di India, wilayah jajahan Inggris, muncul
pergerakan dengan tokoh-tokohnya Mahatma Gandhi dan Muhammad Ali Jinnah.
Di Filipina, Jose Rizal memimpin perlawanan terhadap penjajah Spanyol. Di
Tiongkok, muncul dr. Sun Yat Sen, yang terkenal dengan gerakan pembaharuannya.
Untuk memperluas wawasanmu tentang perkembangan berbagai organisasi pada
masa pergerakan nasional, kalian dapat melakukan aktivitas kelompok berikut ini!
1.
Bentuklah kelompok dengan anggota 4-5 orang.
2.
Berkunjunglah
ke perpustakaan, kemudian carilah buku tentang
perkembangan berbagai organisasi etnis kedaerahan dan keagamaan pada
masa perkembangan pergerakan nasional.
3.
Diskusikan bagaimana
perkembangan organisasi tersebut pada masa
pergerakan nasional!
4.
T
uliskan rangkuman hasil diskusimu, lalu presentasikan di depan kelas!
Nama
Organisasi
Sejarah
Kelahiran
Tujuan
Bentuk
Perjuangan
Jong Java
Aktivitas Kelompok
Ilmu Pengetahuan Sosial
239
Nama
Organisasi
Sejarah
Kelahiran
Tujuan
Bentuk
Perjuangan
Trikoro Dharmo
Jong Islamieten
Bond
Perkumpulan
Pemuda Kristen
(PPK)
Muhammadiyah
Nahdlatul
Ulama
..........
..........
..........
5.
Setelah
kalian mendiskusikan hasil rangkumanmu di depan kelas, buatlah
catatan berdasarkan informasi dari kelompok lain!
240 Kelas VIII SMP/MTs
Setelah melakukan aktivitas kelompok tersebut, tentu kalian menemukan
banyak organisasi lain yang berkembang pada masa pergerakan nasional. Setiap
organisasi memiliki bidang perjuangan yang khas, seperti bidang ekonomi, politik,
sosial, maupun keagamaan. Setelah kalian memahami berbagai organisasi perintis
pergerakan nasional, berikutnya kalian akan mempelajari bagaimana lahirnya
organisasi pergerakan nasional Indonesia.
2.
Or
ganisasi Pergerakan Nasional Indonesia
Gambar di atas adalah gambar Museum Kebangkitan Nasional di Jakarta. Gedung
tersebut merupakan bekas STOVIA yang sangat penting artinya bagi kebangkitan
nasional Indonesia. Kebangkitan nasional yaitu masa lahirnya kesadaran bangsa
Indonesia untuk berjuang bersama-sama dalam mengusir penjajahan. Tentu, kalian
masih ingat mengapa tanggal 20 Mei selalu diperingati sebagai hari kebangkitan
nasional. Tanggal 20 Mei 1908 merupakan hari lahir Boedi Oetomo (Budi Utomo),
organisasi modern pertama di Indonesia yang menjadi tonggak pergerakan nasional
Indonesia. Bagaimana sejarah lahirnya Budi Utomo dan berbagai organisasi lainnya?
Kalian akan menelusurinya melalui uraian di bawah ini.
a.
Budi Utomo (BU)
Pada awal abad XX, sudah banyak mahasiswa di kota-kota besar terutama di Pulau
Jawa. Sekolah kedokteran bernama STOVIA (
School tot Opleideing van Inlandsche
Artsen
) terdapat di Batavia (Jakarta). Para tokoh mahasiswa kedokteran sepakat untuk
memperjuangkan nasib rakyat Indonesia dengan memajukan pendidikan rakyat. Pada
tanggal 20 Mei 1908, mereka sepakat mendirikan sebuah organisasi bernama Budi
Utomo (BU) dan memilih dr Sutomo sebagai ketua. Tokoh lain pendiri Budi Utomo
adalah Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan RT Ario Tirtokusumo.
Sumber: http://infojakarta.net/tag/museum-kebangkitan-nasional
Gambar 4.28 Museum Kebangkitan Nasional Indonesia, bekas gedung STOVIA.
Ilmu Pengetahuan Sosial
241
b.
Sar
ekat Islam (SI)
Gambar 4.29 menunjukkan suasana Pasar Klewer di Solo atau Surakarta, Jawa
Tengah. Pada masa penjajahan, pasar tersebut telah ramai oleh para pedagang
Indonesia, Arab, dan Tiongkok. Akibat persaingan yang tidak sehat antara pedagang
pribumi dan pedagang Tiongkok, pada tahun 1911 didirikan Serikat Dagang Islam
(SDI) oleh KH Samanhudi dan RM Tirtoadisuryo di Solo. Tujuan utama pada awalnya
adalah melindungi kepentingan pedagang pribumi dari ancaman pedagang Tiongkok.
Saat itu, para pedagang Tiongkok menguasai perdagangan di pasar, menggeser para
pedagang lokal yang kurang pendidikan dan pengalaman.
Dalam Kongres di Surabaya tanggal 30 September 1912, SDI berubah menjadi
Sarekat Islam (SI). Perubahan nama dimaksudkan agar kegiatan organisasi lebih
terbuka ke bidang-bidang lain, tidak hanya perdagangan. Pada tahun 1913, SI
dipimpin oleh Haji Umar Said Cokroaminoto. Perjuangan SI sangat menarik rakyat
karena kegiatannya yang membela rakyat. Pada tahun 1915, jumlah anggota SI
mencapai 800.000.
Pada tahun 1923, SI berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam (SI) yang bersifat
nonkooperatif terhadap Belanda. Tahun 1927 PSI, menetapkan tujuan pergerakan
secara jelas, yaitu Indonesia merdeka berasaskan Islam.
Sumber: http://infojakarta.net/tag/museum-kebangkitan-nasional
Gambar 4.29 Suasana Pasar Klewer pada masa lampau.
242 Kelas VIII SMP/MTs
c.
Indische Partij (IP)
Indische Partij (IP) adalah partai politik pertama di Indonesia. Gambar 2.18
merupakan pendiri IP yang terkenal dengan sebutan tiga serangkai, yakni E.F.E.
Douwes Dekker (Danudirjo Setiabudi), R.M. Suwardi Suryaningrat, dan dr Cipto
Mangunkusumo. Indische Partij dideklarasikan tanggal 25 Desember 1912. Tujuan
IP sangat jelas, yakni mengembangkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia.
Keanggotaannya pun terbuka bagi semua golongan tanpa memandang suku, agama,
dan ras.
Pada tahun 1913, Belanda mempersiapkan pelaksanaan perayaan 100 tahun
pembebasannya dari kekuasaan Prancis. Belanda meminta rakyat Indonesia untuk
turut memperingati hari tersebut. Para tokoh Indische Partij menentang rencana
tersebut. Suwardi Suryaningrat menulis artikel yang dimuat dalam harian
De Expres
,
dengan judul
Als Ik een Nederlander was
(Seandainya Aku Orang Belanda). Suwardi
mengecam Belanda, katanya: Bagaimana mungkin bangsa terjajah (Indonesia)
disuruh merayakan kemerdekaan penjajah. Pemerintah Belanda marah dengan sikap
para tokoh Indische Partij. Akhirnya Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, dan
Suwardi Suryaningrat ditangkap dan dibuang ke Belanda.
Sumber: http://antoksoesanto.blogspot.co.id/2014/11/indische-partij-organisasi-politik-pertama-di-indonesia.html
Gambar 4.30
Para Pendiri IP.
Ilmu Pengetahuan Sosial
243
Pada tahun 1913, Belanda menyiapkan perayaan 100 tahun pembebasan
Belanda dari kekuasaan Prancis. Belanda meminta rakyat Indonesia untuk
turut memperingati hari tersebut. Para tokoh IP menentang rencana tersebut.
Suwardi Suryaningrat menulis artikel yang dimuat dalam harian
De Expres
,
dengan judul
Als Ik een Nederlander was
(Seandainya aku orang Belanda).
Suwardi mengecam Belanda, dengan menyatakan tidak masuk akal bangsa
terjajah (Indonesia) disuruh merayakan kemerdekaan penjajah. Pemerintah
Belanda marah dengan sikap para tokoh IP. Akhirnya Douwes Dekker,
Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat ditangkap dan dibuang
ke Belanda.
d.
Perhimpunan Indonesia (PI)
Semula bernama Indische Vereeniging, PI didirikan oleh orang-orang Indonesia
di Belanda pada tahun 1908. Pada tahun 1922, Indische Vereeniging berubah nama
menjadi Indonesische Vereeniging dengan kegiatan utama politik. Pada tahun 1925
berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Nama majalahnya
Hindia Putra
, yang
kemudian berubah menjadi
Indonesia Merdeka
.
Tujuan utama PI adalah mencapai
Indonesia merdeka, memperoleh
suatu pemerintahan Indonesia yang
bertanggung jawab kepada seluruh
rakyat. Tokoh-tokoh PI adalah
Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo,
Abdulmajid Joyoadiningrat, Iwa
Kusumasumantri, Sastro Mulyono,
Sartono, Gunawan Mangunkusumo,
dan Nazir Datuk Pamuncak.
Sumber: http://news.detik.com/berita/1767957/bung-hatta-
sepatu-bally-yang-tak-pernah-terbeli
Gambar 4.31 Mohammad Hatta, salah satu tokoh
Perhimpunan Indonesia.
Wawasan
244 Kelas VIII SMP/MTs
Pada tahun 1925, PI secara tegas mengeluarkan manifesto arah perjuangan, yaitu:
a.
Indonesia bersatu, menyingkirkan perbedaan, dapat mematahkan
kekuasaan
penjajah.
b.
Diperlukan
aksi massa yang percaya pada kekuatan sendiri untuk mencapai
Indonesia Merdeka.
c.
Melibatkan
seluruh lapisan masyarakat merupakan sarat mutlak untuk perjuangan
kemerdekaan.
d.
Anasir yang berkuasa dan esensial dalam tiap-tiap masalah politik.
e.
Penjajahan
telah merusak dan demoralisasi jiwa dan fisik bangsa, sehingga
normalisasi jiwa dan materi perlu dilakukan secara sungguh-sungguh.
Manifesto 1925 sangat menggugah kesadaran bangsa Indonesia, serta sangat
memengaruhi pola pergerakan nasional bangsa Indonesia. Gagasan manifesto 1925
terealisasi saat Sumpah Pemuda diikrarkan pada 28 Oktober 1928.
Kongres Pemuda I dilaksanakan tanggal 30 April-2 Mei 1926 di Jakarta, dihadiri
berbagai organisasi pemuda. Kongres ini berhasil membentuk jaringan yang lebih
kokoh untuk mempersatukan diri, yang kemudian dilanjutkan dalam Kongres Pemuda
II tahun 1928.
Panitia Kongres Pemuda II dibentuk tanggal 12 Agustus 1928 dengan ketuanya
Sugondo Joyopuspito. Susunan panitia mewakili wilayah di seluruh Indonesia.
Beberapa tokoh panitia kongres adalah Sugondo (PPPI), Joko Marsaid (Jong Java),
M Yamin (Jong Sumatranen Bond), Amir Syarifuddin (Jong Bataks Bond), Senduk
(Jong Celebes) J Leimena (Jong Ambon), Johan Muh. Cai (Jong Islamieten Bond),
dan tokoh-tokoh lainnya.
Kongres II diselenggarakan 27-28 Oktober 1928, dihadiri oleh perwakilan
organisasi-organisasi pemuda dari seluruh Indonesia. Dalam kongres ini, keinginan
untuk membentuk negara sendiri semakin kuat. Suasana kebangsaan benar-benar
tidak bisa dibendung lagi. Akhirnya, tanggal 28 Oktober 1928, dibacakanlah
keputusan hasil Kongres Pemuda II, yang berupa ikrar pemuda yang terkenal dengan
Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda
Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah jang satu, tanah
Indonesia
Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa jang satu, bangsa Indonesia
Kami Putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.
Ilmu Pengetahuan Sosial
245
Beberapa keputusan penting Kongres II 27-28 Oktober 1928:
•
Ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
•
Menetapkan
lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman sebagai lagu
kebangsaan Indonesia.
•
Menetapkan bendera merah putih sebagai lambang negara Indonesia.
Realisasi
hasil kongres adalah didirikannya Indonesia Muda tahun 1930.
Indonesia Muda berasaskan kebangsaan dan bertujuan Indonesia Raya. Pemerintah
Belanda sangat menekan rapat-rapat yang diselenggarakan para tokoh pemuda. Lagu
Indonesia Raya dilarang dan penyebutan Indonesia Merdeka tidak diperbolehkan.
Para tokoh pemuda menyiasati tekanan ini. Pada Kongres III di Yogyakarta tahun
1938, tujuan kemerdekaan nusa dan bangsa diganti dengan menjunjung tinggi
martabat nusa dan bangsa.
e.
Partai Nasional Indonesia (PNI)
Partai Nasional Indonesia (PNI) didirikan
tanggal 4 Juli 1927 di Bandung, dipimpin
Ir Soekarno. Tujuan PNI adalah Indonesia
merdeka, dengan ideologi nasionalisme.
PNI mengadakan kegiatan konkret baik
politik, sosial, maupun ekonomi. Organisasi
ini terbuka dan revolusioner, sehingga
PNI cepat meraih anggota yang banyak.
Pengaruh Soekarno sangat meresap dalam
lapisan masyarakat. Keikutsertaan Hatta
dalam kegiatan politik Soekarno semakin
membuat PNI sangat kuat.
Kegiatan politik PNI dianggap
mengancam pemerintah Belanda, sehingga
para tokoh PNI ditangkap dan diadili
tahun 1929. Soekarno, Maskoen, Gatot
Mangkupraja, dan Supriadinata diadili Belanda. Pembelaan Soekarno di hadapan
pengadilan diberi judul “Indonesia Menggugat”. Sukarno dan kawan-kawan dihukum
penjara.
Tahun 1931, PNI dibubarkan. Selanjutnya Sartono membentuk Partindo. Adapun
Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan organisasi Pendidikan Nasional
Indonesia. Para tokoh partai tersebut kemudian ditangkap Belanda dan diasingkan ke
Boven Digul, Papua.
Sumber: http://daerah.sindonews.com/
read/1017378/29/kritik-bung-karno-terhadap-
agama-islam-dan-takhayul-1435333597
Gambar 4.32 Bung Karno salah satu tokoh
Partai Nasional Indonesia, beliau pernah
dipenjara dan diasingkan oleh Belanda ke
Boven Digul dan Sumatra.
246 Kelas VIII SMP/MTs
RENUNGKAN
Karena membela rakyat Indonesia, banyak tokoh dihukum dan dibuang
pemerintah kolonial Belanda, seperti Sukarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara,
dan sebagainya. Mereka tidak gentar dengan hukuman yang dijatuhkan
tersebut. Keberanian mereka pantas ditiru pemuda masa kini. Untuk
membela kebenaran dan keadilan, kalian tidak perlu takut dengan berbagai
hambatan dan tantangan.
Selain lima organisasi di atas, kalian dapat menemukan berbagai organisasi pada
masa pergerakan nasional. Sebagai contoh, pada tahun 1935 berdiri Parindra (Partai
Indonesa Raya) dengan beberapa tokoh seperti M Husni Thamrin, R Sukardjo, R
Panji Suroso, dan Mr Susanto. Gerindo (Gerakan Indonesia) didirikan di Jakarta pada
bulan April 1937. Pemimpinnya adalah mantan pimpinan Partindo yang dibubarkan
tahun 1937, seperti Amir Syarifuddin, Mr. M. Yamin, Mr. Sartono, dan Dr. A.K. Gani.
Golongan nasionalis mencoba menggunakan Volksraad sebagai media perjuangan
nasional. Dengan tujuan memperkuat wakil-wakil bangsa Indonesia, tahun 1930.
Husni Thamrin membentuk Fraksi Nasional. Pada tahun 1936, seorang anggota
Volksraad, Sutarjo mengajukan petisi menuntut kemerdekaan Indonesia dalam masa
10 tahun. Petisi ini kemudian dikenal dengan nama Petisi Sutarjo. Petisi tersebut
ditolak Belanda dengan alasan bangsa Indonesia belum siap untuk merdeka.
Pada masa pergerakan nasional juga berkembang organisasi yang sangat
berpengaruh, yaitu Partai Komunis Indonesia (PKI). Cikal bakal PKI
adalah
Indische Sociaal-Democratische Vereeniging
(ISDV) yang didirikan
oleh Henk Sneevelt (orang Belanda) pada tahun 1914 di Semarang. Partai
Komunis Indonesia didirikan tanggal 23 Mei 1920, diketuai oleh Semaun.
PKI melakukan perlawanan pertama dengan menggunakan kekuatan senjata
tahun 1926. Perlawanan tahun 1926 kurang terkonsolidasi, sehingga justru
menyebabkan tokoh-tokohnya ditangkap dan diasingkan ke luar negeri.
Perlawanan ini juga merugikan pergerakan nasional lainnya. Akibat
perlawanan tersebut, Belanda semakin menekan aktivitas pergerakan
kebangsaan.
Para pejuang pergerakan nasional kecewa, dan tidak terlalu berharap kepada
Volksraad
. Pada tahun 1939, dibentuk federasi/gabungan dari beberapa organisasi
politik yang disebut Gabungan Politik Indonesia (GAPI). Semboyan GAPI yang
terkenal adalah “Indonesia Berparlemen”.
Wawasan
Ilmu Pengetahuan Sosial
247
RENUNGKAN
Para penggerak organisasi modern pada masa pergerakan nasional
umumnya adalah para pemuda pelajar atau terdidik. Hal ini menunjukkan
bahwa pemuda merupakan tulang punggung pergerakan nasional.
Kalian adalah bagian dari para pemuda pada masa sekarang. Gunakan
hidupmu untuk membangun bangsa ini, salah satunya dengan aktif di
berbagai organisasi. Aktif di organisasi pramuka, kerohanian remaja , dan
karangtaruna merupakan contoh mengamalkan semangat berorganisasi
para pemuda pada masa pergerakan nasional.
\
3.
Per
gerakan Nasional pada Masa Pendudukan Jepang
Amatilah gambar kerja paksa pada masa penjajahan Jepang di Indonesia di
atas! Kerja paksa pada masa kependudukan Jepang dikenal dengan istilah
romusha
.
Romusha merupakan salah satu bukti penderitaan rakyat Indonesia pada masa
pendudukan Jepang. Kapan Jepang mulai menguasai Indonesia? Bagaimana Jepang
menguasai Indonesia? Bagaimana kondisi bangsa Indonesia pada masa penjajahan
Jepang?
Sumber: https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/SitePages/TopikMateriAjar.aspx?JenjangID
=6&KelasID=26&MapelID=2399&GuruID=7139&TopikMateriAjarID=20467
Gambar 4.33 Kerja paksa pada zaman Jepang
.
248 Kelas VIII SMP/MTs
a.
Pr
oses Penguasaan Indonesia
Awal mula tujuan Jepang menguasai Indonesia ialah untuk kepentingan ekonomi
dan politik. Jepang merupakan negara industri yang sangat maju dan sangat besar.
Jepang sangat menginginkan bahan baku industri yang tersedia banyak di Indonesia
untuk kepentingan ekonominya. Indonesia juga merupakan daerah pemasaran industri
yang strategis bagi Jepang untuk menghadapi persaingan dengan tentara bangsa-
bangsa Barat. Untuk menyamakan jalur pelayaran bagi bahan-bahan mentah dan
bahan baku dari ancaman Sekutu serta memuluskan ambisinya menguasai wilayah-
wilayah baru, Jepang menggalang kekuatan pasukannya serta mencari dukungan dari
bangsa-bangsa Asia.
Perhatikan gambar peta di atas! Peta tersebut menggambarkan gerakan
tentara Jepang ketika masuk ke Indonesia. Terdapat tiga tempat penting
pendaratan Jepang ketika masuk ke Indonesia, yakni Tarakan (Kalimantan),
Palembang (Sumatra), dan Jakarta (Jawa). Berdasarkan tiga lokasi tersebut,
lokasi manakah yang paling dekat dengan tempat tinggal kalian? Dapatkah
kalian temukan alasan mengapa Jepang memilih menduduki tempat tersebut?
Tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang strategis untuk menguasai
Indonesia. Selain itu, tiga lokasi tersebut merupakan pusat perkembangan
politik dan ekonomi pada masa kependudukan Belanda.
Sumber: http://mudahbelajaripssmp.blogspot.co.id/2015/08/bab-3-pendudukan-jepang-di-
indonesia.html
Gambar 4.34 Peta gerakan tentara Jepang masuk ke Indonesia.
Pengamatan
Ilmu Pengetahuan Sosial
249
Sumber: http://www.donisetyawan.com/
Gambar 4.35 Peta pembagian pemerintahan militer Jepang.
Pada tanggal 8 Desember 1941, Jepang melakukan penyerangan terhadap
pangkalan militer AS di Pearl Harbour. Setelah memborbardir Pearl Harbour, Jepang
masuk ke negara-negara Asia dari berbagai pintu. Pada tanggal 11 Januari 1942,
Jepang mendaratkan pasukannya di Tarakan, Kalimantan Timur. Jepang menduduki
kota minyak Balikpapan pada tanggal 24 Januari. Selanjutnya, Jepang menduduki
kota-kota lainya di Kalimantan.
Jepang berhasil menguasai Palembang pada tanggal 16 Februari 1942. Setelah
menguasai Palembang, Jepang menyerang Pulau Jawa. Pulau Jawa merupakan pusat
pemerintahan Belanda. Batavia (Jakarta) sebagai pusat perkembangan Pulau Jawa
berhasil dikuasai Jepang pada tanggal 1 Maret 1942. Setelah melakukan berbagai
pertempuran, Belanda akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada tanggal 8
Maret 1942 di Kalijati, Subang-Jawa Barat. Surat perjanjian serah terima kedua belah
pihak ditandatangani oleh Letnan Jenderal Ter Poorten (Panglima Angkatan Perang
Belanda) dan diserahkan kepada Letnan Jenderal Imamura (pimpinan pasukan
Jepang). Sejak saat itu seluruh Indonesia berada di bawah kekuasan Jepang.
b.
Kebijakan Pemerintah Militer
Jepang
Pada saat kependudukannya di Indonesia, Jepang melakukan pembagian tiga
daerah pemerintahan militer di Indonesia, yakni:
1)
Pemerintahan
Angkatan Darat (Tentara XXV) untuk Sumatra, dengan pusat di
Bukittinggi.
2)
Pemerintahan
Angkatan Darat (Tentara XVI) untuk Jawa dan Madura dengan
pusat di Jakarta.
3)
Pemerintahan
Angkatan Laut (Armada Selatan II) untuk daerah Sulawesi,
Kalimantan, dan Maluku dengan pusat di Makassar.
250 Kelas VIII SMP/MTs
Jepang menggunakan sistem pemerintahan berdikari dalam menjalankan
pemerintahan di daerah kependudukannya. Berdikari berarti “berdiri sendiri”.
Maksudnya, pemerintah pusat tidak banyak berperan dalam upaya pemenuhan
kebutuhan pasukan di daerah kependudukannya. Dengan demikian, pemerintahan
militer Jepang di Indonesia lebih leluasa untuk menerapkan sistem penjajahan.
Jepang melakukan propaganda dengan semboyan “Tiga A” (Jepang Pemimpin
Asia, Jepang Pelindung Asia, Jepang Cahaya Asia) untuk menarik simpati rakyat
Indonesia. Selain itu, Jepang menjanjikan kemudahan bagi bangsa Indonesia dalam
melakukan ibadah, mengibarkan bendera merah putih yang berdampingan dengan
bendera Jepang, menggunakan bahasa Indonesia, dan menyanyikan lagu kebangsaan
“Indonesia Raya” bersama lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo”.
Kemudahan-kemudahan yang
ditawarkan oleh Jepang hanyalah
janji manis saja. Sebagai
penjajah, Jepang justru lebih
kejam dalam menjajah bangsa
Indonesia. Jepang melakukan
beberapa kebijakan terhadap
negara jajahan Indonesia.
Program yang paling mendesak
bagi Jepang adalah mengerahkan
seluruh sumber daya yang ada di
Indonesia untuk tujuan perang.
Beberapa kebijakan tersebut
antara lain sebagai berikut.
1) Membentuk Organisasi-
Organisasi Sosial
Or
ganisasi-organisasi
sosial yang dibentuk oleh
Jepang di antaranya Gerakan
3A, Pusat Tenaga Rakyat,
Jawa Hokokai, dan Masyumi.
Gerakan 3A Dipimpin oleh
Mr. Syamsudin, dengan tujuan
meraih simpati penduduk dan
tokoh masyarakat sekitar. Dalam
perkembangannya, gerakan ini
kurang berhasil sehingga Jepang
membentuk organisasi yang
lebih menarik.
Sumber:http://www.pojokilmu.com/organisasi-pergerakan-
zaman-jepang/
Gambar 4.36 Jargon Gerakan 3 A Jepang.
Ilmu Pengetahuan Sosial
251
Sebagai ganti Gerakan Tiga A, Jepang mendirikan gerakan Pusat Tenaga Rakyat
(Putera) pada tanggal 1 Maret 1943. Gerakan Putera dipimpin tokoh-tokoh nasional
yang sering disebut Empat Serangkai, yaitu Soekarno, Mohammad Hatta, K.H. Mas
Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara. Gerakan Putera cukup diminati oleh kalangan
tokoh pergerakan Indonesia.
Pemerintah Jepang kurang puas dengan kegiatan yang dilakukan oleh gerakan
Putera karena para tokoh gerakan Putera memanfaatkan organisasi ini untuk
melakukan konsolidasi dengan tokoh-tokoh perjuangan. Pada akhirnya, organisasi
Putera dibubarkan oleh Jepang.
Pada tahun 1944, dibentuk Jawa Hokokai (Gerakan Kebaktian Jawa). Gerakan
ini berdiri di bawah pengawasan para pejabat Jepang. Tujuan pokoknya adalah
menggalang dukungan untuk rela berkorban demi pemerintah Jepang.
Islam adalah agama yang dianut mayoritas penduduk Indonesia. Jepang merasa
harus bisa menarik hati golongan ini. Maka, pada tahun 1943 Jepang membubarkan
Majelis Islam A’la Indonesia dan menggantikannya dengan Masyumi (Majelis Syuro
Muslimin Indonesia). Masyumi dipimpin oleh K.H. Hasyim Ashari dan K.H. Mas
Mansyur.
2) Pembentukan Organisasi Semi Militer
Jepang menyadari pentingnya mengerahkan rakyat Indonesia untuk membantu
perang menghadapi Sekutu. Oleh karena itu, Jepang membentuk berbagai
organisasi semimiliter, seperti
Seinendan
,
Fujinkai
,
Keibodan
,
Heiho
, dan
Pembela Tanah Air (Peta).
Organisasi Barisan Pemuda (
Seinendan
) dibentuk pada 9 Maret 1943. Tujuannya
adalah memberi bekal bela negara agar siap mempertahankan tanah airnya. Dalam
kenyataannya, tujuan itu hanya untuk menarik minat rakyat Indonesia. Maksud
sesungguhnya adalah untuk membantu menghadapi tentara Sekutu.
Sumber: http://www.pelajaransekolah.net/2016/08/nama-nama-organisasi-bentukan-jaman-jepang.html
Gambar 4.37 Empat Serangkai.
252 Kelas VIII SMP/MTs
Fujinkai
merupakan himpunan kaum wanita di atas 15 tahun untuk terikat
dalam latihan semimiliter.
Keibodan
merupakan barisan pembantu polisi untuk
laki-laki berumur 20-25 tahun.
Heiho
yang didirikan tahun 1943 merupakan
organisasi prajurit pembantu tentara Jepang. Pada saat itu, Jepang sudah
mengalami kekalahan di beberapa front pertempuran. Adapun Peta yang didirikan
3 Oktober 1943 merupakan pasukan bersenjata yang memperoleh pendidikan
militer secara khusus dari Jepang. Kelak, para eks-Peta memiliki peranan besar
dalam pertempuran melawan Jepang dan Belanda.
Sumber: http://www.duniapendidikan.net/2015/09/organisasi-semi-militer-bentukan-
jepang.html
Gambar 4.38 Gerakan Seinendan.
Sumber: :http://pustaka.islamnet.web.id/Bahtsul_Masaail/Artikel/sejarah_per-
juangan/indexaebc.html
Gambar 4.39 Gerakan Fujinkai.
Ilmu Pengetahuan Sosial
253
3) Pengerahan Romusha
Jepang melakukan rekruitmen anggota romusha dengan tujuan mencari bantuan
tenaga yang lebih besar untuk membantu perang dan melancarkan aktivitas Jepang.
Anggota-anggota romusha dikerahkan oleh Jepang untuk membangun jalan, kubu
pertahanan, rel kereta api, jembatan, dan sebagainya. Jumlah Romusha paling
besar berasal dari Jawa, yang dikirim ke luar Jawa, bahkan sampai ke Malaya,
Myanmar, dan Thailand.
Perhatikan gambar romusha di atas. Sebagian besar romusha adalah penduduk
yang tidak berpendidikan. Mereka terpaksa melakukan kerja rodi karena takut
kepada Jepang. Pada saat mereka bekerja sebagai romusha, makanan yang mereka
dapat tidak terjamin, kesehatan sangat minim, sementara pekerjaan sangat berat.
Ribuan rakyat Indonesia meninggal akibat romusha.
Mendengar nasib romusha yang sangat menyedihkan, banyak pemuda
Indonesia meninggalkan kampungnya. Mereka takut akan dijadikan romusha.
Akhirnya, sebagian besar desa hanya didiami oleh kaum perempuan, orang tua,
dan anak-anak.
Penjajahan Jepang yang sangat menyengsarakan adalah pemaksaan wanita-
wanita untuk menjadi
Jugun Ianfu
. Jugun Ianfu adalah wanita yang dipaksa Jepang
untuk menjadi wanita penghibur Jepang di berbagai pos medan pertempuran.
Banyak gadis-gadis desa diambil paksa tentara Jepang untuk menjadi
Jugun
Ianfu
. Sebagian mereka tidak kembali walaupun Perang Dunia II telah berakhir.
Sumber: http://www.gurusejarah.com/2015/01/pengerahan-romusha.html
Gambar 4.40 Kerja paksa para romusha.
254 Kelas VIII SMP/MTs
4) Eksploitasi Kekayaan Alam
Jepang tidak hanya menguras tenaga rakyat Indonesia. Pengerukan kekayaan
alam dan harta benda yang dimiliki bangsa Indonesia jauh lebih kejam daripada
pengerukan yang dilakukan oleh Belanda. Semua usaha yang dilakukan di
Indonesia harus menunjang semua keperluan perang Jepang.
Jepang mengambil alih seluruh aset ekonomi Belanda dan mengawasi secara
langsung seluruh usahanya. Usaha perkebunan dan industri harus mendukung
untuk keperluan perang, seperti tanaman jarak untuk minyak pelumas. Rakyat
wajib menyerahkan bahan pangan besar-besaran kepada Jepang. Jepang
memanfaatkan Jawa Hokokai dan intansi-instansi pemerintah lainnya. Keadaan
inilah yang semakin menyengsarakan
rakyat Indonesia.
Pada masa panen, rakyat wajib
melakukan setor padi sedemikian rupa
sehingga mereka hanya membawa
pulang padi sekitar 20% dari panen yang
dilakukannya. Kondisi ini mengakibatkan
musibah kelaparan dan penyakit busung
lapar di Indonesia. Banyak penduduk
yang memakan umbi-umbian liar, yang
sebenarnya hanya pantas untuk makanan
ternak.
Sikap manis Jepang hanya sebentar.
Pada tanggal 20 Maret 1942, dikeluarkan
maklumat pemerintah yang isinya berupa
larangan pembicaraan tentang pengibaran
bendera merah putih dan menyanyikan
lagu Indonesia Raya. Hal ini tentu
membuat kecewa bangsa Indonesia.
c.
Sikap Kaum Pergerakan
Bangsa Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menanggapi kebijakan
Jepang tersebut. Propaganda Jepang sama sekali tidak memengaruhi para tokoh
perjuangan untuk percaya begitu saja. Bagaimanapun, mereka sadar bahwa Jepang
adalah penjajah. Bahkan, mereka sengaja memanfaatkan organisasi-organisasi
pendirian Jepang sebagai ‘batu loncatan’ untuk meraih Indonesia merdeka. Beberapa
bentuk perjuangan pada zaman Jepang adalah sebagai berikut.
Sumber: http://www.boombastis.com/terowon-
gan-niyama/85040
Gambar 4.41 Penderitaan rakyat Indonesia
akibat romusha.
Ilmu Pengetahuan Sosial
255
1) Memanfaatkan Organisasi Bentukan Jepang
Kelompok ini sering disebut kolaborator karena mau bekerja sama dengan
penjajah. Sebenarnya, cara ini bentuk perjuangan diplomasi. Tokoh-tokohnya
adalah para pemimpin Putera, seperti Sukarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar
Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur. Mereka memanfaatkan Putera sebagai
sarana komunikasi dengan rakyat. Akhirnya, Putera justru dijadikan para pemuda
Indonesia sebagai ajang kampanye nasionalisme. Pemerintah Jepang menyadari
hal tersebut dan akhirnya membubarkan Putera dan digantikan Barisan Pelopor.
Sama seperti Putera, Barisan Pelopor yang dipimpin Sukarno ini pun selalu
mengampanyekan perjuangan kemerdekaan.
2) Gerakan Bawah Tanah
Larangan berdirinya partai politik pada zaman Jepang mengakibatkan
sebagian tokoh perjuangan melakukan gerakan bawah tanah. Gerakan bawah
tanah merupakan perjuangan melalui kegiatan-kegiatan tidak resmi, tanpa
sepengetahuan Jepang (gerakan sembunyi-sembunyi).
Dalam melakukan perjuangan, mereka terus melakukan konsolidasi menuju
kemerdekaan Indonesia. Mereka menggunakan tempat-tempat strategis, seperti
asrama pemuda untuk melakukan pertemuan-pertemuan. Penggalangan semangat
kemerdekaan dan membentuk suatu negara terus mereka kobarkan.
Tokoh-tokoh yang masuk dalam garis pergerakan bawah tanah adalah Sutan
Sjahrir, Achmad Subarjo, Sukarni, A. Maramis, Wikana, Chairul Saleh, dan
Amir Syarifuddin. Mereka terus memantau Perang Pasifik melalui radio-radio
bawah tanah. Pada saat itu, Jepang melarang bangsa Indonesia memiliki pesawat
komunikasi. Kelompok bawah tanah inilah yang sering disebut golongan radikal/
keras karena mereka tidak mengenal kompromi dengan Jepang.
3) Perlawanan Bersenjata
Di samping perjuangan yang dilakukan dengan memanfaatkan organisasi
bentukan Jepang dan gerakan bawah tanah, ada pula perlawanan-perlawanan
bersenjata yang dilakukan bangsa Indonesia di antaranya sebagai berikut.
a) Perlawanan Rakyat Aceh
Dilakukan oleh Tengku Abdul Djalil, seorang ulama di Cot Plieng Aceh,
menentang peraturan-peraturan Jepang. Pada tanggal 10 November 1942, ia
melakukan perlawanan. Dalam perlawanan tersebut ia tertangkap dan ditembak
mati.
b) Perlawanan Singaparna, Jawa Barat
Dipelopori oleh K.H. Zainal Mustofa, yang menentang
seikerei
yakni
menghormati Kaisar Jepang. Pada tanggal 24 Februari 1944, meletus
256 Kelas VIII SMP/MTs
perlawanan terhadap tentara Jepang. Kiai Haji Zainal Mustofa dan beberapa
pengikutnya ditangkap Jepang, lalu dihukum mati.
c) Perlawananan Indramayu, Jawa Barat
Pada bulan Juli 1944, rakyat Lohbener dan Sindang di Indramayu
memberontak terhadap Jepang. Para petani dipimpin H. Madrian menolak
pungutan padi yang terlalu tinggi. Akan tetapi, pada akhirnya perlawanan
mereka dipadamkan Jepang.
d) Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur
Perlawanan PETA merupakan perlawanan terbesar yang dilakukan rakyat
Indonesia pada masa penjajahan Jepang.
Perlawanan ini dipimpin Supriyadi, seorang
Shodanco
(Komandan pleton).
Peta tanggal 14 Februari 1945, perlawanan dipadamkan Jepang karena
persiapan Supriyadi dkk. kurang matang.
Para pejuang Peta yang berhasil ditangkap kemudian diadili di mahkamah
militer di Jakarta. Beberapa di antaranya dihukum mati, seperti dr. Ismail,
Muradi, Suparyono, Halir Mangkudidjaya, Sunanto, dan Sudarmo. Supriyadi,
sebagai pemimpin perlawanan tidak diketahui nasibnya. Kemungkinan besar
Supriyadi berhasil ditangkap Jepang kemudian dihukum mati sebelum diadili.
Sumber: http://www.bintang.com/
Gambar 4.42 Pasukan Peta.
Ilmu Pengetahuan Sosial
257
Carilah buku yang membahas tentang perlawanan rakyat pada masa
pendudukan Jepang. Kalian juga dapat mencari data dari internet. Tuliskan
secara singkat latar belakang, proses, dan akhir dari perlawanan tersebut.
Perlawanan Rakyat pada Masa Pendudukan Jepang
Nama
Perlawanan
Tokoh
Perlawanan
Latar
Belakang
Proses
Akhir
Aktivitas Individu
258 Kelas VIII SMP/MTs
4.
Perubahan Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan
Kalian telah mempelajari bagaimana kondisi masyarakat Indonesia pada masa
penjajahan. Pada perjalanan sejarah sejak masa kolonialisme VOC, pemerintah Hindia
Belanda, pemerintah Inggris, dan pendudukan Jepang, tentu kalian menemukan
berbagai perubahan pada masyarakat Indonesia.
Terjadinya kolonialisme dan imperialisme di Indonesia menyebabkan berbagai
perubahan masyarakat Indonesia baik aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan,
maupun politik. Perubahan apa saja yang terjadi pada masyarakat Indonesia pada
masa kolonial? Mari lacak melalui uraian di bawah ini!
a.
Perubahan pada Masa Kolonial Barat
1) Perluasan Penggunaan Lahan
Perhatikan gambar perkebunan di Sumatra tersebut. Mulai kapan perkebunan
tersebut berkembang? Perkebunan di Indonesia telah berkembang sebelum masa
penjajahan. Bangsa Indonesia telah memiliki teknologi turun temurun untuk
mengembangkan berbagai teknologi pertanian. Pada masa penjajahan, terjadi
perubahan besar dalam perkembangan perkebunan di Indonesia. Penambahan
jumlah lahan untuk tanaman ekspor dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia.
Bukan hanya pemerintah kolonial yang mengembangkan lahan perkebunan di
Indonesia, tetapi juga perusahaan-perusahaan swasta.
Sumber: http://www.infosawit.com/news/390/2014--luas-kebun-sawit-nasional-10-2-juta--hektare-
Gambar 4.43 Perkebunan di Sumatra Selatan.
Ilmu Pengetahuan Sosial
259
Pada masa pemerintah kolonial Hindia Belanda, banyak perusahaan asing
yang menanamkan investasi di Indonesia. Berhektare-hektare hutan dibuka
untuk pembukaan lahan perkebunan. Apakah kalian menemukan bekas-bekas
perkebunan yang dahulu dikuasai Belanda?
Perhatikan gambar saluran irigasi Bendung Komering 10 (BK 10) di Desa
Gumawang, Belitang Madang Raya, Kabupaten OKU Timur, Sumatra Selatan.
Saluran tersebut dibangun sejak masa Hindia Belanda. Daerah OKU Timur yang
awalnya hutan belantara berubah menjadi lahan pertanian dan perkebunan yang
sangat subur hingga sekarang. Sepanjang aliran irigasi tersebut menjadi lumbung
padi Sumatra Selatan hingga kini.
2) Persebaran Penduduk dan Urbanisasi
Kalian tentu masih ingat dengan Politik Etis, yang terdiri atas irigasi,
transmigrasi, dan edukasi. Sejarah transmigrasi Indonesia terutama terjadi
pada akhir abad XIX. Tujuan utama transmigrasi pada masa tersebut adalah
untuk menyebarkan tenaga kerja murah di berbagai perkebunan di Sumatra
dan Kalimantan. Kalian yang tinggal di beberapa daerah di Sumatra mungkin
Sumber: dokumen penulis
Gambar 4.44 Saluran Irigasi BK 10 di Sumatra Selatan peninggalan masa Hindia Belanda.
260 Kelas VIII SMP/MTs
dapat menelusuri sejarah keluargamu atau teman-temanmu. Mungkin sebagian
dari mereka memiliki garis keturunan dari Jawa. Pembukaan perkebunan pada
masa kolonial Barat di Indonesia telah berhasil mendorong persebaran penduduk
Indonesia.
Munculnya berbagai pusat industri dan perkembangan berbagai fasilitas di
kota menjadi daya dorong perkembangan kota-kota. Urbanisasi terjadi hampir
di berbagai daerah di Indonesia. Daerah yang awalnya hutan belantara menjadi
ramai dan gemerlap karena ditemukannya area pertambangan.
Persebaran penduduk Indonesia tidak sebatas dalam lingkungan nasional,
tetapi juga lintas negara. Sebagai bukti, perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar
di atas adalah negara Suriname di Amerika Latin, di dalamnya banyak
terdapat warga keturunan suku Jawa. Tahukah kalian bahwa di Suriname terdapat
banyak penduduk yang dapat berbahasa Jawa? Mereka adalah keturunan Jawa
yang hidup turun temurun di Suriname sejak penjajahan Belanda. Mengapa
mereka dapat sampai di Suriname? Hal ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah
Belanda untuk mengirim banyak tenaga kerja ke Suriname, yang juga merupakan
Sumber: http://www.worldatlas.com/webimage/countrys/samerica/srsa.gif
Gambar 4.45 Peta negara Suriname.
Ilmu Pengetahuan Sosial
261
wilayah jajahan Belanda. Coba kalian cari data dari internet atau majalah yang
menceritakan kehidupan masyarakat keturunan Jawa di Suriname. Bagaimana
kehidupan sosial, ekonomi, dan pendidikan mereka? Tuliskan dalam bentuk
karangan singkat.
3) Pengenalan Tanaman Baru
Pengaruh pemerintah kolonial Barat di satu sisi memiliki pengaruh positif
dalam mengenalkan berbagai tanaman dan teknologi dalam pertanian dan
perkebunan. Beberapa tanaman andalan ekspor dikenalkan dan dikembangkan
di Indonesia. Pengenalan tanaman baru sangat bermanfaat dalam pengembangan
pertanian dan perkebunan di Indonesia.
4) Penemuan Tambang-Tambang
Pembukaan lahan pada masa kolonial Barat juga dilakukan untuk pertambangan
minyak bumi, batu bara, dan logam. Pembukaan lahan untuk pertambangan
ini terutama terjadi pada akhir abad XIX dan awal abad XX. Coba kalian cari
pertambangan yang terdapat di lingkungan provinsimu! Dapatkah kalian mencari
sejarah pertambangan tersebut? Apakah ada hubungan pertambangan tersebut
dengan penjajahan bangsa Barat?
Sumber: http://www.mikirbae.com/2015/05/perubahan-masyarakat-masa-penjajahan.html
Gambar 4.46 Peta hasil tambang di Indonesia.
262 Kelas VIII SMP/MTs
5) Transportasi dan Komunikasi
Pada zaman penjajahan Belanda, banyak dibangun jalan raya, rel kereta api,
dan jaringan telepon. Pembangunan berbagai sarana transportasi dan komunikasi
tersebut mendorong mobilitas barang dan jasa yang sangat cepat. Pada transportasi
laut juga dibangun berbagai dermaga di berbagai daerah di Indonesia.
Kalian tentu masih ingat bagaimana proses pembangunan jalur Anyer-Panarukan
yang dibangun pada masa pemerintahan Daendels. Di satu sisi, pembangunan
tersebut menimbulkan kesengsaraan rakyat, terutama akibat kerja paksa. Namun
di sisi lain, pembangunan jalur tersebut telah mempermudah jalur transportasi dan
komunikasi masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa. Pembangunan rel kereta
api juga dilakukan di berbagai daerah di Jawa dan Sumatra.
6) Perkembangan Kegiatan Ekonomi
Perubahan masyarakat dalam kegiatan ekonomi pada masa kolonial terjadi
baik dalam kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Kegiatan produksi dalam
pertanian dan perkebunan semakin maju dengan ditemukannya berbagai teknologi
pertanian yang bervariasi. Rakyat mulai mengenal tanaman yang tidak hanya untuk
dipanen semusim. Pembukaan berbagai perusahaan telah melahirkan berbagai
jenis pekerjaan dalam bidang yang berbeda. Sebagai contoh, munculnya kuli-kuli
perkebunan, mandor, dan administrasi di berbagai perusahaan pemerintah ataupun
swasta. Kegiatan ekspor-impor juga mengalami kenaikan signifikan pada masa
penjajahan Barat. Hal ini tidak lepas dari usaha pemerintah kolonial menggenjot
jumlah produksi ekspor.
7) Mengenal Uang
Pada masa sebelum kedatangan bangsa-bangsa Barat, masyarakat biasanya
bekerja secara bergotong royong. Contohnya, dalam mengerjakan sawah, setiap
kelompok penduduk akan mengerjakan secara bersama-sama dari sawah satu
Sumber: http://images.detik.com/customthumb/2012/04/30/1025/img_20120430145032_4f9e4448584d1.
jpg?w=600, http://kisahpembelajar.files.wordpress.com/2012/02/aku_dan_rel_kereta_api.jpg, dan http://photo.
kontan.co.id/photo/2012/04/30/2039688029p.jpg
Gambar 4.47 Jalan raya, rel kereta api, dan jaringan telepon.
Ilmu Pengetahuan Sosial
263
ke sawah lainnya. Pada masa kekuasaan kolonial Barat, uang mulai dikenalkan
sebagai alat pembayaran jasa tenaga kerja. Keberadaan uang sebagai barang baru
dalam kehidupan masyarakat menjadi daya tarik tersendiri. Masyarakat mulai
menyenangi uang karena dianggap lebih mudah digunakan.
8) Perubahan dalam Pendidikan
Perhatikan gambar sistem pendidikan pesantren di atas. Pendidikan tersebut
berkembang di berbagai daerah pada masa sebelum kedatangan bangsa Barat.
Bagaimana pendidikan pada masa kolonial Barat? Terdapat dua pendidikan
Sumber: http://wakalanusantara.com/images_content/insideDoit.jpg
Gambar 4.48 Uang pada masa VOC.
Sumber: upload.wikimedia.org
G
ambar 4.49 Pendidikan pesantren sebelum masa kolonial.
264 Kelas VIII SMP/MTs
yang dikembangkan pada masa pemerintahan kolonial Barat. Pertama adalah
pendidikan yang dikembangkan oleh pemerintah, dan yang kedua adalah
pendidikan yang dikembangkan oleh masyarakat.
Pusat-pusat kekuasaan Belanda di Indonesia di berbagai kota di Indonesia
menjadi pusat pertumbuhan berbagai sekolah di Indonesia. Kalian dapat
menemukan sekolah-sekolah yang telah berdiri sejak zaman penjajahan di kota
provinsi tempat tinggalmu. Pada masa penjajahan Belanda juga telah berkembang
perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Pertanian
Bogor (IPB).
Pada masa pemerintahan kolonial Barat, terjadi diskriminasi pendidikan di
Indonesia. Sekolah dibedakan menjadi dua golongan, yakni sekolah untuk bangsa
Eropa dan sekolah untuk penduduk pribumi. Hal ini mendorong lahirnya berbagai
gerakan pendidikan di Indonesia. Taman Siswa yang berdiri di Yogyakarta
merupakan salah satu pelopor gerakan pendidikan modern di Indonesia. Sekolah-
sekolah yang dipelopori berbagai organisasi pergerakan nasional tumbuh pesat
pada awal abad XX.
Pengaruh pendidikan modern berdampak pada perluasan lapangan kerja pada
masyarakat Indonesia. Munculnya elite intelektual memunculkan jenis pekerjaan
baru, seperti guru, administrasi, pegawai pemerintah, dan sebagainya.
9) Perubahan dalam Aspek Politik
Kejayaan kerajaan-kerajaan pada masa sebelum kedatangan bangsa Barat
satu per satu mengalami kemerosotan bahkan keruntuhan. Pada masa kerajaan,
rakyat diperintah oleh raja yang merupakan bangsa Indonesia. Pada pemerintahan
kolonial Barat, rakyat diperintah oleh bangsa asing. Kekuasaan bangsa Indonesia
untuk mengatur bangsanya semakin hilang, digantikan dengan kekuasaan
bangsa Barat. Perubahan inilah yang paling penting untuk diperjuangkan. Tanpa
kemerdekaan, bangsa Indonesia sulit mengatur dirinya sendiri.
Perubahan dalam sistem politik juga terjadi dengan dikenalnya sistem
pemerintahan baru. Pada masa kerajaan dikenal raja dan bupati, sementara itu pada
masa pemerintahan kolonial Barat dikenal gubernur jenderal, residen, bupati, dan
seterusnya. Para penguasa kerajaan menjadi kehilangan kekuasaannya, digantikan
dengan kekuasaan pemerintahan kolonial Barat.
Terbentuknya pemerintahan Hindia Belanda di satu sisi menguntungkan bangsa
Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda yang terpusat menyebabkan hubungan
yang erat antara rakyat Indonesia dari berbagai daerah. Muncul perasaan senasib
dan sepenanggungan dalam bingkai Hindia Belanda.
Munculnya berbagai organisasi pergerakan nasional tidak lepas dari ikatan
politik Hindia Belanda. Sebelum masa penjajahan Hindia Belanda, masyarakat
Indonesia terkotak-kotak oleh sistem politik kerajaan. Terdapat puluhan kerajaan
di berbagai daerah di Indonesia. Pada masa pemerintah Hindia Belanda, berbagai
daerah tersebut disatukan dalam satu identitas, yaitu Hindia Belanda.
Ilmu Pengetahuan Sosial
265
10) Perubahan dalam Aspek Budaya
Perhatikan gambar Benteng Vredeburg di Yogyakarta di atas. Peninggalan
tersebut merupakan salah satu bukti pengaruh kolonialisme dalam bidang budaya.
Berbagai perubahan budaya pada masa penjajahan Belanda adalah dalam seni
bangunan, tarian, cara berpakaian, bahasa, dan teknologi.
Seni bangunan dengan gaya Eropa dapat kalian temukan di berbagai kota di
Indonesia. Coba kalian amati berbagai peninggalan pada masa kolonial Belanda
yang terdapat di lingkungan tempat tinggalmu. Bagaimana perbedaan bangunan-
bangunan tersebut dengan bangunan asli masyarakat Indonesia sebelumnya?
Masa penjajahan Belanda berpengaruh terhadap teknologi dan seni bangunan
di Indonesia. Teknologi bangunan modern dikenalkan bangsa Barat di berbagai
wilayah di Indonesia. Kalian masih dapat menelusuri sebagian besar peninggalan
bangunan pada masa kolonial. Bahkan, sebagian bangunan tersebut sampai saat
ini masih dimanfaatkan sebagai kantor pemerintah.
Perubahan kesenian juga terjadi terutama di masyarakat perkotaan yang
mulai mengenal tarian-tarian Barat. Kebiasaan dansa dan minum-minuman yang
dikenalkan para pejabat Belanda berpengaruh pada perilaku sebagian masyarakat
Indonesia. Kalian juga masih dapat menelusuri bahasa-bahasa Belanda yang
berpengaruh dalam kosa kata Bahasa Indonesia.
Dalam aspek budaya juga terjadi perubahan kehidupan beragama masyarakat
Indonesia. Pengaruh kolonial yang lain adalah penyebaran agama Kristen di
Indonesia.
Sumber: http://bentengvredeburg.blogspot.co.id/
G
ambar 4.50 Benteng Vredeburg Yogyakarta.
266 Kelas VIII SMP/MTs
Agama Kristen diprediksi sampai di Indonesia sejak zaman kuno melalui
jalur pelayaran. Menurut Cosmas Indicopleustes dalam bukunya
Topographica
Christiana
, pada abad VI sudah ada komunitas Kristiani di India Selatan, di Pantai
Malabar, dan di Sri Lanka. Dari Malabar itu, agama Kristen menyebar ke berbagai
daerah. Pada tahun 650, agama Kristen sudah mulai berkembang di Kedah (di
Semenanjung Malaya) dan sekitarnya. Pada abad IX, Kedah berkembang menjadi
pelabuhan dagang yang sangat ramai di jalur pelayaran yang menghubungkan
India-Aceh-Barus-Nias melalui Selat Sunda-Laut Jawa dan selanjutnya ke
Tiongkok. Jalur inilah disebut-sebut sebagai jalur penyebaran agama Kristen dari
India ke Nusantara.
Penyebaran agama Kristen menjadi lebih intensif lagi seiring dengan
datangnya bangsa-bangsa Barat ke Indonesia pada abad XVI. Kedatangan bangsa-
bangsa Barat itu semakin memantapkan dan mempercepat penyebaran Agama
Kristen di Indonesia. Orang-orang Portugis menyebarkan agama Kristen Katolik
(selanjutnya disebut Katolik). Orang-orang Belanda membawa Agama Kristen
Protestan (selanjutnya disebut Kristen).
Siapa yang menyebarkan agama Katolik di Indonesia? Mereka adalah para
pastor, seperti Fransiskus Xaverius dari ordo Serikat Yesus. Pastor ini aktif
mengunjungi desa-desa di sepanjang Pantai Leitimor, Kepulauan Lease, Pulau
Ternate, Halmahera Utara, dan Kepulauan Morotai. Usaha penyebaran agama
Katolik ini kemudian dilanjutkan oleh pastor-pastor yang lain. Selanjutnya, di
Nusa Tenggara Timur, seperti Flores, Solor, Timor, agama Katolik berkembang
dengan baik sampai sekarang.
Agama Kristen Protestan berkembang di Kepulauan Maluku terutama setelah
VOC menguasai Ambon, yang dipelopori Zending. Penyebaran agama Kristen
ini juga semakin intensif saat Raffles berkuasa di Indonesia. Agama Katolik dan
kemudian juga Kristen Protestan berkembang pesat di Indonesia bagian timur.
Sumber: upload.wikimedia.org
G
ambar 4.51 Peta pusat perkembangan agama Kristen di Indonesia.
Ilmu Pengetahuan Sosial
267
Pengaruh lain dalam bidang budaya adalah pakaian, bahasa, makanan, dan jenis
pekerjaan baru. Pakaian gaya Eropa tidak hanya berpengaruh dalam lingkungan
keraton, tetapi juga masyarakat luas. Kalian dapat menemukan berbagai kosa kata
pengaruh Belanda seperti knalpot, kabinet, kanker, dan sebagainya.
b.
Perubahan Masyarakat pada Masa Penjajahan Jepang
1) Perubahan dalam Aspek Geografi
Adanya eksploitasi kekayaan alam menjadi ciri penting pada masa pendudukan
Jepang. Misi untuk memenangkan Perang Dunia II mendorong Jepang menjadikan
Indonesia sebagai salah satu basisnya menghadapi tentara Sekutu. Jepang banyak
membutuhka
n banyak dukungan dalam menghadapi PD II. Lahan perkebunan
yang ada pada masa Hindia Belanda merupakan lahan yang menghasilkan untuk
jangka waktu yang lama. Jepang menggerakkan tanaman rakyat yang mendukung
Jepang dalam PD II. Tanaman jarak dikembangkan sebagai bahan produksi
minyak yang dibutuhkan sebagai mesin perang.
Kesengsaraan pada masa pendudukan
Jepang menyebabkan besarnya angka
kematian pada masa pendudukan
Jepang. Migrasi terjadi terutama untuk
mendukung perang Jepang menghadapi
Sekutu. Banyak rakyat Indonesia yang
ikut dalam romusha ataupun membantu
pasukan Jepang di beberapa negara Asia
Tenggara untuk membantu perang Jepang.
Sebagian dari mereka tidak kembali atau
tidak diketahui nasibnya. Menurut catatan
sejarah, jumlah tenaga kerja yang dikirim
ke luar Jawa, bahkan ke luar negeri
seperti ke Burma, Malaya, Vietnam, dan
Mungthai/Thailand mencapai 300.000
orang. Ratusan ribu orang tersebut banyak
yang tidak diketahui nasibnya setelah
Perang Dunia II usai.
Sumber: http://manfaat.co.id/manfaat-daun-jarak
G
ambar 4.52 Tanaman jarak yang
dikembangkan pada masa pendudukan
Jepang.
268 Kelas VIII SMP/MTs
2) Perubahan dalam Aspek Ekonomi
Sistem ekonomi perang Jepang membawa kemunduran dalam bidang
perekonomian di Indonesia. Putusnya hubungan dengan perdagangan dunia
mempersempit kegiatan perekonomian di Indonesia. Perkebunan tanaman ekspor
diganti menjadi lahan pertanian untuk kebutuhan sehari-hari.
Pembatasan ekspor menyebabkan sulitnya memperoleh bahan pakaian. Maka,
rakyat Indonesia pun mengusahakannya sendiri. Pakaian yang terbuat dari benang
goni menjadi tren pada masa pendudukan Jepang.
Wajib setor padi dan tingginya pajak pada masa pendudukan Jepang
menyebabkan terjadinya kemiskinan luar biasa. Angka kematian sangat tinggi.
Sebagai contoh, di Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah angka kematian mencapai
50%. Kemiskinan yang luar biasa berdampak pada penyakit-penyakit sosial
lainnya. Gelandangan, pengemis, kriminalitas, semakin berkembang akibat
lemahnya kekuatan ekonomi rakyat.
3) Perubahan dalam Aspek Pendidikan
Kegiatan pendidikan dan pengajaran menurun. Sebagai contoh, gedung
sekolah dasar menurun dari 21.500 menjadi 13.500 buah; gedung sekolah lanjutan
menurun dari 850 menjadi 20 buah. Kegiatan perguruan tinggi macet. Sementara
Sumber: http://kisahklasikduniaku.blogspot.co.id /2015/12/museum-mandala-bhakti.htm
G
ambar 4.53 Pakaian goni pada masa pendudukan Jepang.
Ilmu Pengetahuan Sosial
269
itu, pengenalan budaya Jepang dilakukan di berbagai sekolah di Indonesia. Bahasa
Indonesia dapat menjadi bahasa pengantar di berbagai sekolah di Indonesia.
Adapun bahasa Jepang menjadi bahasa utama di sekolah-sekolah.
Tradisi budaya Jepang dikenalkan di sekolah-sekolah mulai dari tingkat rendah.
Para siswa harus digembleng agar bersemangat Jepang (
Nippon Seishin
). Para
pelajar juga harus menyanyikan lagu
Kimigayo
(lagu kebangsaan Jepang) dan
lagu-lagu lain, menghormati bendera
Hinomaru
, serta melakukan gerak badan
(
taiso
) dan
seikerei
.
4) Perubahan dalam Aspek Politik
Propaganda Jepang berhasil memengaruhi masyarakat Indonesia. Dengan
alasan untuk membebaskan bangsa Indonesia dan penjajahan Belanda, Jepang
mulai mendapat simpati rakyat. Dengan kebijakan yang kaku dan keras,
secara politik organisasi pergerakan yang pernah ada sulit mengembangkan
aktivitasnya. Bahkan, Jepang melarang dan membubarkan semua organisasi
pergerakan politik yang pernah ada di masa kolonial Belanda. Hanya MIAI
yang kemudian diperbolehkan hidup karena organisasi ini dikenal sangat anti
budaya Barat (Belanda). Kempetai selalu memata-matai gerak-gerik organisasi
pergerakan nasional. Akibatnya, muncul gerakan-gerakan bawah tanah.
Sumber: Arsip Nasional
G
ambar 4.54 Bung Karno menggunakan Putera untuk mengonsolidasi perjuangan pergerakan nasional.
270 Kelas VIII SMP/MTs
Jepang berusaha mendapatkan simpati dan dukungan rakyat dan tokoh-tokoh
Indonesia atas kekuasaannya di Indonesia. Akibatnya, hal ini menimbulkan
beragam tanggapan dari para tokoh pergerakan nasional. Kelompok pertama
adalah kelompok yang masih mau bekerja sama dengan Jepang, tetapi tetap
menggelorakan pergerakan nasional. Para tokoh ini adalah mereka yang muncul
dalam berbagai organisasi bentukan Jepang. Adapun kelompok kedua adalah
mereka yang tidak mau bekerja sama dengan pemerintah Jepang dan melakukan
gerakan bawah tanah.
Pada masa akhir pendudukan Jepang, terjadi revolusi politik di Indonesia,
yakni kemerdekaan Indonesia. Peristiwa proklamasi kemerdekaan tanggal 17
Agustus 1945 menjadi momen penting perjalanan sejarah Indonesia selanjutnya.
Kemerdekaan telah membawa perubahan masyarakat dalam segala bidang.
5) Perubahan dalam Aspek Budaya
Jepang berusaha ‘menjepangkan’ Indonesia. Ajaran
Shintoisme
diajarkan
pada masyarakat Indonesia. Kebiasaan menghormat matahari dan menyanyikan
lagu Kimigayo merupakan salah satu pengaruh pada masa pendudukan Jepang.
Pengaruh budaya ini menimbulkan perlawanan di berbagai daerah. Kalian
dapat mengamati terjadinya perlawanan masyarakat pada masa pendudukan
Jepang. Salah satu penyebab perlawanan adalah penolakan terhadap kebiasaan
menghormat matahari.
Perkembangan Bahasa Indonesia pada masa pendudukan Jepang mengalami
kemajuan. Pada tanggal 20 Oktober 1943, atas desakan dari beberapa tokoh
Indonesia, didirikanlah Komisi (Penyempurnaan) Bahasa Indonesia. Tugas
Komisi adalah menentukan istilah-istilah modern dan menyusun suatu tata bahasa
normatif serta menentukan kata-kata yang umum bagi bahasa Indonesia.
1.
Bentuklah kelompok dengan anggota 4-5 orang.
2.
Lakukan
pengamatan terhadap berbagai peninggalan sejarah pada
masa penjajahan.
3.
Diskusikan makna
yang dapat diambil dari peninggalan sejarah
tersebut.
4.
Diskusikan
bagaimana sikapmu terhadap peninggalan sejarah tersebut.
Aktivitas Kelompok
Ilmu Pengetahuan Sosial
271
Bentuk Peninggalan
Makna bagi
Kehidupan Sekarang
Cara Melestarikan
Peninggalan
Kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia telah menyebabkan kolonialisme
dan imperialisme. Hidup dalam penjajahan menyebabkan penderitaan rakyat dalam
berbagai bidang. Perubahan yang terjadi pada masa kolonial lebih banyak merugikan
bangsa Indonesia. Pemerintah kolonial tidak memiliki perhatian serius untuk
memajukan negeri jajahan.
Bangsa Indonesia mencintai perdamaian, tetapi bangsa Indonesia lebih
mencintai kemerdekaan. Kesewenang-wenangan penjajah mendorong bangsa
Indonesia melawan. Perjuangan untuk melepaskan diri dari penjajahan memerlukan
pengorbanan yang sangat besar. Satu-demi satu perlawanan di berbagai daerah dapat
dipatahkan penjajah.
Memasuki abad XIX, bangsa Indonesia sadar bahwa salah satu kelemahan
perjuangan selama ini adalah berjuang sendiri-sendiri, lebih mengandalkan satu
pemimpin. Pada tahun 1928, secara tegas bangsa Indonesia mengikatkan diri dalam
perjuangan nasional melalui ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Usaha bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan tercapai dengan
diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak
saat itulah bangsa Indonesia hidup dalam kemerdekaan hingga saat ini. Sepatutnya
kalian terus berjuang mempertahankan kemerdekaan dan mengisi pembangunan
untuk mencapai kejayaan bangsa dan negara.
Pada masa penjajahan Jepang dan Belanda, masyarakat Indonesia mengalami
banyak perubahan terutama dalam aspek geografis, pendidikan, ekonomi, dan politik.
Rangkuman
272 Kelas VIII SMP/MTs
A. Pilihan Ganda
1.
T
anah adalah milik negara, maka rakyat harus menyewa tanah kepada negara. Hal
inilah yang melatarbelakangi sistem sewa tanah pada masa pemerintahan . . . .
a.
Daendels
b.
Raflles
c.
Janssen
d.
Lord Minto
2.
Pelaksanaan
Tanam Paksa telah menghancurkan perekonomian Indonesia dan
merupakan beban yang berat karena . . . .
a.
rakyat dipaksa menyerahkan 1/5 tanah pertanian pada Belanda
b.
rakyat
tidak punya waktu lagi mengerjakan tanah pertaniannya untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri
c.
dalam praktiknya tanah yang harus ditanami
tanaman industri hampir 2/3
dari tanah yang terbaik
d.
selain menanami
1/5 tanaman, wajib juga harus menyerahkan 1/5 dari hari
kerjanya
3.
Pelaksanaan
Politik Etis yang paling dirasakan dalam pergerakan nasional bangsa
Indonesia adalah . . . .
a.
pendidikan dengan munculnya golongan terpelajar
b.
irigasi telah memajukan pertanian khususnya di Jawa
c.
perpindahan penduduk telah mengangkat kesejahteraan kaum miskin
d.
kemajuan ekonomi akibat politik kolonial liberal
4.
Perlawanan rakyat di berbagai
daerah seperti Perang Padri, Perang Diponegoro,
Perang Banjar, dan sebagainya pada masa penjajahan gagal mengusir penjajah
dari Indonesia. Berikut yang merupakan penyebab kegagalan perjuangan pada
masa tersebut yaitu . . . .
a.
tujuan tidak jelas, bersifat kedaerahan, kalah persenjataan
b.
ter
gantung pada satu pemimpin, mengandalkan kekuatan fisik, bersifat
kedaerahan
c.
kalah persenjataan,
pemimpin tidak berpendidikan tinggi, semangat
perjuangan lemah
d.
tidak
memiliki komandan perang yang baik, tergantung pada satu pemimpin,
kalah persenjataan
Uji Kompetensi
Ilmu Pengetahuan Sosial
273
5.
Berikut
ini yang bukan karakteristik perjuangan bangsa Indonesia sebelum abad
XX, adalah . . . .
a.
tidak ter
gantung pada satu pemimpin
b.
menggunakan persenjataan tradisional
c.
bersifat lokal, kedaerahan
d.
kurang menggunakan siasat perjuangan diplomasi
6.
Serikat Islam asal mulanya adalah dari Serikat Dagang Islam, yang didirikan oleh
pedagang Batik di Solo yang bernama . . . .
a.
Haji Samanhudi
b.
Haji Misbach
c.
KH Ahmad
Dahlan
d.
KH
Hasyim Asyari
7.
Perhatikan beberapa putusan di bawah ini.
1)
Menetapkan Pancasila.
2)
Ikrar Sumpah Pemuda tang
gal 28 Oktober 1928.
3)
Menetapkan presiden dan wakil presiden.
4)
Menetapkan lagu Indonesia Raya ciptaan
WR Supratman sebagai lagu
kebangsaan.
5)
Menetapkan bendera merah
putih sebagai lambang negara Indonesia.
Yang termasuk putusan Kongres Sumpah Pemuda adalah . . . .
a.
1, 2, dan 3
b.
2, 3, dan 4
c.
2, 3, dan 5
d.
2, 4, dan 5
8.
Perjuangan
Kemerdekaan Indonesia ditandai dengan era kebangkitan nasional.
Kebangkitan nasional yang dimaksud adalah . . . .
a.
dinyanyikannya lagu Indonesia Raya oleh para pemuda
b.
kesadaran untuk membentuk per
gerakan nasional
c.
munculnya or
ganisasi kedaerahan
d.
perang melawan penjajah
274 Kelas VIII SMP/MTs
9.
Pengerahan tenaga
rakyat yang sangat menyengsarakan yang dilakukan
pemerintah pendudukan Jepang disebut . . . .
a. sekerei
b. oshamu seirei
c. romusha
d. rodi
10.
Karena Gerakan 3A
tidak mendapatkan hasil seperti yang diharapkan, sebagai
gantinya pemerintah pendudukan Jepang mendirikan . . . .
a.
Keibodan
b.
PETA
c.
PUTERA
d.
Jawa Hokokai
B. Essay
1.
Jelaskan
bagaimana penderitaan bangsa Indonesia akibat penjajahan pada masa
VOC!
2.
Faktor
-faktor apa saja yang melatarbelakangi Belanda menerapkan sistem Tanam
Paksa di Indonesia?
3.
Bagaimanakah
manfaat Sumpah Pemuda bagi kehidupan bangsa dan bernegara
saat ini?
4.
Bagaimanakan
sikap kaum pergerakan terhadap penjajahan yang dilakukan
Jepang?
5.
Bagaimanakah
sikap kalian sebagai pemuda memaknai kemerdekaan yang telah
diperjuangkan oleh para pejuang?
Setelah mempelajari materi pada bab ini, pelajaran apa yang dapat kalian ambil?
Apakah kalian tahu bagaimana penderitaan bangsa Indonesia selama masa penjajahan?
Menurut kalian, bagaimanakah para pejuang bangsa melakukan perlawanan terhadap
penjajah yang memiliki senjata yang lebih modern? Mengapa perlu Sumpah Pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928? Menurut kalian, bagaimanakah seharusnya kalian
sebagai generasi penerus bangsa memaknai “Sumpah Pemuda”? Apakah kalian
tahu bagaimana perjuangan para pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia? Bagaimanakah kalian sebagai generasi sekarang mengisi kemerdekaan
yang telah susah payah diperjuangkan para pahlawan?
Refleksi
Ilmu Pengetahuan Sosial
275
Glosarium
Abstrak
:
T
idak berwujud; tidak berbentuk; mujarad; niskala.
Adat istiadat
:
Himpunan kaidah-kaidah
sosial yang sejak lama
ada dan telah menjadi kebiasaan (tradisi) dalam
masyarakat.
Afeksi
:
Berkenaan
dengan perasaan menanggapi objek
tertentu.
Agen
:
Orang atau perusahaan perantara yang
mengusahakan penjualan bagi perusahaan lain atas
nama pengusaha; agen juga merupakan perwakilan,
atau penyalur dalam kegiatan distribusi.
Aksesibilitas
:
Keterjangkauan
atau mudah tidaknya suatu tempat
untuk dijangkau.
Atheis
:
Golongan
orang-orang yang tidak mengakui
adanya Tuhan.
Barter
:
Kegiatan
tukar-menukar barang atau jasa yang
terjadi tanpa perantaraan uang.
Batavia
:
Nama yang diberikan oleh orang Belanda pada
koloni dagang yang sekarang tumbuh menjadi
Jakarta, ibu kota Indonesia.
Comanditair
e Vennootschap
:
Suatu
persekutuan yang didirikan oleh seorang atau
beberapa orang yang mempercayakan uang atau
barang kepada seorang atau beberapa orang yang
menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai
pemimpin.
Consanguine family
:
Keluar
ga yang tidak didasarkan pada pertalian
kehidupan suami istri, melainkan pada pertalian
darah atau ikatan keturunan dari sejumlah orang
kerabat.
Cuaca
:
Keadaan
udara pada saat tertentu dan di wilayah
tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu
yang singkat.
Cultuur Stelsel
:
T
anam paksa yang diterapkan Gubernur Jenderal
Hindia Belanda Van den Bosch tahun 1830, dimana
rakyat diwajibkan menanam tanaman ekspor yang
laku di Eropa guna menutupi hutang Belanda.
Direksi
:
Or
gan perusahaan yang bertanggung jawab penuh
atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan
dan tujuan perusahaan sesuai dengan ketentuan
anggaran dasar.
276 Kelas VIII SMP/MTs
Efisiensi
:
Ketepatan
cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu.
Emosional
:
Menyentuh perasaan; mengharukan.
Entitas (
entity
)
:
Sebuah
objek yang keberadaannya dapat dibedakan
terhadap objek lain.
Fauna
:
Segala
macam jenis hewan yang hidup di bagian
tertentu atau periode tertentu.
Firma
:
Badan usaha yang didirik
an oleh 2 orang atau lebih
dimana tiap-tiap anggota bertanggung jawab penuh
atas perusahaan.
Flora
:
Segala macam jenis tanaman atau tumbuhan.
Fungsi laten
:
Fungsi terselubung.
Fungsi manifes
:
Fungsi nyata.
Garis
bujur
:
Garis khayal yang mema
njang dari timur ke barat
digunakan untuk menentukan lokasi di bumi.
Garis lintang
:
Garis khayal yang memanjang
dari utara ke selatan
digunakan untuk menentukan lokasi di bumi.
Geostrategis
:
Posisi letak
di bumi yang menguntungkan,
geostrategis Indonesia adalah berkaitan dengan
letak Indonesia yang berada di antara dua benua
yakni benua Asia dan Australia, serta terletak di
antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik.
GMT
:
(Gr
eenwich Mean Time
) Dasar penetapan zona
waktu di dunia.
Iklim
:
Rerata keadaan udara ata
u cuaca yang terjadi pada
rentang wilayah yang luas serta rentang waktu
yang lama. Wilayah tersebut bisa satu benua atau
negara dengan waktu, misalnya 10 tahun atau 20
tahun.
Imperialisme
:
Sistem
politik yang bertujuan menjajah negara lain
untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan
lebih besar.
Institution
:
Lembaga.
Internet Banking
:
Pemanfaatan
teknologi internet, sebagai media
untuk melakukan transaksi yang berhubungan
dengan transaksi perbankan. Kegiatan ini
menggunakan jaringan internet, sebagai perantara
atau penghubung antara nasabah bank dan pihak
bank.
Ilmu Pengetahuan Sosial
277
Kapitalis
:
Kaum bermodal;
orang yang bermodal besar;
golongan atau orang yang sangat kaya.
Kapitalisme
:
Sistem dan paham ekonomi (perekonomian)
yang modalnya (penanaman
modalnya, kegiatan
industrinya) bersumber pada modal pribadi atau
modal perusahaan swasta dengan ciri persaingan
dalam pasaran bebas.
Karst
:
Bentukan
bentang alam pada batuan karbonat yang
khas berupa bukit, lembah, dolina (cekungan), dan
goa.
Kearifan lokal
:
Gagasan-gagasan setem
pat (lokal) yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang
tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Keluarga
:
Lingkungan
yang terdapat beberapa orang yang
masih memiliki hubungan darah.
Keluarga inti
:
Keluar
ga yang didasarkan atas ikatan perkawinan
dan terdiri dari seorang suami, istri, dan anak-anak
mereka yang belum kawin.
Kerja paksa
:
Semua
pekerjaan yang dipaksakan pada setiap
orang dengan ancaman hukuman karena orang
tersebut tidak menyediakan diri secara sukarela.
Koersif
:
Kekerasan.
Kolonialisme
:
Penguasaan
oleh suatu negara atas daerah atau
bangsa lain dengan maksud untuk memperluas
suatu negara.
Komisaris
:
Sekelompok
orang yang dipilih atau ditunjuk
untuk mengawasi kegiatan suatu perusahaan atau
organisasi.
Komposisi penduduk
:
Sebuah
mata statistik dari statistik kependudukan
yang membagi dan membahas masalah
kependudukan dari segi umur dan jenis kelamin.
Komunikasi
:
Pengiriman dan peneri
maan pesan atau berita
antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami. Komunikasi juga berarti
hubungan atau kontak.
Konservasi
:
Pelestarian atau perlindungan.
Konstruktif
:
Membangun.
Konsumerisme
:
Gaya hidup yang menganggap
barang-barang
mewah adalah ukuran kebahagiaan.
(
conjugal family
)
278 Kelas VIII SMP/MTs
Koperasi
:
Or
ganisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial
dan beranggotakan orang-orang, badan-badan
hukum koperasi yang merupakan tata susunan
ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
Liberalisasi
:
Proses untuk
menerapkan paham liberal kehidupan
(tata negara dan ekonomi).
Lokasi
:
T
empat; keunggulan lokasi berarti keunggulan
tempat.
Makelar
:
Perantara
perdagangan (antara pembeli dan
penjual), orang yang menjual barang atau
mencarikan pembeli orang atau badan hukum yang
berjual beli jasa dan barang untuk orang lain atas
dasar komisi.
Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/makelar#ixzz2qWKkGXuy
Makro
:
Besar
.
Migrasi
:
Perpindahan penduduk dari satu tempat (negara
dsb.) ke tempat (negara dsb.) lain untuk menetap.
Monopoli
:
Penguasaan pasar yang dilakukan oleh satu atau
sedikit perusahaan; suatu situasi dalam pasar di
mana
hanya ada satu atau segelintir perusahaan
yang menjual produk atau komoditas tertentu.
Multikultural
:
Suatu
masyarakat yang terdiri dari beberapa macam
komunitas budaya dengan segala kelebihannya,
dengan sedikit perbedaan konsepsi mengenai
dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi
sosial, sejarah, adat serta kebiasaan.
Nasionalisme
:
Paham mencintai bangsa dan negara sendiri.
Norma
:
Aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat.
Or
gan
:
Kelompok
jaringan yang melakukan beberapa
fungsi.
Partai politik
:
Or
ganisasi politik yang menjalani ideologi tertentu
atau dibentuk dengan tujuan khusus.
Pelapukan
:
Proses
merombak dan meluruhnya massa batuan
di permukaan bumi yang disebabkan karena proses
fisik, kimia, dan biologi.
Penduduk
:
Orang atau
orang-orang yangg mendiami suatu
tempat (kampung, negeri, pulau, dan sebagainya).
Ilmu Pengetahuan Sosial
279
Perjanjian Bongaya
:
Perjanjian
antara VOC dengan Sultan Hasanuddin
setelah VOC berhasil mengalahkan perlawanan
Sultan Hasanuddin. Salah satu isi perjanjian
adalah VOC diperbolehkan melakukan monopoli
perdagangan di Sulawesi.
Persekutuan
:
Bentuk bisnis dimana
dua orang atau lebih
bekerja sama mengoperasikan perusahaan untuk
mendapatkan profit.
Perseroan
:
Bisnis yang kepemili
kannya dipegang oleh
beberapa orang dan diawasi oleh dewan direktur.
Persuasif
:
Membujuk secara halus (supaya menjadi yakin).
Perusahaan
perseroan
:
Perusahaan yang semua modalnya berbentuk
saham,
yang jenis peredarannya tergantung jenis
saham tersebut.
Piramida
:
Bentuk atau bangun yang menyerupai
segi tiga
sama kaki yang sudutnya terbentuk oleh dua kaki
itu berada di atas. Piramida penduduk adalah dua
buah diagram batang, pada satu sisi menunjukkan
jumlah penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya
menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam
kelompok interval usia penduduk lima tahunan.
Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di
sebelah kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan.
Grafik dapat menunjukkan jumlah penduduk atau
persentase jumlah penduduk terhadap jumlah
penduduk total.
Plateau atau plato
:
Dataran yang terletak
pada ketinggian di atas 700m
dpl.
Politik adu domba
:
Kombinasi strategi polit
ik, militer, dan ekonomi
yang bertujuan mendapatkan dan menjaga
kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar
menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih
mudah ditaklukkan.
Politik Etis
:
Suatu
pemikiran yang menyatakan bahwa
pemerintah kolonial memegang tanggung jawab
moral bagi kesejahteraan pribumi. Pemikiran ini
merupakan kritik terhadap politik Tanam Paksa.
Praaksara
:
Masa kehidupan
manusia sebelum mengenal
tulisan.
Pranata sosial
:
Suatu sistem norma untuk mencapai
suatu tujuan
atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang
penting.
280 Kelas VIII SMP/MTs
Preventif
:
Usaha pencegahan;
pengendalian sosial yang
dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran.
Produksi
:
Kegiatan menciptakan
atau menambah nilai guna
suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
Proteksi
:
Perlindungan.
Prototipe
:
Model yang menyerupai aslinya.
Rekayasa
genetika
:
Suatu proses
manipulasi gen yang bertujuan untuk
mendapatkan organisme yang unggul.
Reproduksi
:
Kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunan yang baru.
Rodi
:
Kerja paksa pada masa pemerintah
Hindia Belanda.
Role model
:
Seseorang yang kita jadikan contoh dalam
satu
atau beberapa hal.
Romusha
:
Panggilan
bagi orang-orang Indonesia yang
dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan
Jepang di Indonesia.
Seikerei
:
Sebuah tradisi yang berasal dari masyarakat
Jepang. Seikerei adalah
tindakan membungkukkan
setengah badan seperti posisi ruku dalam sholat
dengan badan menghadap ke arah matahari dan
dilakukan pada pagi hari ketika matahari sudah
muncul dengan sempurna.
Sensus
:
Perhitungan
penduduk suatu negara dengan cara
mengumpulkan, menghimpun, dan menyusun data
penduduk pada waktu dan tempat tertentu.
Shared goal
:
Suatu tujuan yang ingin dicapai bersama.
Social institution
:
Lembaga sosial.
Spesialisasi
:
Proses yang memperh
atikan perbedaan setiap
anggota dari sebuah entitas sehingga anggota
dari sebuah entitas bisa dikelompokkan ke dalam
kelompok yang lebih kecil.
Spiritual
:
Hal-hal yang berhubungan dengan jiwa atau batin.
Sumpah
Pemuda
:
Satu
tonggak utama dalam sejarah pergerakan
kemerdekaan Indonesia. Diikrarkan pada tanggal
28 Oktober 1928 dan dianggap sebagai kristalisasi
semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya
negara Indonesia.
Ilmu Pengetahuan Sosial
281
Tanah longsor
:
Peristiwa geologi yang terjadi
karena pergerakan
masa batuan atau tanah.
Tanam paksa
:
Peraturan
yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal
Johannes van Den Bosch pada tahun 1830 yang
mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian
tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor,
khususnya kopi, tebu, dan tarum (nila).
Teknologi
:
Keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-
barang dan jasa yang diperlukan bagi kelangsungan
dan kenyamanan hidup manusia, atau cara untuk
mempermudah kehidupan manusia sebagai hasil
ilmu dan pengetahuan.
Topografi
:
Gambaran
tentang tingkat kemiringan dan
ketinggian tanah dari permukaan laut.
Transportasi
:
Pengangkutan barang oleh berbagai jenis kendaraan
sesuai dengan kemajuan teknologi.
Referensi: http://kamusbahasaindonesia.or
g/transportasi#ixzz2qWLbtSPm
Transisi
:
Peralihan.
Urbanisasi
:
Proses perpindahan penduduk dari desa ke kota.
V
italitas
:
Kemampuan untuk bertahan hidup.
V
ulkanis
:
Memiliki
sifat gunung berapi; daerah vulkanis
artinya daerah yang memiliki sifat gunung berapi.
Website
:
(Atau situs) Kumpulan
halaman yang menampilkan
informasi data teks, data gambar diam atau gerak,
data animasi, suara, video dan atau gabungan dari
semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis
yang membentuk satu rangkaian bangunan yang
saling terkait dimana masing-masing dihubungkan
dengan jaringan-jaringan halaman (
hyperlink
).
282 Kelas VIII SMP/MTs
Daftar Pustaka
Partadireja, Ace. 2005.
Pengantar Ekonomika
. Yogyakarta: BPFE.
Achmad, R,S. 1990.
Surabaya Bergolak
. Jakarta: Haji Masagung.
Adams, Cindy. 1984.
Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (alih bahasa:
Abdul Bar Salim)
. Jakarta: Gunung Agung.
Farid, Ahmad, dkk. 2007.
Atlas Indonesia dan Dunia
. Tangerang: Kharisma
Publishing group.
Sudarman, Ari. 1997.
Teori Ekonomi Mikro
. Yogyakarta: BPFE.
Prihandito, Aryono. 1989.
Kartografi
. Yogyakarta: PT Mitra Gama Widya.
Baswir, Revrisond. 2000.
Koperasi Indonesia
. Yogyakarta: BPFE.
Bintarto, R dan S. Hadisumarmo. 2000.
Metode Analisa Geography
. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Bintarto, R. 1982.
Metode Analisa Geografi
. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Chay Asdak. 1995.
Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Daniel, Moehar. 2002.
Pengantar Ekonomi Pertanian
. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugimo, Dibyo. 2001.
LKS Geografi ”Aspirasi”
. Surakarta: CV Widya Duta.
Direktorat PLP. 2004.
Pengetahuan Sosial
. Jakarta: Depdiknas.
Suradisastra, Djodjo, dkk. 1992.
Pendidikan IPS 1
. Jakarta: Depdiknas.
Suradisastra, Djojo, dkk. 1991/1992.
Pendidikan IPS II
. Jakarta: Depdikbud.
Samlawi, Faqih dan Benyamin Maftuh. 2001.
Konsep Dasar IPS
. Bandung: CV
Maulana.
Henry, Foth. D. 1998.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah
. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Hatta, Mohammad. 1982.
Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945
. Jakarta: Tintamas.
Wirasasmita, HRA Rivai, dkk. 1999.
Kamus Lengkap Ekonomi
. Bandung: Penerbit
Pionir Jaya.
Sandy, I Made. 1986.
Esensi Kartografi
. Jakarta: FMIPA UI.
Ida Bagus Mantra. 2002.
Demografi Umum
. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Darmawijaya, Isa M. 1997.
Klasifikasi Tanah
. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Ischak. 1987.
Berbagai Jenis Peta dan Kegunaannya
. Yogyakarta: Liberty.
______________. 1987.
Diagram dan Peta Peta Statistik
. Yogyakarta: Liberty.
Putong, Iskandar. 2003.
Ekonomi Mikro & Makro.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ilmu Pengetahuan Sosial
283
Jamulyo dan Sutanto. 1993.
Pengantar Geografi Tanah
. Yogyakarta: Fakultas
Geografi Universitas Gadjah Mada.
Kahin, George Mc. Turnan. 1970.
Nationalism and Revolution in Indonesia
. Ithaca
and London: Cornell University Press.
Kartasapoetra, A.G., Gunarsih K. dan Mul Mulyani. 2000.
Teknologi Konservasi
Tanah dan Air
. Jakarta: Rineka Cipta.
Kirkby, M.J. and Morgan, R.P.C. 1980.
Soil Erosion
. Harlow, England: John Wiley
and Son.
Koentjoroningrat. 1974.
Pengantar Antropologi
. Jakarta: Penerbit UI.
Koetjaraningrat. 1972.
Antropologi Sosial
. Jakarta: PT. Dian Rakaya.
Lawang, Taz Robert. 1980.
Pengantar Sosiologi
.
Linsley, Ray K. 1949.
Applied Hydrologi
. New York: Mc Graw Hill Book Company.
Azis, Lukman T. 1979.
Peta Tematik
. ITB: Departemen Geodesi Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan.
Case, Karl E. dan Ray C. Fair. 2004.
Principles of Economic, fifth edition
. Prentice
Hall Inc. alih bahasa: Benyamin Molan, Prinsip-prinsip Ekonomi Makro,
Jakarta; Indeks.
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 1993.
Sejarah Nasional
Indonesia VI
. Jakarta: Balai Pustaka.
Moedjanto, G. 1992.
Indonesia Abad ke-20: Dari Kebangkitan Nasional sampai
Linggajati
. Yogyakarta: Kanisius.
Morgan, R.P.C. 1995.
Soil Erosion and Conservation
. England: Longman, Silsoe
College and Cranfield University.
Sumarwoto, Otto. 1989.
Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan
. Jakarta:
Djambatan.
______________.2001.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus. 2003.
Economics, 17 th Edition
, Mc
Graw-Hill Inc. Alih bahasa: A. Jakawasana. 1991. Ekonomi, Jilid I, Jakarta:
Erlangga.
W.J.S., Poerwadarminta. 1984.
Kamus Bahasa Indonesia
. Jakarta: Balai Pustaka.
Raharja, Prathama dan Mandala Manurung. 2003.
Teori Ekonomi Makro
. Jakarta:
LPFE Universitas Indonesia.
Raisz, Erwin. 1962.
Principles of Cartography
. New York: McGraw Hill Book
Company.
Ricklefs, Merle Calvin. 1981.
A History of Modern Indonesia
. London: The Macmillan
Press Ltd.
______________. 2005.
Sejarah Indonesia Modern, 1200-2004
. Jakarta: Serambi.
Arsyad, Sitanala. 1989.
Konservasi Tanah dan Air
. Bogor: Penerbit IPB.
Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001.
Koperasi Teori dan Praktik
.
284 Kelas VIII SMP/MTs
Soekanto, Soerjono. 1987.
Sosiologi Suatu Pengantar
. Jakarta: Rajawali.
Soekartawi. 2002.
Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi
. Jakarta:
Rajawali Press.
Soemardi, Soelaiman dan Selo Soemardjan. 1974.
Setangkai Bunga Sosiologi.
Jakarta: FE UI.
Soekanto, Soerjono. 1982.
Sosiologi Suatu Pengantar
. Jakarta : Penerbit UI.
Reksoprayitno, Soediyono. 2000.
Pengantar Ekonomi Makro, Edisi 6
. Yogyakarta:
BPFE.
Sobri. 2013.
Ekonomi Internasional
.
Teori Masalah dan kebijakan
. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Strahler, Arthur. 1986.
Physical Geography
. New York: John Wiley & Son inc.
Suntoro, Sucipto. 2004.
RPUL (Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap)
.
Surakarta: Beringin 55.
Sutanto. 1967.
Diktat Kartografi
. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.
Suwandi, Ima. 1982.
Seluk Liku Koperasi Sekolah
. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
Ilmu Pengetahuan Sosial
285
P
rofil Penulis
Nama Lengkap
:
M
uhammad Nursa’ban. M.Pd.
Telp. Kantor/HP
:
081328635692
:
m_nursaban@un
y.ac.id,
Akun Facebook
:
M
uhammad Nursa’ban
Alamat Kantor
:
Jur
dik. Geografi. FIS UNY. Karangmalang,
55281, Jl
. Colombo No. 1 Yogyakarta
Bidang Keahlian:
E
valuasi Pembelajaran Geografi
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1.
D
osen FIS UNY sejak 1 Januari 2005-sekarang
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1.
S3: PPS UNY/pr
ogram studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (tahun
masuk 2013–tahun lulus (
on going
)
2.
S2: PPS UN
Y/program studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (tahun
masuk 2006–tahun lulus 2009)
3.
S1: F
akultas Ilmu Sosial/jurusan Pendidikan Geografi UNY (tahun masuk
1999–tahun lulus 2003)
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1.
Buk
u Guru dan Buku Siswa IPS Terpadu SMALB Tuna Daksa Kelas XI (2015)
2.
Buk
u Guru dan Buku Siswa IPS Terpadu SMALB Tuna Daksa Kelas X (2015)
3.
Buk
u Guru dan Buku Siswa IPS Terpadu SMALB Tuna Rungu Kelas XI (2015)
4.
Buk
u Guru dan Buku Siswa IPS Terpadu SMALB Tuna Rungu Kelas X (2015)
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1.
E
valuasi Model Pembelajaran Saintifik dalam Meningkatkan Sikap Ilmiah
dan Kemampuan Mengasosiasi pada Pembelajaran Geografi (2015)
2.
P
ola Hubungan Regulasi Diri dan Proses Kognitif Mahasiswa dalam
Perkuliahan Menggunakan Media Web di Jurusan Pendidikan Geografi
UNY (2014)
3.
P
engembangan Model Konten Kurikulum Program Studi Pendidikan
Geografi dalam Merekayasa Calon Guru Profesional (2014)
4.
P
engembangan Sistem Informasi Akademik Terpadu (Sikadu) Fakultas
Ilmu Sosial (2013)
5.
E
valuasi Kualitas Model Pembelajaran Kooperatif dalam Upaya
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Geografi (2013)
286 Kelas VIII SMP/MTs
Nama Lengkap
:
Dr
. Mukminan
Telp. Kantor/HP
:
(0274) 586168
:
muk
muk
Akun Facebook
:
-
A
lamat Kantor
:
Jur
dik. Geografi. FIS UNY. Karangmalang,
55281,
Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta
Bidang Keahlian:
T
eknologi Pembelajaran Geografi
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1.
1978–sek
arang
: D
osen Program S1 Unversitas Negeri Yogyakarta/UNY
2.
1997–sek
arang
: D
osen Program S2 Program Pascasarjana UNY
3.
2010–sek
arang
: D
osen Program S3 Program Pascasarjana UNY
4.
1996–2010
: D
osen Sekolah Tinggi Agama Islam Masjid Syuhada
(ST
AIMS) Yogyakarta
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1.
S3: F
akultas Pascasarjana, Program Studi Teknologi Pendidikan, IKIP
Jakarta 1985-1995
1.
S2: F
akultas Pascasarjana, Program Studi Teknologi Pendidikan, IKIP
Jakarta 1983-1994
2.
S1: F
akultas Keguruan Ilmu Sosial, jurusan Pendidikan Geografi IKIP
Yogyakarta 1972-1977
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1.
Buk
u Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk SMALB Tunanetra, Kelas-X,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015 (Ditulis ber-Tim) (2015)
2.
Buk
u Guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk SMALB Tunanetra, Kelas-X,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015 (Ditulis ber-Tim) (2015)
3.
Buk
u Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk SMALB Tunanetra, Kelas-
XI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015 (Ditulis ber-Tim) (2015)
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1.
E
valuasi Model Pembelajaran Saintifik dalam Meningkatkan Sikap Ilmiah
dan Kemampuan Mengasosiasi dalam Pembelajaran Geografi (2015)
2.
P
engembangan Media Interaktif E-Learning dalam Pembelajaran Geografi
Berdasarkan Kurikulum 2013 (2014)
3.
P
engembangan Model Konten Kurikulum Program Studi Pendidikan
Geografi dalam Merekayasa Calon Guru Profesional (2014)
4.
P
engembangan Media Pembelajaran Berbasis Web untuk Menentukan
Pola Hubungan Regulasi Diri dan Proses Kognitif Mahasiswa dalam
Perkuliahan di Jurusan Pendidikan Geografi (2013)
Ilmu Pengetahuan Sosial
287
Nama Lengkap
:
Supar
di, M.Pd.
Telp. Kantor/HP
:
(0274) 586168
:
par
par
Akun Facebook
:
-
A
lamat Kantor
:
Jur
dik. IPS. FIS UNY. Karangmalang,
55281,
Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta
Bidang Keahlian:
P
embelajaran IPS
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1.
2003–sek
arang
: D
osen Jurusan Pendidikan IPS
2.
2007–2014
:
Tim Pendamping Sekolah Daerah Tertinggal- CSR
Yayasan Astra International
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1.
S3: I
lmu Pendidikan/UNY (2012)
1.
S2: P
endidikan IPS/UNY (2004–2007)
2.
S1: FPIPS/P
endidikan Sejarah/IKIP Yogyakarta (1992-1997)
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1.
India Ind
onesia Legacy of Intimate Encounters
, New Delhi (2016)
2.
Buk
u Siswa Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII (2014 rev 2016)
3.
Buk
u Guru Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VIII (2014 rev 2016)
4.
Buk
u Siswa Mata Pelajaran Sejarah SMA LB Kelas XI (2015)
5.
Buk
u Guru Mata Pelajaran Sejarah SMA LB Kelas XI (2015)
6.
Dasar
-dasar Ilmu Sosial penebit Ombak (2011)
7.
Buk
u Pelajaran Sejarah SMA Kelas X penerbit SIC (2007)
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1.
P
eningkatan Kualitas Pembelajaran IPS menggunakan Metode
Pembelajaran
Outdoor
(2015)
2.
P
engembangan Media Pembelajaran IPS Berbasis Audiovisual (2013)
3.
T
he Thought Of Rabindranath Tagore And Ki Hajar Dewantara About
Education (2013)
4.
D
ekonstruksi Pendidikan IPS menggunakan Pendekatan
Cross Dicipline
untuk Pembelajaran Bermakna (2013)
5.
P
eranan Pendidikan Sejarah dalam Mengembangkan Ketrampilan Berfikir
Kritis (2012)
6.
T
he Strategy Of Religious Humanist Education In Schools (2012)
7.
R
elevansi Pandangan Pendidikan Humanis Religius John Dewey Terhadap
Pendidikan Di Indonesia (2012)
288 Kelas VIII SMP/MTs
Nama Lengkap
:
Dr
. Endang Mulyani, M.Si
Telp. Kantor/HP
:
(0274) 586168
:
endang
Akun Facebook
:
-
A
lamat Kantor
:
F
akultas Ekonomi–UNY. Karangmalang,
55281,
Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta
Bidang Keahlian:
Ekonomi
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1.
1984–sek
arang
: D
osen Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi
Univ
ersitas Negeri Yogyakarta
2.
2016–2020
: Ketua Badan P
engelolaan dan Pengembangan Usaha
Univ
ersitas Negeri Yogyakarta
3.
2
016
:
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Pasca Sarjana
Univ
ersitas Negeri Yogyakarta
4.
2016
: Ketua Badan P
engelolaan dan Pengembangan Usaha
Univ
ersitas Negeri Yogyakarta
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1.
S3: P
asca Sarjana/Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan/
Universitas Negeri Yogyakarta ( 2005-2012)
1.
S2: F
akultas Geografi/Antar Bidang/Kependudukan/Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta (1997-2000)
2.
S1: F
akultas Ekonomi/Jurusan Ekonomi Umum/Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto (1978-1983)
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1.
IPS SMP Kelas
VIII
2.
Ekonomi SM
A Kelas X, XI, XII
3.
P
rakarya dan Kewirausahaan Kelas X dan XI
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1.
S
tudi Implementasi Sekolah Menengah Atas dan kejuruan kabupaten
Sleman (2015)
2.
S
tudi Eksplorasi Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan sesuai dengan
Kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Atas Kabupaten Sleman (2015)
3.
I
mplementasi Modul SC di SMA dan SMK (2014)
4.
P
engembangan Model Bahan ajar Prakarya dan Kewirausahaan secara
terpadu di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Untuk Menyongsong
Implementasi Kurikulum 2013 (2014)
5.
E
valuasi Implementasi Program Pendidikan Ekonomi Kreatif di Satuan
Pendidkan SMA/SMK sebagai Bahan Pengembangan Model Pendidikan
Ekonomi Kreatif di SMA/SMK, Daerah Istimewa Yogyakarta (2013)
Ilmu Pengetahuan Sosial
289
Profil Penelaah
Nama Lengkap
:
Dr
. Ari Sapto, M.Hum.
Telp. Kantor/HP
:
-
:
ar
Akun Facebook
:
-
A
lamat Kantor
:
Jl
. Semarang 5 Malang
Bidang Keahlian:
I
lmu Sejarah
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1.
1987–sek
arang
: D
osen pada Jurusan Sejarah, FIS, Universitas Negeri
M
alang 1987
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1.
S3: FIB/I
lmu Humaniora/Ilmu Sejarah/UGM Yogyakarta (2007-2012)
2.
S2: FIB/I
lmu Humaniora/Ilmu Sejarah/Universitas Indonesia, Jakarta
(1996–1999)
3.
S1: FPIPS/S
ejarah/Pendidikan Sejarah/IKIP Malang (1982–1986)
Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):
1.
Buk
u Pelajaran IPS SMP
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1.
G
erilya Kota di Probolinggo, 1947-1949
2.
P
enelusuran dan Penetapan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur
3.
P
enelitian Perkembangan Pemerintahan dan Lacak Kepemimpinan di
Kabupaten Sampang
4.
P
ersaingan dan Kerja sama Elite di Jawa Timur Pada Masa Krisis
Pemerintahan RI, 1948-1950
5.
S
ejarah Lisan Gerakan Komunis di Blitar Selatan
6.
S
ejarah Perkembangan UM Dari Masa ke Masa
7.
P
enelitian Sengketa Kepemilikan Gunung Kelud
290 Kelas VIII SMP/MTs
Nama Lengkap
:
Dr
a. Ratna Saraswati, M.S.
Telp. Kantor/HP
:
021-78886680 /08129423584
:
r
r
Akun Facebook
:
-
A
lamat Kantor
:
D
epartemen Geografi FMIPA Universitas Indonesia
Bidang Keahlian:
G
eografi
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1.
1985–sek
arang
: D
osen pada Departemen Geografi FMIPA UI
2.
2010–2014
: S
ekretaris Prodi S2 Geografi, FMIPA UI
3.
2005–2010
: Kor
dinator Penelitian Departemen Geografi FMIPA UI
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1.
S2: F
ak. Pascasarjana/ Prodi Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia, lulus
tahun 1992
2.
S1: F
ak. MIPA/ Departemen Geografi, Universitas Indonesia, lulus tahun
1983
Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):
1.
Buk
u Tematik IPS SD kelas 4,5,6
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1.
H
ibah Internasional Universitas Indonesia ; Transit Oriented Development
in Mega Urban Jakarta dan Bangkok (2015)
2.
P
ola Spasial dan Temporal Daerah Banjir di Bentuk lahan DAS Ci Liwung
(2015)
3.
K
ajian Makro Optimasi Ruang Kota Palangka Raya (2014)
4.
M
odel Wilayah Pengembangan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dikaitkan dengan Pemenuhan Lapangan Kerja Industri di Kota
Bekasi (2013)
5.
P
emetaan Kantong Kemiskinan dan Potensi Wilayah untuk Pemberdayaan
Keluarga Miskin di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, multi tahun sampai
tahun 2013 (2012)
6.
T
radisi Pola Konsumsi Pangan Bukan Beras menunjang Diversifikasi dan
Ketahanan Pangan (2011)
7.
P
emberdayaan masyarakat Desa Ngargorejo, Kec. Ngemplak, Kab.
Boyolali, Jawa Tengah melalui pemanfaatan dan pengelolaan hasil lahan
pekarangan (2010)
8.
P
emberdayaan migran pedagang sayur dan buah melalui pengelolaan sisa
dagangan pada masyarakat miskin di Kel. Jatinegara, Kec. Cakung, Jakarta
Timur (2010)
Ilmu Pengetahuan Sosial
291
Nama Lengkap
:
Dr
. Epon Ningrum, M.Pd.
Telp. Kantor/HP
:
0222001014/08122011922
:
epon.ning
Akun Facebook
:
-
A
lamat Kantor
:
Jln. S
etiabudhi No. 299, Bandung 40154,
G
edung Muhammad Somantri, Lt. II
Bidang Keahlian:
P
endidikan Geografi
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1.
1988–sek
arang
: D
osen Pendidikan Geografi FPIPS UPI
2.
2003–2007
: S
ekretaris Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI
3.
2009–2010
:
Tim Pengembang Pedoman Pendidikan Profesi Guru
Bidang S
tudi Geografi (Dikti)
4.
2009–2011
:
Tim Pengembang PPG Bidang Studi Geografi FPIPS UPI
5.
2011–2015
: Ketua Jurusan P
endidikan Geografi FPIPS UPI
6.
2013–sek
arang
: A
ssessor BAN-PT
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1.
S3: P
endidikan Luar Sekolah UPI (1998-2002)
2.
S2: P
endidikan Luar Sekolah UPI (1993-1996)
3.
S1: P
endidikan Geografi IKIP Bandung (1981-1986)
Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):
1.
P
endidikan Lingkungan Sosial Budaya Teknologi (2007)
2.
Buk
u Mata Pelajaran IPS Kelas VII, VII, IX (2014 - 2015)
3.
Buk
u SMA Mata Pelajaran Geografi (2006 – sekarang)
4.
Buk
u Non-Teks (2015)
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1.
P
engembangan Model Evaluasi Hasil Belajar IPS Berbasis Pendekatan
Pembelajaran Saintifik (tahap I) (2014)
2.
S
tudi Lapangan untuk penguatan keilmuan geografi (tahap II) (2014)
3.
S
tudi Lapangan untuk penguatan keilmuan geografi (tahap I) (2013)
4.
M
odel Quantum Teaching untuk Meningkatkan Keterampilan Dasar
mengajar (2013)
5.
P
enggunaan media Globe dan Multimedia untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XA SMA Percontohan UPI (2012)
6.
M
odel Penanaman Nilai-nilai Kearifan Lokal (
local Genius
) pada Masyarakat
Sunda dalam Membentuk Perilaku Lingkungan Bertanggung Jawab
(
Environmental Responsibility Behaviour
/REB) (Biaya UTU UPI) (2011)
292 Kelas VIII SMP/MTs
Nama Lengkap
: Dr
. Rosa Diniari, MS.
Telp. Kantor/HP
:
02178849024/087884622770, 08129906449
:
r
Akun Facebook
:
-
A
lamat Kantor
:
D
epartemen Sosiologi. Kampus UI, Depok
Bidang Keahlian :
S
osiologi
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1.
1988–sek
arang
: S
taf Akademik di Departemen Sosiologi FISIPUI.
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1.
S3: F
akultas Pasca Sarjana/Penyuluhan Pembangunan/Institut Pertanian
Bogor (1998–2004)
2.
S2: F
akultas Ilmu Sosial UI/Sosiologi/FISIPUI (1983–1986)
3.
S
1: Fakultas/jurusan/program studi/bagian dan nama lembaga (1972–1979)
Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):
-
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1.
M
odel Penguatan Gizi Balita Terpadu Berbasis Social Engineering di
Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten (2015)
2.
P
eranan Keluarga dalam Menumbuhkan Sikap Toleransi Beragama pada
Anak di Kota Depok (2014)
3.
K
ajian Tingkat Kepuasan Konsumen Listrik Sektor Industri dan Bisnis dalam
Rangka Mendukung Peningkatan Pelayanan PT PLN (Persero) (2014)
4.
P
enanaman Nilai Multikultur Kepada Anak dalam Keluarga FISIPUI (2013)
5.
Sur
vey Integritas Pelayanan Sektor Publik di Indonesia KPK-WDU (2012)
Ilmu Pengetahuan Sosial
293
Nama Lengkap
: Dr
. Arie Sujito, S. Sos, M. Si.
Telp. Kantor/HP
:
0274-563362/ 0811256702
: ar
Akun Facebook
:
A
rie Djito
Alamat Kantor
:
D
epartemen Sosiologi FISIPOL Universitas Gadjah Mada, Jl.
Sosio Yustisia, 2 Kampus Bulakmusumur Yogyakarta
Bidang Keahlian :
S
osiologi Politik, Sosiologi Pembangunan
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1.
1988–sek
arang
: D
osen di Departemen Sosiologi UGM
2.
1988–sek
arang
: P
eneliti Institute for Research and Empowerment
Yogyakarta
3.
2010–sek
arang
: P
eneliti Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan Universitas
G
adjah Mada
4.
2013–sek
arang
: sekjen I
katan Sosiologi Indonesia
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1.
S3: F
akultas ISIPOL/jurusan SOSIOLOGI/program PASCASARJANA (Lulus
Tahun 2015)
2.
S2: F
akultas ISIPOL/jurusan SOSIOLOGI/program PASCASARJANA (Lulus
Tahun 2004)
3.
S1: F
akultas ISIPOL/jurusan SOSIOLOGI/program PASCASARJANA (Lulus
Tahun 1997)
Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):
-
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1.
P
endidikan Politik untuk Kelompok Marginal dalam Pemilu (2014)
2.
A
nalisis Kecurangan Pemilu 2014 (2014)
3.
E
ditor Pengelolaan Aset dan Keuangan Desa (2014)
4.
G
eliat Negeri Menata diri (2013)
5.
M
utiara Perubahan dari Indonesia Timur (2013)
6.
Negar
a Sibuk Rakyat Terpuruk (2012)
7.
P
endangkalan Politik (2012)
8.
P
emuda Pasca Orde Baru (2012)
9.
P
erempuan dan Politik, Pemilu 2009 (2009)
10.
Jalan P
anjang Advokasi Kebijakan (2009)
11.
Kebijak
an Sosial dari Daerah (2009)
294 Kelas VIII SMP/MTs
Nama Lengkap
: Baha` Uddin, S.S., M.Hum.
T
elp. Kantor/HP
:
0274-513096/081226563523
: bahauddin@ug
m.ac.id
Akun Facebook
:
fac
ebook.com/bahauddin.ugm
Alamat Kantor
:
F
akultas Ilmu Budaya UGM, Jl. Sosio-Humaniora No. 1
Bulaksumur Yogyakarta
Bidang Keahlian :
S
ejarah
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1.
1998–sek
arang
: S
taf Peneliti, Pusat Studi Korea UGM
2.
1999–sek
arang
: S
taf Pengajar, Jurusan Sejarah, FIB-UGM
3.
2000–2001
: S
taf Peneliti Pusat Manajemen Kesehatan Pelayanan
Keseha
tan FK-UGM
4.
2005
: S
taf Dewan Kebudayaan Prop. DIY
5.
2013–2015
: R
eviewer Buku Pelajaran Sejarah Kurikulum 2013
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1.
S2: P
rogram Pascasarjana/Program Studi Humaniora/Universitas Gadjah
Mada (2000–2005)
2.
S1: F
akultas Sastra/Jurusan Sejarah/Prodi Ilmu Sejarah/Universitas Gadjah
Mada (1993–1998)
Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):
1.
P
enelaah Buku Pelajaran Sejarah Indonesia Kelas XI SMALB Kurikulum 2013
(2015)
2.
P
enelaah Buku Pelajaran Sejarah Indonesia Kelas X SMALB Kurikulum 2013
(2015)
3.
P
enelaah Buku Non-Teks IPS dan Sejarah Kurikulum 2013 (2014)
4.
P
enelaah Buku Palajaran Sejarah Kelas XII Kurikulum 2013 (2014)
5.
P
enelaah Buku Palajaran Sejarah Kelas XI Kurikulum 2013 (2013)
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1.
Ensik
lopedi Budaya Kabupaten Kulonprogo (2015)
2.
K
ajian Hari Jadi Daerah Istimewa Yogyakarta (2015)
3.
Bangsa
wan Terbuang: Studi Tentang Transformasi Identitas Bangsawan
Jawa di Ambon 1718-1980an (2014)
4.
P
emetaan Daerah Rawan Konflik Sosial di DIY (2013)
5.
W
esternisasi dan Paradoks Kebudayaan: Elit Istana Jawa Pada Masa Paku
Alam V (1878-1900) (2013)
Ilmu Pengetahuan Sosial
295
Nama Lengkap
: R
egina Niken Wilantari
Telp. Kantor/HP
:
08123456290
: r
Akun Facebook
:
-
A
lamat Kantor
:
F
akultas Ekonomi, Universitas Jember,
Jl. Kalimantan no 37 Jember
Bidang Keahlian :
I
lmu Ekonomi
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1.
2001–sek
arang
: D
osen jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
Univ
ersitas Jember
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1.
S3: P
rogram Doktoral, Universitas Padjajaran, Bandung (2006-2011)
2.
S2: M
agister Sains, Ilmu Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(1999-2001)
3.
S1: S
arjana Ekonomi, Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan, Universitas
Jember (1993-1997)
Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):
1.
Buk
u Teks IPS K-13 kelas XI SMA/MA
2.
Buk
u Teks IPS K-13 kelas XII SMA/MA
3.
Buk
u Teks IPS K-13 kelas X SMA/MA
4.
Buk
u teks IPS SMP
5.
Buk
u Nonteks Pelajaran
6.
Buk
u teks SMK
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1.
M
odel
New Keynesian
sebagai strategi kebijakan dalam mengatasi dampak
perubahan harga minyak dunia (2015)
2.
K
ajian Rantai Pasokan dan Pemasaran Pangan Kabupaten Jember (2015)
3.
A
nalisis Peningkatan Produk Derivat/Turunan Tebu (Pdt) dan Implementasi
Tehnologi Berdasarkan Produk Derivat Menggunakan Sistem Informasi
Geografis (SIG) (2014)
4.
P
emetaan Kebijakan Anggaran dan Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten
Bondowoso Sebagai Strategi dalam Meyongsong Masyarakat Ekonomi
ASEAN (2014)
5.
Kon
tribusi Sektor Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
Kebijakan Pengembangannya di Kabupaten Jember (2013)
296 Kelas VIII SMP/MTs
Nama Lengkap
: N
irdukita Ratnawati, ME
Telp. Kantor/HP
:
021-5663232 e
xt 8312/ 0811-2572-811, 0858-9149-1818
: nir
Akun Facebook
:
-
A
lamat Kantor
:
FEB Univ
ersitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No 1 Grogol, Jakarta
Barat
Bidang Keahlian :
Ekonomi
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1.
1993–sek
arang
: D
osen Tetap di FEB Universitas Trisakti
2.
2004–2008
: S
ekretaris Prodi S1 Ekonomi Pembangunan FEB
Univ
ersitas Trisakti
3.
2008–sek
arang
: S
ekretaris Tim Jaminan Mutu Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univ
ersitas Trisakti
4.
2011–sek
arang
: A
nggota Tim Audit Badan Pembinaan dan Pengembangan
Jaminan Mutu (BPPJM) Univeristas Trisakti
5.
2014–sek
arang
: Ketua M
ajelis Jurusan Ilmu Ekonomi FEB Universitas
Trisakti
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1.
S3: Islamic E
conomic and Finance (IEF), Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Trisakti (tahun masuk: 2012–sedang menulis disertasi)
2.
S2: I
lmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
(1994–2000)
3.
S1: I
lmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, FEB Universitas Gadjah Mada
(1986–1992)
Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):
1.
IPS un
tuk SMP Kelas VII, VIII dan IX (2016)
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1.
P
eran Aspek Sosial-Ekonomi dan Pembiayaan Syariah terhadap Produk
Domestik Bruto UMKM (2014)
2.
Hubungan K
ausalitas Diterminan Permintaan Sukuk Ritel di Indonesia
(2013)
3.
P
erancangan Integrasi Sistem Manajemen Pengetahuan dan Sistem
Pendukung Keputusan Berbasis Web pada Rantai Pasok Beras DKI Jakarta,
tahun ke-2 (Penelitian Prioritas Nasional Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011–2025) (2013)
4.
P
enyusunan Masterplan Pengembangan Kawasan Perdesaan Terpadu
(2012)
Ilmu Pengetahuan Sosial
297
Nama Lengkap
: R
akhmat Hidayat, Ph.D.
Telp. Kantor/HP
:
021-47882118/ 08118899318
: hida
Akun Facebook
:
r
akhmat_haikal
Alamat Kantor
:
K
ampus UNJ Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur
Bidang Keahlian :
S
osiologi
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1.
2004–sek
arang
: D
osen Prodi Sosiologi, Universitas Negeri Jakarta UNJ
2.
2013–sek
arang
: P
embina MGMP Sosiologi DKI Jakarta dan Provinsi Lampung
3.
2014–2015
: Ketua Labor
atorium Sosiologi UNJ
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1.
S3: Univ
ersite Lumiere Lyon 2 Prancis /Sosiologi (Lulus Tahun 2014)
2.
S2: D
epartemen Sosiologi FISIP UI (Lulus Tahun 2008)
3.
S1: P
rodi Sosiologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto (Lulus
Tahun 2002)
Judul Buku yang Pernah Ditelaah (10 Tahun Terakhir):
1.
S
osiologi Pendidikan Emile Durkheim (2014)
2.
P
edagogi Kritis: Sejarah, Perkembangan dan, Pemikiran (2013)
3.
P
engantar Sosiologi Kurikulum (2011)
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1.
Konseptualisasi
Pemikiran Pedagogi Revolusioner dalam Pandangan Peter
McLaren (2015)
2.
P
emetaan Sosial PT Antam Logam Mulia (2015)
3.
P
olitik Pendidikan Tinggi Indonesia Pasca Orde Baru: Reformasi Tata Kelola
Dalam Perspektif
New Public Management
(2011)
4.
Sur
vey Sekolah Inklusi dan RSBI (2010)
5.
S
tudi Pembiayaan Pendidikan Dasar 2010 (2010)
6.
Dinamik
a Sosial Gerakan Guru di Indonesia Pasca Orde Baru (2009)
7.
Kon
testasi Kekuasaan dalam Kurikulum:Critical Discourse Analysis terhadap
Kurikulum Sosiologi SMA dan Buku Pelajaran Sosiologi berdasarkan
Kurikulum 2006 dan 1984 (2008)
8.
T
ransformation Development Index
(TDI) Wahana Visi Indonesia (2008)
9.
W
arung Hik sebagai Gejala Sektor Informal Perkotaan: Studi tentang Pola
Adaptasi Sosial Warung Hik di Jakarta Timur (2008)
298 Kelas VIII SMP/MTs
Profil Editor
Nama Lengkap
:
R
ikardus Rahmat, S.S., M.Pd.
Telp. Kantor/HP
:
(021) 8708512
:
Akun Facebook
:
R
ikard Rahmat
Alamat Kantor
:
Jln. H. Baping R
aya No. 100, Ciracas, Jak Timur, 13740
Bidang Keahlian:
I
lmu Peng sosial, Pend Kewarganegaraan, Sejarah
Riwayat pekerjaan/profesi dalam 10 tahun terakhir:
1.
2002 – (sek
arang): Editor di Penerbit Erlangga.
Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:
1.
S2: F
akultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pendidikan,
Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Pelita Harapan/UPH
(2008–2010)
2.
S1: Jurusan F
ilsafat Sosial, Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta
(1998–2002)
Judul Buku yang Pernah Diedit (10 Tahun Terakhir):
1.
Budiy
anto.
Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Jilid 1-3
(Kurikulum
2006)
. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004.
2.
Bambang Sut
eng, dkk.
Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA Jilid 1-3
(Kurikulum 2006)
. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005.
3.
S
aptono. Pendidikan
Kewarganegaraan untuk SMP Jilid 1-3
(Kurikulum
2006)
. Jakarta: Penerbit Phibeta, 2004.
4.
S
aronji Dahlan, Asy’ari.
Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP Jilid 1-3
(Kurikulum 2006
). Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004.
5.
T
im Bina Karya Guru.
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD (Kurikulum 2006).
Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006.
6.
R
atna Hapsari, M. Adil.
Sejarah Indonesia untuk SMA Jilid 1-3 (Kurikulum
2013)
. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2013.
7.
R
atna Hapsari, M. Adil.
Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK/MAK Jilid
1-3 (Kurikulum 2013).
Jakarta: Penerbit Erlangga, 2013.
8.
Y
uyus Kardiman, dkk.
Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMK/MAK Jilid
1-3 (Kurikulum 2013)
. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2013.
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Tidak ada
TIDAK
MEMAKAI
NARKOBA
BUKAN
BERARTI
TIDAK GAUL
300 Kelas VIII SMP/MTs
Catatan
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
ISBN:
978-602-282-325-4 (jilid lengkap)
978-602-282-327-8 (jilid 2)
Ilmu Pengetahuan Sosial
•
Kelas VIII SMP/MTs
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
2017
HET
ZONA 1
ZONA 2
ZONA 3
ZONA 4
ZONA 5
Rp
21.200
Rp
22.100
Rp
23.000
Rp
24.700
Rp
31.800
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas VIII SMP/MTs
Secara umum, tujuan pembelajaran IPS adalah menjadikan peserta didik sebagai
warga negara yang baik, mampu memahami, menganalisis, dan ikut memecahkan
masalah-masalah sosial kemasyarakatan, dengan berbagai karakter yang
berdimensi spiritual, personal, sosial, dan intelektual. Buku Mata Pelajaran IPS ini
disusun untuk membantu proses pembelajaran IPS untuk mencapai Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar dalam Kerangka Dasar dan Struktur Kuriulum 2013.
Buku ini terdiri atas 4 tema. Tema 1 terdiri atas 4 subtema, tema 2 terdiri atas 5
subtema, tema 3 terdiri atas 5 subtema, dan tema 4 terdiri atas 4 subtema.
Pembagian tema menjadi beberapa subtema dimaksudkan untuk mempermudah
peserta didik memahami dan mengaitkan konsep-konsep yang terdapat pada
masing-masing tema maupun subtema untuk mencapai Kompetensi Dasar.
Pembahasan pada setiap tema dan subtema dalam buku ini diawali dengan
pengamatan terhadap fenomena, dan diikuti aktivitas yang harus dikerjakan
peserta didik dalam bentuk LKS. Hal ini diharapkan dapat mendorong
keingintahuan peserta didik terhadap tema yang dipelajari. Pembahasan
dilanjutkan dengan uraian untuk membantu peserta didik mengkonstruksi materi
yang dipelajari dalam tema tersebut. Dengan model pengorganisasian
tersebut, diharapkan peserta didik mendapatkan kemudahan untuk
mencapai kompetensinya terkait dengan mata pelajaran IPS.
Di akhir pembahasan tema diberikan aktivitas kelompok, rangkuman, uji
kompetensi (meliputi aspek sikap, pengetahuan, keterampilan) dan reeksi.
Dengan cara ini, diharapkan peserta didik dapat mencapai kompetensi pada aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai tujuan pembelajaran IPS secara
optimal.
SMP/MTs
KELAS
VIII